Peran Krusial Orangtua dalam Mencegah Perundungan dan Kekerasan Seksual Anak
![Peran Krusial Orangtua dalam Mencegah Perundungan dan Kekerasan Seksual Anak](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/5081763883eb42ef75f39f660b7dad06.jpg)
Psikolog Klinis dan Keluarga, Nurina, mengungkapkan peran orangtua bagi anak bukan hanya sebatas tugas, melainkan juga seni yang memerlukan pemahaman mendalam. Pemahaman tersebut diperlukan agar orangtua bisa menjalani itu dengan baik. Itu sangat diperlukan untuk mampu mendeteksi karakteristik atau ciri jika anak terliabt sebagai korban atau pelaku perundungan atau kekerasan seksual.
“Sebagai orangtua kita harus mampu melakukan deteksi awal dari perilaku anak. Peran orangtua sangat penting dalam pencegahan perundungan dan kekerasan seksual," ujar Nurina melalui keterangan tertulis, Sabtu (9/3).
Orangtua juga dituntut mengetahui masa psikoseksual anak, yakni ketika anak di usia dini, 0-6 tahun, dan mengalami fase oral, anal, dan phalik. Kemudian, ketika anak dalam masa pertengahan atau pra-pubertas yaitu 7-12 tahun, mereka mengalami fase laten, dan pubertas atau remaja awal, itu harus betul-betul dipahami.
Baca juga : Komunikasi yang Baik Antara Orangtua dan Anak Bisa Cegah Perundungan
"Karena pada saat itu mereka mengalami fase genital yang sedang mencari identitas diri sesuai jenis kelamin,” jelas Nurina.
Selanjutnya, Nurina juga mengungkapkan tiga cara dalam menghadapi perundungan dan kekerasan seksual. Pertama adalah dengan promotif yaitu menyinergikan peran orangtua dan sekolah, memberi pengetahuan pendidikan seksualitas sesuai tahapan perkembangan anak, melakukan Parenting Class, dan melatih keterampilan sosial anak.
Kedua, dengan cara preventif yaitu melakukan gaya pengasuhan sesuai dengan modalitas utama anak, membangun komunikasi harmonis dengan anak, melakukan pola asuh yang seimbang antara demokratis, otoriter dan permisif, serta menyeimbangkan antara harapan dan kemampuan anak.
Ketiga, cara kuratif adalah memperbanyak afirmasi positif pada anak melalui pujian dan penghargaan, meningkatkan self esteem anak dengan fokus pada kompetensi yang dimiliki, melakukan terapi warna, dan mencari bantuan tenaga profesional seperti konseling atau psikoterapi.
“Pendidikan karakter anak terbentuk melalui perjalanan panjang, maka nikmatilah setiap prosesnya karena setiap yang menanam, pasti akan menuai,” tutup Nurina. (Z-11)
Terkini Lainnya
Pertengkaran Anak-anak saat Liburan, Ini Cara Mengatasinya
Orangtua Harus Tahu Cara Mengatasi Migrain pada Anak
Orangtua Diingatkan Isi Liburan Anak dengan Aktivitas Riil
Ada Luka Memar di Tubuh Balita yang Tewas Diduga Dianiaya Orangtua
Dear Orangtua, Kenali Gejala dan Dampak dari Gangguan Anak Alergi Susu Sapi
MPASI Buatan Sendiri Dipastikan Lebih Baik Dibandingkan yang Dijual di Pinggir Jalan
Kasus Perundungan dan Narkoba di Kalangan Remaja Jadi Perhatian Khusus
Perundungan Tewaskan Siswa SMPN Kota Batu hanya Satu Pelaku Ditahan
Korban Perundungan, Siswi SMK di Bandung Barat Meninggal Dunia
2 Pelajar SMP di Depok Aniaya Siswa SD Hingga Tak Sadarkan Diri
Ini yang Perlu Dilakukan untuk Cegah Perundungan di Sekolah
Jamkrindo Lanjutkan Edukasi Antiperundungan dan Kekerasan Seksual kepada Ribuan Pelajar SD
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap