visitaaponce.com

Hari Kanker Sedunia, MSD dan YKI Ajak Masyarakat Tutup Kesenjangan Penanganan

Hari Kanker Sedunia, MSD dan YKI Ajak Masyarakat Tutup Kesenjangan Penanganan
MSD Indonesia dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) menggelar peringatan Hari Kanker Sedunia 2024 di Jakarta.(Ist)

MSD Indonesia, perusahaan farmasi global, bersama Yayasan Kanker Indonesia (YKI) mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menutup kesenjangan informasi dan penanggulangan seputar kanker.

Hal ini selaras dengan peringatan Hari Kanker Sedunia tahun ini, yang mengusung tema: ‘Close the Care Gap’.

Sejumlah tokoh penting dan figur publik turut hadir dalam puncak peringatan Hari Kanker Sedunia, diantaranya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Ketua Yayasan Kanker Indonesia Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono, SpPD-KHOM, FINASIM; Shahnaz Haque; Indro “Warkop”; Bambang Reguna Bukit atau yang akrab disapa Bams, dan perwakilan MSD Indonesia.

Baca juga : Kenali Limfoma Hodgkin Lebih Dini, Cepat dalam Penangan dan Terapi Tepat Sasaran

Dalam semutannya, Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan,“Kanker itu strateginya harus dideteksi dini. Kalau kanker bisa terdeteksi dini, dengan teknologi yg ada sekarang survivability rate-nya (tingkat keselamatan) tinggi."

"Kalau ketahuan terlambat, penderitaannya besar. Jadi, tolong promosi agar masyarakat bisa melakukan deteksi dini kanker. Jangan buat mereka takut," jelas Menkes dalam keterangan, Minggu (4/2/2023-4).

"Perubahan sosial ini yang butuh upaya bersama. Kalau deteksi dini kanker itu dilakukan maka 80% cerita sedih dan kematian akan jauh berkurang. Jadi jangan takut untuk periksa dini,” ucap Budi Gunadi, 

Baca juga : POI Tegaskan Penanganan Kanker Perlu Pendekatan Holistik Multidisplin

Adanya kesenjangan dalam pemahaman dan pengobatan kanker menjadi salah satu tantangan besar dalam melawan penyakit mematikan ini.

Beberapa kesenjangan yang lekat di masyarakat diantaranya, masih banyaknya informasi yang salah mengenai kanker, keterlambatan dalam penanganan kanker, hingga masih adanya penolakan dari pasien maupun keluarga dalam menjalani pengobatan kanker. 

Penolakan berobat masih sering terjadi karena ketidaktahuan pasien yang menyebabkan sebagian besar kasus datang pada stadium lanjut. Kementerian Kesehatan memperkirakan bahwa lebih dari 70% pasien kanker didiagnosis pada stadium lanjut.  

Baca juga : Kemenkes Upayakan Deteksi Dini Kanker bisa Dilakukan di 10 Ribu Puskesmas

Senada itu, berdasarkan jurnal yang dirilis oleh Jurnal Kedokteran Indonesia pada tahun 2021, 86% pasien kanker mengalami keterlambatan pengobatan.  

Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono, SpPD-KHOM, FINASIM mengungkapkan, “Seseorang yang didiagnosis kanker tentunya merasakan pergolakan emosi yang sangat berat."

"Untuk itu, dibutuhkan dukungan dan kebersamaan dari keluarga dan lingkungan sekitar. Setiap tindakan kecil kita, mulai dari peningkatan pemahaman diri, memberikan dukungan aktif, hingga keterbukaan terhadap perawatan yang inovatif memiliki dampak besar dalam memberikan perawatan terbaik bagi mereka yang sedang berjuang," jelas Prof.Aru.

Baca juga : Dukung Penanganan Kanker, Kalbe Bangun Fasilitas Produksi Radiofarmaka Dalam Negeri

"Dengan membekali diri dengan informasi yang tepat, diharapkan pasien bisa mendapatkan penanganan dengan cepat dan tepat, sehingga dapat mengurangi dampak dari penyakit. Apalagi, saat ini pengobatan inovatif untuk kanker juga sudah tersedia di Indonesia,” ucapnya.

Mendukung upaya perluasan edukasi kanker, dan dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia, MSD Indonesia berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Indonesia menyelenggarakan pameran karya seni bertajuk “Close the Care Gap” pada 2-4 Februari 2024 di Indonesia Design District, PIK 2.

Pameran ini menampilkan lebih dari 150 karya seni dari penyintas kanker, mulai dari lukisan, tipografi, foto, dan karya seni lainnya, guna menghadirkan cerita perjalanan para pejuang kanker. 

Baca juga : Layani Anak Pengidap Kanker, YKAI Perkenalkan Program ‘Humanity in Harmony'

Selain pameran karya seni, terdapat rangkaian seminar dan talkshow edukasi - mulai dari mengenal jenis, cara mendeteksi kanker, dan tes penunjang untuk diagnosa kanker, hingga informasi seputar pengobatan kanker yang salah satunya adalah pengobatan inovatif yang telah tersedia di Indonesia.

Salah satu terapi inovatif kanker adalah imunoterapi, yang menggunakan sistem kekebalan tubuh sendiri untuk melawan sel-sel kanker.

“MSD Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong perluasan edukasi terkait kanker guna menghilangkan kesenjangan informasi di masyarakat,"  jelas George Stylianou, Managing Director, MSD Indonesia. 

Baca juga : Puskesmas Diminta Fokus Pencegahan Penyakit

"Dengan langkah-langkah inovatif, kami berupaya menjembatani pemahaman masyarakat tentang penyakit dan pengobatan kanker," ucap Stylianou.

"Semua ini kami lakukan dengan harapan dapat memberikan kontribusi positif dalam perjuangan melawan kanker dan meningkatkan kualitas hidup para pasien,” papar Stylianou. 

Tak berhenti disitu, pada kesempatan yang sama, MSD Indonesia meluncurkan @NgobrolinKanker - pusat edukasi dan informasi terpercaya seputar kanker.

Baca juga : Guru Besar Esa Unggul Bicara Tentang Hari Kanker Dunia 2023

@NgobrolinKanker menjadi wujud nyata dari komitmen MSD Indonesia dalam menghadirkan informasi yang akurat, dalam upaya menghilangkan kesenjangan informasi terkait kanker di masyarakat.

“Kami berharap kehadiran @NgobrolinKanker dapat memudahkan setiap orang mengakses informasi yang akurat tentang kanker. Karena, kami percaya bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk membuat perubahan, dan bersama-sama dapat membuat kemajuan nyata dalam mengurangi dampak kanker secara luas,” tambah dr. Mellisa H. Wiyono, Country Medical Lead, MSD Indonesia. (S-4)

Baca juga : Kesenjangan Upaya Pencegahan dan Pengobatan Kanker Harus segera Diatasi

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat