Program Tumbuh Bahagia, Dirancang untuk Tingkatkan Kesehatan Ibu dan Anak
![Program Tumbuh Bahagia, Dirancang untuk Tingkatkan Kesehatan Ibu dan Anak](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/680fa8a5f9bf53dd623e5e9770e831ae.png)
ANGKA kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih berada di angka yang cukup memprihatinkan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, setiap 100.000 proses kelahiran di Indonesia terdapat 183 ibu meninggal dunia
Selain itu, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen pada 2022 dan ditargetkan pada 2024 sebesar 14 persen.
Data menunjukkan bahwa setiap tahunnya terjadi penurunan angka kematian ibu dan prevalensi balita stunting di Indonesia. Namun, angka tersebut belum mencapai standar yang ditentukan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Oleh karena itu, perlunya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan lembaga sosial guna meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Indonesia.
Baca juga : Skrining Kesehatan Ibu dan Balita untuk Cegah Bertambahnya Kasus Stunting
Salam Setara dan Kitabisa menginisiasi program Tumbuh Bahagia untuk mendukung upaya tersebut. Fokus program Tumbuh Bahagia antara lain ; peningkatan kesehatan ibu hamil pra sejahtera melalui edukasi dan paket bantuan kesehatan, pemberian nutrisi bayi baru lahir dari keluarga pra sejahtera dan program peningkatan status gizi pada balita usia 2-5 tahun.
Program pemberian paket untuk ibu hamil dan bayi pra sejahtera telah dilaksanakan di beberapa titik lokasi di sekitar Jabodetabek dan akan dilaksanakan secara rutin setiap bulannya. Khusus untuk program peningkatan status gizi, Tumbuh Bahagia memulai program tersebut di salah satu daerah dengan lokus stunting cukup tinggi yang terletak di Desa Teluk, Kecamatan
Labuan, Kabupaten Pandeglang. Pada tanggal 29 - 31 Januari 2024, telah dilaksanakan rangkaian grand launching program Tumbuh Bahagia sekaligus dimulainya program peningkatan status gizi sebagai upaya pencegahan dan penurunan stunting di Desa Teluk.
Baca juga : Peringati Hari Gizi Nasional, Nestlé Tekankan Inisiatif Berkelanjutan Dukung Penurunan Angka Stunting
Rangkaian acara grand launching tersebut dimulai dengan Focus Group Discussion (FGD) bersama kader posyandu dan masyarakat. Kegiatan FGD ini bertujuan untuk menemukan, mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi peningkatan status gizi pada balita di daerah tersebut.
Selain itu dilakukan pengukuran antropometri dengan mengukur Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) pada balita untuk mengetahui status gizi sebelum diberikan intervensi program.
Yayan Mulyani sebagai Koordinator Bidan Puskesmas Labuan menuturkan bahwa penyebab permasalah stunting di Desa Teluk terjadi karena beberapa faktor terutama kurangnya edukasi orang tua.
Baca juga : 10 Rekomendasi Tangani stunting, Hari Gizi nasional dan Debat Paslon ke lima
“Faktor pengetahuan ibu & masyarakat, pola pemberian makanan dan pola asuh pada bayi dan balita yang belum sesuai menjadi salah satu permasalahan pencegahan stunting di Desa Teluk” ungkap Yayan.
Selanjutnya dilaksanakan penandatangan nota kesepahaman / Memorandum of Understanding (Mou) antara tim program Tumbuh Bahagia dengan Pemerintah Desa Teluk. Agenda tersebut dihadiri oleh Ahmad Mujahid selaku Direktur Eksekutif LAZ Salam Setara; Yayat Hidayat, Camat Kecamatan Labuan ; Yayan Mulyani, S, St, ; Perwakilan Puskesmas Labuan; Sofyan Hadi, Kepala Desa Teluk, kader posyandu dan masyarakat Desa Teluk.
“Saya berterimakasih kepada Yayasan Salam Setara dan Kitabisa yang sudah luar biasa memberikan perhatian kepada Desa Teluk untuk program stunting ini” ujar Kepala Desa Teluk, Sofyan Hadi
Baca juga : Penurunan Prevalensi Stunting 14% Hanya Target Ambisius dan Sulit Direalisasikan
Program peningkatan status gizi ini akan terus berlanjut hingga dua bulan kedepan dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa bahan makanan (raw food) tinggi protein seperti telur, ikan dan daging Ayam selama 60 hari kepada anak balita usia 2-5 tahun dengan berat badan kurang dan gizi kurang.
Selain itu juga akan dilaksanakan kegiatan edukasi kepada kader posyandu dan orang tua balita, monitoring harian dan mingguan balita dan monitoring bulanan dengan melakukan pengukuran antropometri setiap bulannya.
Direktur Eksekutif Salam Setaram, Ahmad Mujahid menuturkan bahwa program Tumbuh Bahagia diharapkan menjadi solusi konkrit dalam pengentasan stunting.
Baca juga : Jumlah Keluarga Berisiko Stunting 2023 Turun Signifikan
“Kedepannya program Tumbuh Bahagia bisa menjadi solusi konkrit untuk pengentasan stunting di daerah. Desa Teluk sebagai lokasi percontohan, yang bisa kami jadikan acuan untuk pengimplementasian di daerah lainnya.” ujar Ahmad. (Z-8)
Terkini Lainnya
2 Ton Alat Kesehatan Bermerkuri Ditarik dari Faskes di Bali
SMP Labschool Kebayoran Raih Juara Proyek Sekolah Sehat Tingkat Nasional
BPJS Luncurkan 2 Buku Rayakan Usia 1 Dekade Program JKN
Kemenperin Dorong Pengembangan Industri Alat Kesehatan
Kemenkes Siapkan Rp30 Triliun untuk Bantuan Alat kesehatan
Produsen Alat Higenitas di Indonesia Bantu Korban Gempa di Gresik
Yoga Ibu Hamil Bantu Atasi Pinggang Pegal Hingga Lancarkan Persalinan
Kolaborasi Kemenkes dan Tanoto Foundation untuk Layanan Kesehatan Primer
Kurangi Angka Stunting dan Kematian Ibu, Komisi VIII Komitmen Selesaikan RUU KIA
Masih Ada Stigma, Padahal Peran Bidan Vital Bagi Kesehatan Ibu dan Anak
Menteri Kesehatan Akui Peran Penting POGI Menurunkan Kematian Ibu Melahirkan
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap