visitaaponce.com

PESTA budaya bertema Kita Satu berlangsung di Tembagapura, Papua, selama dua hari berturut-turut pada 5-6 Agustus 2023. Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian perayaan HUT ke-78 RI. Rangkaian acara diisi oleh penampilan seni tari adat dan kuliner khas daerah-daerah se-Indonesia dari Sabang sampai Merauke. 

Tarian rakyat tersebut dibawakan oleh berbagai divisi kepegawaian anggota Grup Mind Id PT Freeport Indonesia (PTFI). Selain itu, ada pesta kuliner Nusantara yang menyajikan makanan khas daerah-daerah dari Sabang sampai Merauke dihidangkan di acara Pesta Budaya Kita Satu.

Kuliner khas daerah seperti gudeg Yogyakarta, nasi liwet dan karedok Jawa Barat, Kapurung Toraja, hingga papeda Papua pun disajikan di beberapa stand makanan untuk dicicipi peserta juga tamu Pesta Budaya Kita Satu. Pesta kuliner tersebut untuk mengobati kerinduan pada kampung halaman keluarga besar PTFI.

Baca juga: Hari Tanpa Hujan, BMKG Ingatkan Potensi Karhutla

Sekretaris Perusahaan BUMN Holding Industri Pertambangan Mind Id, Heri Yusuf, mengatakan tema Kita Satu memiliki makna semangat dalam berkolaborasi untuk membangun negeri, menguatkan toleransi, dan merayakan keberagaman dalam persatuan sebagai bagian dari kebinekaan. "Kebinekaan keluarga besar PT Freeport Indonesia berasal dari beragam latar belakang suku adat budaya Indonesia. Melalui kegiatan pesta budaya Kita Satu ini merupakan bagian dari komitmen Grup Mind Id dalam memberikan nilai tambah untuk Indonesia," ucap Heri Yusuf dalam keterangan resmi, Minggu (13/8/2023). 

Keluarga besar Freeport yang memiliki latar belakang berasal dari berbagai daerah tampak guyub dan khidmat melaksanakan kegiatan itu. "Ini sesuatu yang luar biasa. Kita butuh semangat dari semua pihak paguyuban, karyawan, semua stakeholders sehingga Freeport di Tanah Papua bisa maju bersama dengan Indonesia," kata Yopi Komara, perwakilan dari Paguyuban Mitra Riung Gunung.

Baca juga: Pemerintah Provinsi Sulteng Fokus Tekan Stunting

Sejumlah tarian khas daerah ditampilkan dalam helatan pesta budaya tersebut. Di antaranya tarian asal Kalimantan Selatan Baksa Kembang yang ditampilkan Komunitas Kalimantan Tembagapura. Ada pula tarian khas Nusa Tenggara Timur yakni tarian Ja I dan Gemu Famire yang dibawakan oleh karyawan PTFI dari Divisi Concentrating. Tarian tersebut mencerminkan tentang keceriaan, kesenangan, dan kegembiraan masyarakat dalam penyambutan hasil panen.

Kepala Divisi Geoengineering dan Environmental PTFI, Benie Agusta, menyatakan bahwa tema kemerdekaan yang diusung pihaknya pada tahun ini berarti kita harus bersatu. Ini karena PTFI ialah miniatur dari Nusantara sehingga harus bersatu untuk membangun bangsa ini dari wilayah timur. (Z-2)