visitaaponce.com

Keterbatasan Waktu Bonding Jadi Tantangan Ibu Modern, Ini Solusinya

Keterbatasan Waktu Bonding Jadi Tantangan Ibu Modern, Ini Solusinya
Ilustrasi(Ist)

Ibu memiliki multi peran yang tak ternilai dalam menjaga keutuhan keluarga - baik sebagai ibu rumah tangga maupun ibu bekerja. Keputusan seorang ibu untuk bekerja atau tidak bekerja dipengaruhi oleh berbagai faktor dan berpotensi menimbulkan stres yang tanpa disadari dapat menular pada anak dan berdampak negatif pada pola pengasuhan, pemenuhan kebutuhan anak, dan pembentukan kelekatan emosional antara ibu dan anak semakin terbatas.

Baca juga : Penuhi ASI untuk Bayi, Seorang Ibu Perlu Dukungan Suami dan Keluarga

Hal ini menjadi isu serius yang terus berkembang di kalangan ibu, di mana, porsi perhatian dan kasih sayang ibu terhadap anak menjadi kurang optimal sehingga dapat berimbas pada tumbuh kembangnya.

Baca juga : Ini Kiat Memilih Mainan dan Permainan untuk Anak di Tiap Usia Menurut Psikolog

Selain itu, kecemasan ibu dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti: munculnya ragam penyakit baru yang dapat menimpa anak, tumbuh kembang anak yang kurang baik, ketidakhadiran ibu di momen-momen berharga anak, penggunaan gadget terlalu dini pada anak, hingga kekhawatiran akan waktu yang berkualitas bersama anak semakin berkurang - mengganggu pikiran para ibu di Indonesia, baik yang bekerja maupun ibu rumah tangga.

Dilema pun dirasakan oleh Gina, seorang ibu yang memiliki anak usia 2 tahun dan bekerja sebagai akuntan di Jakarta, “Di tengah kesibukan yang saya jalankan, membuat kedekatan dengan anak kurang maksimal ya, karena ketika bekerja, saya dan suami sepakat menitipkan anak kami ke daycare. Walau selalu menyempatkan memeriksa kondisinya melalui komunikasi dengan pengasuh di daycare, rasanya berbeda, karena hanya bisa memantau dari jauh di waktu yang terbatas.”

“Ketika seorang ibu memilih bekerja, perlu disadari bahwa akan ada tantangan tersendiri. Data menunjukkan, meski keterlibatan ayah dalam proses pengasuhan meningkat, ibu tetap memegang porsi dan peranan yang lebih besar terkait kebutuhan anak dan domestik. Oleh sebab itu, penting bagi para ibu modern untuk menyadari dan menerima: tidak bisa semua yang kita harapkan sempurna di waktu bersamaan. Di waktu tertentu, anak menjadi prioritas, di waktu lain, pekerjaanlah yang jadi prioritasnya,” jelas Orissa Rinjani, Educational Psychologist.

Baca juga : Penuhi ASI untuk Bayi, Seorang Ibu Perlu Dukungan Suami dan Keluarga

Kendala terkait pembagian waktu yang tepat untuk menciptakan bonding time bersama anak menjadi masalah utama yang dialami oleh kebanyakan ibu modern yang produktif di rumah sebagai ibu rumah tangga atau pun di luar rumah sebagai ibu bekerja: "Bagaimana saya bisa menguatkan bonding antara saya dan si kecil dengan waktu yang singkat namun tetap berkualitas?”.

Berikut beberapa tips bonding melalui skin-to-skin contact antara ibu dan anak sebagai pedoman para ibu modern:

1. Mulailah skin-to-skin contact sejak awal. Sejak mengandung hingga melahirkan, ibu memiliki ikatan emosional yang unik dengan masing-masing anaknya. Maka mulailah usapan atau pijatan lembut segera setelah masa kelahiran untuk membantu menguatkan ikatan emosional, sekaligus kehangatan yang dikenal dan akan diingat oleh anak.

Baca juga : Buku 'Cass By The Garden - Love & Forgive': Kisah Perjalanan Bisnis Cassiopea Yap

2. Jadwalkan ritual skin-to-skin secara rutin dan konsisten untuk meningkatkan bonding yang kuat dengan sang anak. Manfaatkan momen pagi dan sore hari setelah mandi, serta waktu sebelum tidur, lanjutkan dengan membalurkan balsam khusus bayi dan anak untuk memberikan kehangatan yang lebih lama pada area leher, dada dan perut di atas pusar searah jarum jam, ditambah dengan pijatan halus pada punggung. Cukup luangkan waktu 15-20 menit setiap hari, dapat membantu membangun kebiasaan sehat dalam keluarga dan menciptakan momen kebersamaan keluarga serta ikatan emosional antara ibu dan anak - kehangatan abadi yang berkesan.

3. Berbicara yang lembut pada anak, pilih waktu yang tenang dan perhatikan kenyamanan ibu dan anak selama sesi skin-to-skin. Hindari kebisingan atau kegaduhan yang dapat mengganggu momen tersebut, gunakan pakaian yang nyaman dan pastikan  ruangan memiliki suhu yang nyaman bagi keduanya. Melalui usapan tangan ibu, ditambah dengan suara ibu, dapat memberikan rasa nyaman dan aman pada anak.

Ingatlah, bahwa setiap anak dan ibu memiliki kebutuhan yang berbeda. Yang terpenting adalah menciptakan momen skin-to-skin yang nyaman dan positif untuk semua pihak. “Sentuhan positif dari orang-orang terkasih, seperti menepuk, membelai, berpegangan tangan, menggelitik, memeluk, mencium dan membimbing anak secara fisik, terbukti dapat meningkatkan keintiman dan kedekatan psikologis dan fisik antar individu,” imbuh Orissa. Jadikan momen ini sebagai a touch to remember yang tak terlupakan dan tak tergantikan bagi anak. Kehangatan ini dapat menjadi fondasi rasa aman, percaya diri, dan warisan untuk anak di masa depan. (B-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat