Menag Yaqut Isra Mikraj Jadi Momentum Agama dan Kemanusiaan Hidup Berdampingan
![Menag Yaqut : Isra Mikraj Jadi Momentum Agama dan Kemanusiaan Hidup Berdampingan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/a1fedc7655f3ed604117264af81eaf0b.jpg)
MENTERI Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan Isra Mikraj menjadi peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem (Isra), yang dilanjutkan ke Sidratul Muntaha atau langit ketujuh (Mikraj). Ulama berpendapat peristiwa ini terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian.
“Oleh-oleh terbesar dari peristiwa ini adalah perintah salat lima waktu. Secara etimologi, salat berarti doa (berpengharapan). Sedang terminologi, salat berarti ibadah berupa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam,” ungkapnya, Kamis (8/2).
Menurut Yaqut, takbir atau Allahu Akbar adalah bentuk penghambaan atas kemahabesaran Allah. Ini adalah pengakuan berdimensi tauhid, meng-esakan Allah, cermin kepatuhan dalam relasi vertikal antara hamba dan Tuhan.
Baca juga : 5 Hikmah dari Peristiwa Isra Mikraj bagi Kaum Muslim
Salat diakhiri dengan salam (doa keselamatan), sembari menoleh ke kanan dan ke kiri. Salam pada pengujung salat mengantarkan hamba dari ritual berdimensi spiritual kepada kesalehan sosial.
“Salam membangun kesadaran bahwa manusia adalah makhluk sosial. Karenanya, perlu terus diingatkan tentang pentingnya membangun kedamaian, persaudaraan, kerukunan, dan merekatkan ikatan kemanusiaan,” kata Yaqut.
Salat mencegah manusia dari perbuatan keji (fakhsya) dan munkar. Sebagian ulama menerjemahkan fakhsya sebagai sesuatu yang melampaui batas dalam keburukan (kekejian), baik ucapan maupun perbuatan, misalnya kemusyrikan, kekikiran, perzinaan, termasuk caci maki dan hinaan.
Baca juga : Kapan Isra Mikraj 2024? Berikut Tanggal dan Hari Liburnya
Sedang munkar, sebagian ulama mendefinisikan sebagai segala sesuatu yang melanggar norma-norma agama dan budaya atau adat-istiadat suatu masyarakat.
Salat yang menjadi oleh-oleh Isra Mikraj, Nabi Muhammad menegaskan agama dan kemanusiaan hidup berdampingan. Agama datang untuk memanusiakan manusia, dengan cara memelihara agamanya, jiwanya, akalnya, kehormatannya, dan hartanya.
Isra Mikraj menjadi momentum kembali menyadari bahwa kita hanyalah seorang hamba, Allah-lah yang Maha Besar dan Maha Esa. Tidak semestinya seorang hamba berlaku sombong dan congkak sehingga suka mencaci dan menghinakan sesama, serta membuat kerusakan di atas bumi-Nya.
Baca juga : Nabi Musa Menangis Sedih Bertemu Nabi Muhammad saat Isra Mikraj
Isra Mikraj juga menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya terus menebar kedamaian dan kemaslahatan dalam hidup bersama. (Z-5)
Terkini Lainnya
Peringati Isra Mi'raj, Umat Muslim Diajak Makin Tekun Salat Lima Waktu
Jumah Pengunjung Naik, Kebun Raya Bogor Optimalkan Fasilitas dan Layanan
Peringati Isra Mi’raj Bareng Santri, Ibas Ajak Teladani Sifat Nabi Muhammad
Jasa Marga Catat Peningkatan Volume Lalu Lintas Transaksi pada Libur Isra Mikraj dan Imlek 2024
Libur Panjang, Jasa Marga Catat 181 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek
Evaluasi Haji 2024, DPR Bakal Panggil Menteri Agama
Kloter SUB 01 Mengawali Pemulangan Jemaah ke Tanah Air
Bantah Timwas Haji DPR, Menag Sebut tidak Ada Pengalihan Kuota Haji Tambahan
Menag Harap Pemerintah Arab Saudi Berikan Solusi soal Mina
Indonesia Dapat 221 Ribu Kuota Haji Tahun Depan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap