visitaaponce.com

Pasien Diabetes yang Lewatkan Sahur dan Telat Berbuka Berisiko Hipoglikemia

Pasien Diabetes yang Lewatkan Sahur dan Telat Berbuka Berisiko Hipoglikemia
Ilustrasi(Pexels)

Dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit (RS) Fatmawati, Jakarta Selatan, Anak Agung Arie Widyastuti, mengatakan pasien diabetes yang melewatkan sahur dan terlambat berbuka puasa bisa berisiko mengalami hipoglikemia.

Hipoglikemia merupakan kondisi kadar gula darah lebih rendah dari 70 mg/dL. Itu biasanya ditandai gejala ringan seperti lemas, gemetar dan jantung berdebar-debar. Lalu muncul keringat dingin, pucat hingga berat antara lain kejang dan hilangnya kesadaran.

"Pada saat puasa, tentunya asupan akan berkurang, itu membuat risiko hipoglikemia yang akan meningkat," ujar dia dalam seminar daring, Selasa (5/3).

Baca juga : Ini Menu Berbuka dan Sahur bagi Diabetesi

Selain melewatkan sahur, penyebab pasien bisa mengalami hipoglikemia saat berpuasa juga meliputi penggunaan dosis insulin atau obat antidiabetes yang tidak tepat. Ia mengungkapkan, apabila dosis insulin terlalu tinggi, tentunya risiko hipoglikemia atau risiko gula turun terlalu banyak juga semakin besar.

Oleh karena itu, Arie menyarankan pasien untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai cara penggunaan insulin atau obat antidiabetes yang biasa dikonsumsi saat berpuasa.

Selain dua hal tersebut, aktivitas fisik berlebihan juga dapat menjadi penyebab pasien mengalami hipoglikemia.

Baca juga : Ini Tips Menghindari Asupan Kalori Berlebih Saat Bulan Puasa

"Olahraga membutuhkan energi dan energi kita dapatkan dari gula. Nah ketika asupan gula berkurang, ditambah penggunaan energi berlebihan, kadar gula darah pasti semakin rendah," jelasnya.

Pasien diabetes dapat menurunkan risiko atau mencegah hipoglikemia dengan berkonsultasi dengan dokter sebelum berpuasa. Nantinya dokter akan memberikan rekomendasi termasuk cara menyesuaikan minum obat, nutrisi yang perlu dipenuhi saat berbuka puasa dan sahur serta waktu penyuntikan insulin.

"1,5 bulan sebelum berpuasa sebaiknya dokter sudah menilai, bagaimana penyesuaian obat, nutrisi, aktivitas fisik, dan suntik insulin," kata Arie

Arie menyarankan pasien diabetes membatalkan puasa kala mengalami hipoglikemia agar tidak mengalami risiko kesehatan yang lebih berat. Begitu pula bila saat glukosa darah lebih dari 300 mg/dL.

"Kalau sudah berat, jangan dipaksakan tetap berpuasa. Ketika ada tanda-tanda penyakit akut lainnya, misalnya, demam tinggi, sesak napas, nyeri dada juga sebaiknya menghentikan puasa," ucap Arie.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat