visitaaponce.com

Surat Al-Mulk Arab, Latin, Arti, dan Keutamaan

Surat Al-Mulk: Arab, Latin, Arti, dan Keutamaan
Keutamaan Surat Al-Mulk.(Dok Instagram Yayasan Shekh Ali Jaber.)

SURAT Al-Mulk merupakan surat ke-67 dalam Al-Qur'an. Surat dengan nama lain Al-Mani'ah (Yang Mencegah) itu mengandung pesan tentang kekuasaan Allah terhadap ciptaannya, ihsan dalam beribadah, dan rasa takut yang mencegah dari maksiat.

Surat Al-Mulk terdiri dari 30 ayat dan termasuk dalam golongan surat Makiyyah, diturunkan setelah surat At-Thur. Namanya diambil dari kata Al-Mulk yang berarti kekuasaan atau kerajaan. 

Dalam surat ini, Allah dijelaskan sebagai penguasa langit dan bumi beserta segala rahasia di dalamnya. Selain sebagai kekuasaan atau kerajaan, surat Al-Mulk juga disebut At-Tabaarak yang berarti maha suci.

Baca juga: Al-Fatihah: Kandungan, Keutamaan, Terjemahan, dan Tafsirnya

Salah satu keutamaan membaca surat Al-Mulk ialah perlindungan pada hari kiamat. Orang yang membacanya akan memohon kepada Allah untuk menyelamatkan para penghafal surat ini dari siksa api neraka.

Surat ini mengandung penjelasan tentang langit, bumi, dan segala rahasia di dalamnya sebagai kekuasaan Allah SWT. Membacanya setiap hari membawa keutamaan dan keistimewaan tersendiri bagi pembacanya.

Baca juga: Surat Al-Ikhlas dan Terjemahannya, Penyebab Turun, Tafsir Sifat Allah

Dengan pesan-pesan yang mendalam dan keutamaannya yang luar biasa, Surat Al-Mulk menjadi bagian yang tak terpisahkan dari ajaran Al-Qur'an, memberikan petunjuk hidup yang penuh hikmah bagi umat Muslim.

Bacaan Surat Al Mulk: Arab, Latin, Arti

تَبٰرَكَ الَّذِىۡ بِيَدِهِ الۡمُلۡكُ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرُۙ‏

1. Tabaarakal ladzii biyadihil mulku wa huwa 'alaa kulli syai in qadiir.

 Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.

اۨلَّذِىۡ خَلَقَ الۡمَوۡتَ وَالۡحَيٰوةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ اَيُّكُمۡ اَحۡسَنُ عَمَلًا ؕ وَهُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡغَفُوۡرُۙ‏

2. Alladzii khalaqal mawta walhayaata liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amalaa  wa huwal 'aziizul ghafuur.

Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.

الَّذِىۡ خَلَقَ سَبۡعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًا‌ ؕ مَا تَرٰى فِىۡ خَلۡقِ الرَّحۡمٰنِ مِنۡ تَفٰوُتٍ‌ ؕ فَارۡجِعِ الۡبَصَرَۙ هَلۡ تَرٰى مِنۡ فُطُوۡرٍ

3. Alladzii khalaqa sab'a samaawaatin thibaaqaa. Maa taraa fii khalqir rahmaani min tafaawut. Farji'il bashara hal taraa min futhuur.

Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?

ثُمَّ ارۡجِعِ الۡبَصَرَ كَرَّتَيۡنِ يَنۡقَلِبۡ اِلَيۡكَ الۡبَصَرُ خَاسِئًا وَّهُوَ حَسِيۡرٌ‏

4. Tsummar ji'il bashara karrataini yanqalib ilaikal basharu khaasi aw wa huwa hasiir.

Kemudian ulangi pandangan(mu) sekali lagi (dan) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih.

وَلَـقَدۡ زَيَّـنَّا السَّمَآءَ الدُّنۡيَا بِمَصَابِيۡحَ وَجَعَلۡنٰهَا رُجُوۡمًا لِّلشَّيٰطِيۡنِ‌ وَاَعۡتَدۡنَا لَهُمۡ عَذَابَ السَّعِيۡرِ

5. Wa laqad zaiyannas samaaa ad dunyaa bimashaa biiha wa ja'alnaahaa rujuumal lisy syayaathiini wa a'tadnaa lahum 'azaabas sa'iir.

Dan sungguh, telah Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikannya (bintang-bintang itu) sebagai alat-alat pelempar setan dan Kami sediakan bagi mereka azab neraka yang menyala-nyala.

وَلِلَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا بِرَبِّهِمۡ عَذَابُ جَهَنَّمَ‌ؕ وَبِئۡسَ الۡمَصِيۡرُ

6. Wa lilladziina kafaruu bi rabbihim 'adzaabu jahannama wa bi' sal mashiir.

Dan orang-orang yang ingkar kepada Tuhannya akan mendapat azab Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.

اِذَاۤ اُلۡقُوۡا فِيۡهَا سَمِعُوۡا لَهَا شَهِيۡقًا وَّهِىَ تَفُوۡرُۙ

7. Idzaaa ulquu fiihaa sami'uu lahaa syahiiqaw wa hiya tafuur.

Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu membara,

تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الۡغَيۡظِ‌ؕ كُلَّمَاۤ اُلۡقِىَ فِيۡهَا فَوۡجٌ سَاَلَهُمۡ خَزَنَـتُهَاۤ اَلَمۡ يَاۡتِكُمۡ نَذِيۡرٌ‏

8. Takaadu tamayyazu minal ghaiz. Kullamaaa ulqiya fiihaa fawjun sa alahum khazanatuhaaa alam ya' tikum nadziir.

Hampir meledak karena marah. Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir) dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, "Apakah belum pernah ada orang yang datang memberi peringatan kepadamu (di dunia)?"

قَالُوۡا بَلٰى قَدۡ جَآءَنَا نَذِيۡرٌ فَكَذَّبۡنَا وَقُلۡنَا مَا نَزَّلَ اللّٰهُ مِنۡ شَىۡءٍ ۖۚ اِنۡ اَنۡتُمۡ اِلَّا فِىۡ ضَلٰلٍ كَبِيۡرٍ

9. Qaaluu balaa qad jaa anaa nadziirun fakadzzabnaa wa qulnaa maa nazzalallaahu min syai in in antum illaa fii dhalaalin kabiir.

Mereka menjawab, "Benar, sungguh, seorang pemberi peringatan telah datang kepada kami, tetapi kami mendustakan(nya) dan kami katakan, 'Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun, kamu sebenarnya di dalam kesesatan yang besar.'"

وَقَالُوۡا لَوۡ كُنَّا نَسۡمَعُ اَوۡ نَعۡقِلُ مَا كُنَّا فِىۡۤ اَصۡحٰبِ السَّعِيۡرِ‏

10. Wa qaaluu law kunnaa nasma'u aw na'qilu maa kunnaa fii ash haabis sa'iir.

Dan mereka berkata, "Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala."

فَاعۡتَرَفُوۡا بِذَنۡۢبِهِمۡ‌ۚ فَسُحۡقًا لِّاَصۡحٰبِ السَّعِيۡرِ

11. Fa'tarafuu bidzambihim fasuhqal li ash haabis sa'iir.

Maka mereka mengakui dosanya. Tetapi jauhlah (dari rahmat Allah) bagi penghuni neraka yang menyala-nyala itu.

اِنَّ الَّذِيۡنَ يَخۡشَوۡنَ رَبَّهُمۡ بِالۡغَيۡبِ لَهُمۡ مَّغۡفِرَةٌ وَّاَجۡرٌ كَبِيۡرٌ‏

12. Innal ladziina yakhsyawna rabbahum bilghaibi lahum maghfiratuw wa ajrun kabiir.

Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak terlihat oleh mereka, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar.

وَاَسِرُّوۡا قَوۡلَـكُمۡ اَوِ اجۡهَرُوۡا بِهٖؕ اِنَّهٗ عَلِيۡمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُوۡرِ

13. Wa asirruu qawlakum awijharuu bihii innahuu 'aliimum bidzaatish shuduur.

Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati.

اَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَۗ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ

14. Alaa ya'lamu man khalaq. Wa huwal lathiiful khabiir.

Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui.

هُوَ الَّذِىۡ جَعَلَ لَـكُمُ الۡاَرۡضَ ذَلُوۡلًا فَامۡشُوۡا فِىۡ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوۡا مِنۡ رِّزۡقِهٖ‌ؕ وَاِلَيۡهِ النُّشُوۡرُ

15. Huwal ladzii ja'ala lakumul ardha dzaluulan famsyuu fii manaakibihaa wa kuluu mir rizqihii wa ilaihin nusyuur.

Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. 

ءَاَمِنۡتُمۡ مَّنۡ فِىۡ السَّمَآءِ اَنۡ يَّخۡسِفَ بِكُمُ الۡاَرۡضَ فَاِذَا هِىَ تَمُوۡرُۙ‏

16. A amintum man fissamaaa i ayyakhsifa bi kumul ardha fa idzaa hiya tamuur.

Sudah merasa amankah kamu bahwa Dia yang di langit tidak akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang?

اَمۡ اَمِنۡتُمۡ مَّنۡ فِى السَّمَآءِ اَنۡ يُّرۡسِلَ عَلَيۡكُمۡ حَاصِبًا‌ ؕ فَسَتَعۡلَمُوۡنَ كَيۡفَ نَذِيۡرِ

17. Am amintum man fissamaaa i ayyursila 'alaikum haashiban fasata'lamuuna kaifa nadziir.

Atau sudah merasa amankah kamu bahwa Dia yang di langit tidak akan mengirimkan badai yang berbatu kepadamu? Namun kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku.

وَلَـقَدۡ كَذَّبَ الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِهِمۡ فَكَيۡفَ كَانَ نَكِيۡرِ

18. Wa laqad kadzzabal ladziina min qablihim fakaifa kaana nakiir.

Dan sungguh, orang-orang yang sebelum mereka pun mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka betapa hebatnya kemurkaan-Ku!

اَوَلَمۡ يَرَوۡا اِلَى الطَّيۡرِ فَوۡقَهُمۡ صٰٓفّٰتٍ وَّيَقۡبِضۡنَؕؔ ۘ مَا يُمۡسِكُهُنَّ اِلَّا الرَّحۡمٰنُ‌ؕ اِنَّهٗ بِكُلِّ شَىۡءٍۢ بَصِيۡرٌ

19. Awalam yaraw ilat thairi fawqahum shaaaffaatiw wa yaqbidhn. Maa yumsikuhunna illar rahmaan. Innahuu bikulli syai im bashiir.

Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu.

اَمَّنۡ هٰذَا الَّذِىۡ هُوَ جُنۡدٌ لَّكُمۡ يَنۡصُرُكُمۡ مِّنۡ دُوۡنِ الرَّحۡمٰنِ‌ؕ اِنِ الۡكٰفِرُوۡنَ اِلَّا فِىۡ غُرُوۡرٍ‌ۚ

20. Amman haadzal ladzii huwa jundul lakum yanshurukum min duunir rahmaan. Inilkaafiruuna illaa fii ghuruur.

Atau siapakah yang akan menjadi bala tentara bagimu yang dapat membelamu selain (Allah) Yang Maha Pengasih? Orang-orang kafir itu hanyalah dalam (keadaan) tertipu.

اَمَّنۡ هٰذَا الَّذِىۡ يَرۡزُقُكُمۡ اِنۡ اَمۡسَكَ رِزۡقَهٗ‌ ۚ بَلۡ لَّجُّوۡا فِىۡ عُتُوٍّ وَّنُفُوۡرٍ

21. Amman haadzal lazii yarzuqukum in amsaka rizqah. Bal lajjuu fii 'utuwwiw wa nufuur.

Atau siapakah yang dapat memberimu rezeki jika Dia menahan rezeki-Nya? Bahkan mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri (dari kebenaran).

اَفَمَنۡ يَّمۡشِىۡ مُكِبًّا عَلٰى وَجۡهِهٖۤ اَهۡدٰٓى اَمَّنۡ يَّمۡشِىۡ سَوِيًّا عَلٰى صِرَاطٍ مُّسۡتَقِيۡمٍ

22. Afamay yamsyii mukibban 'alaa wajhihii ahdaaa ammay yamsyii sawiyyan 'alaa shiraathim mustaqiim.

Apakah orang yang merangkak dengan wajah tertelungkup yang lebih terpimpin (dalam kebenaran) ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?

قُلۡ هُوَ الَّذِىۡۤ اَنۡشَاَكُمۡ وَجَعَلَ لَـكُمُ السَّمۡعَ وَالۡاَبۡصَارَ وَ الۡاَفۡـــِٕدَةَ ‌ ؕ قَلِيۡلًا مَّا تَشۡكُرُوۡنَ

23. Qul huwal ladzii ansya akum wa ja'ala lakumus sam'a wal abshaara wal af idata qaliilam maa tasykuruun.

Katakanlah,  "Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani bagi kamu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur."

قُلۡ هُوَ الَّذِىۡ ذَرَاَكُمۡ فِى الۡاَرۡضِ وَاِلَيۡهِ تُحۡشَرُوۡنَ

24. Qul huwal ladzii dzara akum fil ardhi wa ilaihi tuhsyaruun.

Katakanlah, "Dialah yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi dan hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan."

وَيَقُوۡلُوۡنَ مَتٰى هٰذَا الۡوَعۡدُ اِنۡ كُنۡتُمۡ صٰدِقِيۡنَ‏

25. Wa yaquuluuna mataa haazal wa'du in kuntum shaadiqiin.

Dan mereka berkata, "Kapan (datangnya) ancaman itu jika kamu orang yang benar?"

قُلۡ اِنَّمَا الۡعِلۡمُ عِنۡدَ اللّٰهِۖ وَاِنَّمَاۤ اَنَا نَذِيۡرٌ مُّبِيۡنٌ‏

26. Qul innamal 'ilmu 'indallaahi wa innamaaa ana nadziirum mubiin.

Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya ilmu (tentang hari Kiamat itu) hanya ada pada Allah. Dan aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan."

فَلَمَّا رَاَوۡهُ زُلۡفَةً سِیْٓــَٔتۡ وُجُوۡهُ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا وَقِيۡلَ هٰذَا الَّذِىۡ كُنۡتُمۡ بِهٖ تَدَّعُوۡنَ‏

27. Falammaa ra awhu zulfatan siii at wujuuhul ladziina kafaruu wa qiila haadzal ladzii kuntum bihii tadda'uun.

Maka ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat) sudah dekat, wajah orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka), "Inilah (azab) yang dahulunya kamu minta."

قُلۡ اَرَءَيۡتُمۡ اِنۡ اَهۡلَـكَنِىَ اللّٰهُ وَمَنۡ مَّعِىَ اَوۡ رَحِمَنَا ۙ فَمَنۡ يُّجِيۡرُ الۡكٰفِرِيۡنَ مِنۡ عَذَابٍ اَلِيۡمٍ

28. Qul ara aytum in ahlakaniyallaahu wa mam ma'iya aw rahimanaa famay yujiirul kaafiriina min 'adzaabin aliim.

Katakanlah (Muhammad), "Tahukah kamu jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersamaku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk surga), lalu siapa yang dapat melindungi orang-orang kafir dari azab yang pedih?"

قُلۡ هُوَ الرَّحۡمٰنُ اٰمَنَّا بِهٖ وَعَلَيۡهِ تَوَكَّلۡنَا‌ۚ فَسَتَعۡلَمُوۡنَ مَنۡ هُوَ فِىۡ ضَلٰلٍ مُّبِيۡنٍ

29. Qul huwar rahmaanu aamannaa bihii wa 'alaihi tawakkalnaa fasata'lamuuna man huwa fii dhalaalim mubiin.

Katakanlah, "Dialah Yang Maha Pengasih, kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya kami bertawakal. Maka kelak kamu akan tahu siapa yang berada dalam kesesatan yang nyata."

قُلۡ اَرَءَيۡتُمۡ اِنۡ اَصۡبَحَ مَآؤُكُمۡ غَوۡرًا فَمَنۡ يَّاۡتِيۡكُمۡ بِمَآءٍ مَّعِيۡنٍ

30. Qul ara aytum in ashbaha maaa ukum ghawran famayya' tiikum bimaaa im ma'iin.

 Katakanlah (Muhammad), "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering, maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir?"

Keutamaan membaca Surat Al-Mulk

Setelah memahami Al-Mulk surat ke-67 dan kandungannya, kita juga perlu mengetahui bahwa bagi umat yang membaca 30 ayatnya secara rutin dengan hati yang tulus dan penuh keyakinan, akan mendapatkan segudang keutamaan. Berikut keutamaan dari surat Al-Mulk ayat 1-30.

1. Dijauhkan dari maksiat.

Syaikh As Sa'di menjelaskan bahwa orang-orang yang taat kepada Allah memiliki ketakutan kepada-Nya dalam segala keadaan, bahkan hingga pada situasi tidak ada yang mengetahui amalan mereka selain Allah. Mereka menjauhi perbuatan maksiat, baik dalam kesunyian maupun di hadapan orang lain, serta tetap konsisten dalam ketaatan mereka.

Baca juga: Ayat Kursi dengan Terjemahan dan Tafsir Sekilas

Dalam Surat Al-Mulk ayat 12, Allah menyatakan bahwa orang-orang yang takut kepada Tuhannya, yang tidak terlihat oleh mereka, akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar. Ayat ini menggarisbawahi pentingnya ketakwaan dan rasa takut kepada Allah dalam meraih ampunan dan keberkahan yang luar biasa.

Surat Al-Mulk juga menjelaskan bahwa seorang Muslim yang taat kepada Allah ialah individu yang yakin pada keberadaan-Nya. Meskipun Allah tidak terlihat atau tampak, keyakinan tersebut mendorong mereka untuk menjalankan amalan-amalan kebaikan.

Baca juga: Urutan 30 Surat Juz Amma Lengkap Arab, Latin, dan Arti

Dengan membaca Surat Al-Mulk secara rajin, seseorang tidak hanya meningkatkan keyakinannya pada keberadaan Allah, tetapi juga merangsang hatinya untuk menjauhi perbuatan maksiat dan tindakan yang tidak disukai oleh Allah. 

2. Diberikan pahala berkali lipat.

Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Siapa pun yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur'an), dia akan mendapatkan satu kebaikan dan satu kebaikan itu setara dengan 10 kali lipatnya. Saya tidak mengatakan bahwa alif lam mim dihitung sebagai satu huruf, tetapi alif dihitung sebagai satu huruf, lam dihitung sebagai satu huruf, dan mim dihitung sebagai satu huruf." (HR At-Tirmidzi).

Dikutip dari buku Terjemah dan Fadjillah Majmu' Syarif, membaca Al-Mulk membawa kebaikan sebanyak 70 dan menghapuskan keburukan sebanyak 70 pula. "Affan memberitakan kepada kami, Hammad bins Salamah menceritakan kepada kami, Abu az-Zubair mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Dhamrah, dari Ka'b. Ia menyatakan, 'Barang siapa membaca Alif Laam Miim Tanziil (surat as-Sajdah) dan Tabaarakalladzii Biyadihil Mulku (surat Al-Mulk), akan dicatatkan baginya 70 kebaikan dan dihapuskan darinya 70 keburukan, serta dengan membaca kedua surat tersebut, derajatnya akan ditinggikan sebanyak tujuh puluh tingkatan.'"

3. Disayang oleh Rasulullah SAW.

Keistimewaan membaca Surat Al-Mulk bagi umat Islam ialah memperoleh rasa sayang Rasulullah SAW kepada mereka yang gemar membaca dan mengamalkan surat ini. Rasulullah SAW sangat menyukai hamba-hamba-Nya yang rajin berselawat dan mendalami makna Surat Al-Mulk. 

Beliau bahkan mengungkapkan kecintaan-Nya terhadap surat ini, dengan bersabda, "Saya menginginkan agar surat ini (Tabarakalladzi biyadihil mulk) ada di dalam hati setiap orang mukmin." (HR Al-Hakim).

Keutamaan ketiga dari Surat Al-Mulk ialah seorang Muslim yang membacanya akan mendapat kasih sayang dari Rasulullah. Selain menjadi objek kasih sayang dan perhatian Rasul, pembaca Surat Al-Mulk juga akan merasakan ketenangan di hati, memberikan kedamaian bagi mereka yang membacanya serta menghafalnya.

Sebagai impian bagi seorang Muslim, membahagiakan perasaan Nabi Muhammad SAW dapat diwujudkan melalui berbagai amalan, termasuk membaca Surat Al-Mulk. Umat Islam sering mengiringi bacaan dengan selawat yang dapat membuat hati Rasul senang. 

4. Selamat dari siksa kubur dan siksa neraka.

Membaca Surat Al-Mulk sebelum tidur memiliki keutamaan luar biasa, yaitu mampu menjauhkan seorang Muslim dari siksa kubur dan siksa neraka yang pedih.  Hal ini sesuai dengan hadis Abdullah bin Mas'ud yang menyatakan, "Barangsiapa membaca surat Tabarakalladzi bi yadihil mulk setiap malam, Allah 'azza wa jalla akan menjauhkannya dari azab kubur."

Dahulu, pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam (masih hidup), surat ini disebut sebagai Al-Mani'ah (penghindar/penghalang). "Sungguh, surat ini terdapat dalam Kitabullah, dan barangsiapa membacanya dalam suatu malam, ia telah berbuat banyak kebaikan.” (HR An-Nasai).

Sebelum manusia ditempatkan di antara surga dan neraka, mereka akan menjalani masa-masa dalam kubur. Ada yang akan mendapatkan siksaan di kubur sebagai pertanggungjawaban atas perbuatannya di dunia, tetapi ada juga yang akan mendapatkan kelapangan dalam kubur.

Dalam Islam, siksa kubur dianggap sebagai pengalaman yang sangat pedih, terutama bagi mereka yang tidak mempersiapkan diri dengan amalan-amalan yang baik.  Untuk menghindari siksa kubur yang pedih, seorang Muslim dapat meningkatkan amalan sunnah, salah satunya dengan membaca dan mengamalkan Surat Al-Mulk.

5. Mendapatkan syafaat dan diampuni dosanya.

Keutamaan membaca Surat Al-Mulk berikut ialah mendapatkan syafaat dan pengampunan dosa, sesuai dengan penjelasan dari Abu Hurairah yang meriwayatkan sabda Rasulullah.  Beliau bersabda, "Suatu surat dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 30 ayat memberikan syafaat kepada pembacanya, sehingga Allah mengampuni dosa orang tersebut, yaitu Surat Al-Mulk. Maha Suci Allah yang segala kerajaan berada di tangan-Nya." (HR Abu Dawud).

Membaca atau bahkan menghafal Surat Al-Mulk akan memberikan syafaat pada hari kiamat. Allah akan memberikan pertolongan kepada hamba-hamba-Nya melalui Rasulullah. Selain itu, bagi mereka yang senang membaca Surat Al-Mulk, dosa-dosanya akan diampuni.

6. Menaikkan derajat seseorang.

Allah telah menetapkan 30 kebaikan, memberikan 30 ampunan, dan meninggikan 30 derajat bagi setiap orang yang membaca Surat Al-Mulk. Keutamaan surat ini juga dijelaskan dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh Ad Dailami.

7. Mendapatkan pertolongan pada Hari Kiamat.

Tidak ada satu pun orang atau makhluk di dunia ini yang mengetahui waktu Hari Kiamat akan terjadi. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim yang beriman, sangat penting untuk mempersiapkan diri menghadapi Hari Kiamat yang akan datang.

Cara mempersiapkan diri ialah memperbanyak amalan, sehingga tidak akan ada penyesalan ketika Hari Kiamat tiba. Salah satu cara meningkatkan amalan tersebut ialah rajin membaca Al-Quran dan Surat Al-Mulk sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhkan diri dari segala perbuatan dosa. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat