visitaaponce.com

Dokteroid Jadi Fenomena, IDI Minta Masyarakat Bantu Perangi Oknum Dokter Gadungan

Dokteroid Jadi Fenomena, IDI Minta Masyarakat Bantu Perangi Oknum Dokter Gadungan
Ilustrasi(Freepik)

FENOMENA dokter gadungan atau dokteroid sering terjadi di masyarakat. Yang teranyar, dokter gadungan bernama Elwizan Aminuddin yang merupakan mantan kondektur dan sempat bertugas menangani Timnas U-19 dan sejumlah klub sepak bola di Indonesia. 

Dalam Menanggapi itu, Anggota Biro Hukum Pembinan dan Pembelaan Anggota Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Gregorius Yoga Panji Asmara mengungkapkan, memerangi keberadaan dokteroid merupakan tanggung jawab bersama.

Kesehatan membutuhkan peran dokter yang sungguh dokter, dan keterlibatan masyarakat secara luas. IDI sebagai mitra masyarakat dan bagiand ari masyarakat ikut andil juga dalam memerangi ini,” kata Gregorius dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (6/2).

Baca juga : Buronan Dokter Gadungan Elwizan Aminudin Ditangkap, PSSI Apresiasi Polisi

Menurut dia, dokter dalam bidang olahraga memiliki peran yang sangat penting. Diantaaranya memberikan pelayanan di dalam rumah sakit, luar rumah sakit dan recovery. Ia menegaskan bahwa setiap atlet membutuhkan tata laksana terbaik. Tidak sekadar ketika atlet sakit, tapu juga memantau kebutuhan nutrisi para atlet.

“Dalam pertandingan, jika terjadi kecelakaan yang berdmpak pada kondisi kesehatan seorang atlet, maka dengan hadirnya dokter dapat mencegah dampak yang lebih buruk dan bisa membangun sistem kesehatan di lingkungan olahraga yang baik,” beber dia.

Baca juga : PB IDI Investigasi Kematian Misterius Dokter Mawartih Susanty di Nabire

Cara memastikan dokter gadungan atau bukan

Elwizan Aminuddin, dokter gadungan yang ditangkap setelah buron dua tahun. Elwizan Aminuddin adalah mantan kondektur yang sempat bertugas menangani Timnas U-19 dan sejumlah klub sepak bola di Indonesia. (Dok Instagram)

 

Baca juga : Puluhan Dokter Turun ke Jalan Minta DPR Cabut Omnibus Law Kesehatan

Untuk mencegah adanya dokeroid masuk ke lingkungan atlet yang akan memperburuk performa mereka, dibutuhkan langkah-langkah khusus. Diantaranya adanya verfikasi ketat yang menjadi basis pondasi perlindungan hukum bagi semua pihak.

Verifikasi data dapat dilakukan dengan pemeriksaan KTP, PDDIKTI, lalu pengecekan di Konsil Kedokteran Indonesia dan website IDI.

“Hal itu bisa dilakukan dengan mudah, dengan menelusuri nama terkait dan melihat apakah benar dia menempuh pendidikan kedokteran dan teregistrasi di KKI maupun anggota IDI. Dan bila dimungkinkan bisa juga melakukan verifikasi di IDI cabang setempat dan apakah dokter tersebut punya izin praktik,” beber dia.

Baca juga : Cuma Dihadiri Anies, Absennya Prabowo dan Ganjar dalam Dialog Kesehatan Jadi Sorotan

Di samping itu, tim olahraga bisa bermitra dengan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit maupun klinik untuk memberikan layanan komperhensif. Dengan adanya kerja sama, diharapkan tidak ada penyalahgunaan atribut dokter.

Pada kesempatan itu, Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi mengungkapkan, masyarakat diharapkan juga bisa proaktif untuk bisa melaporkan apabila ada pelayanan dari dokter yang meragukan. Ia pun memastikan, bagi orang yang telah melanggar etik dengan menggunakan atribut dokter, akan dikenakan sanksi hukum yang tegas. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat