visitaaponce.com

Ini Kiat Memilih Mainan dan Permainan untuk Anak di Tiap Usia Menurut Psikolog

Ini Kiat Memilih Mainan dan Permainan untuk Anak di Tiap Usia Menurut Psikolog
Ilustrasi mainan anak.(Antara)

BERMAIN adalah salah satu kegiatan utama yang memiliki manfaat bagi tumbuh kembang anak. Namun, jika tidak diarahkan dengan tepat, kegiatan bermain dapat menimbulkan perilaku dan kebiasaan buruk pada anak. Karena itu, orang tua harus bisa memilih jenis mainan dan permainan apa yang bisa dihadirkan untuk anak sesuai tahapan usianya agar dapat mendukung tumbuh kembangnya.

Psikolog Klinis dan Keluarga dari Universitas Gadjah Mada Pritta Tyas mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua dalam membantu anaknya mendapat manfaat positif dan kegiatan bermainnya sehari-hari. Di antaranya mereka dapat memilih dan menyimpan alat permainan sesuai dengan usia dan tahap tumbuh kembangnya, terutama untuk anak usia dini 3 hingga 8 tahun.

Pritta dalam sebuah diskusi di Jakarta pada Selasa, (18/7), mengatakan ada beberapa bagian perkembangan anak. Salah satunya adalah bagian perkembangan kemampuan bahasa sehingga orang tua disarankan memilih permainan yang mendorong anak untuk aktif berbicara.

Baca juga: Tumbuhkan Karakter Resilien pada Anak dengan Permainan Konstruktif

"Misalnya, bermain pura-pura menjadi dokter, masak-masakkan, main jual-beli, pokoknya sesuatu yang membuat mereka bercerita, mengarang sesuatu, dan belajar mengkomunikasikannya," kata Pritta.

Bagian perkembangan anak yang tidak boleh terlewat adalah bagian sosial emosional anak yang dapat dibentuk salah satunya ketika orang tua menemani anak bermain dan menjalin keakraban terhadap mereka.

Berikut ini tips terkait memilih permainan dan mainan bagi anak-anak menurut Prita.

1. Orang tua dapat terlibat aktif dengan memilih permainan yang dapat merangsang sisi sosial dan emosional mereka. Misalnya, permainan dengan mobil-mobilan, rumah-rumahan, dan lainnya.

2. Orang tua dapat bermain bersama anak untuk meningkatkan kedekatan dengan mereka, sehingga anak memiliki kepercayaan dan menganggap orang tua memiliki pandangan yang sama dengan mereka.

3. Permainan pada anak juga perlu mengedepankan pertumbuhan motorik, baik motorik kasar maupun motorik halus pada mereka.

Baca juga: Bangun Ikatan dengan Anak di Era Digital Lewat Main Bersama

4. Untuk anak usia dini, durasi permainan dengan gerakan yang dibutuhkan minimal tiga jam per hari.

5. Supaya motorik pada anak tetap terstimulasi dengan baik, orang tua dapat mengajak anak melakukan permainan yang membutuhkan gerakan. Misalnya, bermain puzzle agar motorik halus pada anak tetap terlatih, atau bermain sepeda di sekitar perumahan.

Tips Menyimpan Mainan

Setelah memilih permainan yang sesuai dengan usia anak, langkah berikutnya yang harus orang tua perhatikan adalah menyimpan alat permainan. Menurut Pritta, anak usia dini memiliki keterbatasan dalam beberapa hal, seperti ukuran tinggi badan dan kekuatan fisik yang mereka miliki.

Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan orang tua agar anak dapat dengan mudah menyimpan alat permainan mereka setelah digunakan.

1. Pertama, letakkan alat permainan anak di rak terbuka, sehingga mengundang anak untuk aktif bermain dan hindari meletakkan alat permainan dalam kotak tertutup.

2. Perhatikan tinggi rak mainan anak dan pastikan anak dapat dengan mudah mengambil dan mengembalikan mainannya, sehingga dapat melatih kemandirian anak. Jadi anak tidak akan kesulitan saat mengambil alat permainan miliknya.

3. Kategorikan permainan anak seperti pisahkan penempatan puzzle, alat prakarya, permainan sensori dan permainan lainnya. Tujuannya agar memudahkan anak untuk memilih alat permainannya dan merangsang suasana hati anak untuk bermain.

4. Orang tua dapat memberikan area bermain yang cukup luas bagi anak, seperti area di lantai. Pada beberapa jenis permainan, anak akan lebih leluasa bila memainkan permainan di lantai dibandingkan bermain dengan menggunakan meja dan kursi.

5. Hindari terlalu banyak penggunaan warna dalam dekorasi ruangan. Sebaiknya, gunakan warna yang nyaman pada mata anak dan tidak menimbulkan overstimulasi, seperti warna natural kayu, putih, atau warna lembut lainnya.

6. Orang tua juga dapat merotasikan atau mengganti alat permainan secara berkala. Hal tersebut dapat dilakukan jika anak terlihat bosan, merasa permainan tersebut terlalu mudah, atau sudah tidak tertarik memainkannya kembali.

(Ant/Z-9)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat