visitaaponce.com

Perubahan Cuaca Ekstrem Terkait Dengan Fenomena Equinox Apa Arti dan Dampaknya

Perubahan Cuaca Ekstrem Terkait Dengan Fenomena Equinox: Apa Arti dan Dampaknya?
Equinox yang terjadi pada 20 Maret 2024 memicu perubahan cuaca yang signifikan. Simak pengertian Equinox dan dampaknya berikut.(Space walk)

DALAM beberapa dekade terakhir, kita telah menyaksikan pola perubahan cuaca yang semakin ekstrem khusunya di wilayah Indonesia.  Namun, apakah kalian tahu salah satu faktor utama di balik perubahan ini adalah fenomena alam yang disebut Equinox?

Equinox baru-baru ini terjadi pada 20 Maret 2024, dan memicu adanya perubahan cuaca yang signifikan di berbagai wilayah. Equinox berlangsung di mana Matahari akan bersinar tepat di garis khatulistiwa dan jumlah siang dan malam hampir sama di seluruh dunia. 

Selain itu akibat gelombang panas yang intens atau hujan lebat yang tidak terduga dapat terjadi sebagai dampak langsung dari perubahan musim yang disebabkan oleh Equinox.

Baca juga : Hujan Diprediksi akan Mengguyur DKI Jakarta

Peristiwa ini terjadi satu tahun sebanyak dua kali yakni, pada Maret (Vernal Equinox) dan pada September (Autumnal Equinox). 

Untuk Equinox September, menurut BRIN, diprediksikan terjadi pada 22 September 2024. Pergeseran tanggal ini terjadi karena setiap tahun di Bumi tidak tepat 365 hari, ada seperempat hari ekstra (6 jam) yang terakumulasi setiap tahun sehingga menyebabkan tanggal terjadinya equinox bergeser.

Fenomena ini tidak terjadi pada hari-hari lain. Di mana bumi miring pada sudut 23,5 derajat karena panjang siang dan malam berbeda menurut waktu tahun dan wilayah bumi. 

Baca juga : Siklon Tropis Megan Berpotensi Sebabkan Hujan di Sejumlah Wilayah

Orientasi planet terhadap matahari juga terus berubah sehingga berkontribusi terhadap perubahan waktu terjadinya equinox. Menariknya, tidak hanya Bumi yang mengalami equinox. 

Faktanya, setiap planet di tata surya mengalaminya ketika orbit dan kemiringan planet sehubungan dengan matahari sehingga mengakibatkan kedua belahan menerima jumlah cahaya yang hampir sama. 

Lantas,apa yang di maksud dengan Fenomena Equinox? Apakah ada dampak langsung terhadap manusia dan lingkungan?

Baca juga : Cuaca Jakarta 13 Maret: Hujan Merata pada Pagi dan Sore

Pengertian Fenomena Equinox

Equinox berasal dari bahasa latin yang memiliki arti malam yang sama panjang. Sementara itu, menurut informasi yang diberikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Equinox adalah sebuah peristiwa astronomi di mana Matahari melewati garis khatulistiwa dan terjadi dua kali setiap tahun. 

Saat Equinox terjadi, Matahari dan Bumi berada pada jarak terdekat, yang berarti wilayah tropis di sekitar garis khatulistiwa menerima radiasi Matahari yang maksimum.

Dalam informasi yang dipublikasikan BMKG di blognya, disebutkan Equinox tidak selalu menyebabkan kenaikan suhu udara yang drastis atau ekstrem. Secara umum, suhu maksimum di wilayah Indonesia berkisar antara 32-36 derajat Celcius.

Baca juga : BMKG: Sebagian Jakarta Berawan dan Hujan Ringan Hari Ini

BMKG menegaskan Equinox adalah sebuah fenomena alamiah dan bukan seperti HeatWave yang dapat menyebabkan kenaikan suhu udara yang signifikan dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir akan dampak dari Equinox yang tidak berbahaya. Tidak ada alasan untuk panik atau cemas mengenai peningkatan suhu yang drastis akibat Equinox, karena hal ini tidak berdampak pada kesehatan dan lingkungan.

Penyebab Terjadinya Equinox

Equinox disebabkan oleh orbit Bumi mengelilingi Matahari, dengan kemiringan sekitar 23,5 derajat. Akibatnya, bagian yang berbeda dari planet kita menerima radiasi matahari yang berbeda pada waktu yang berbeda dalam setahun, bergantung pada posisi Bumi dalam orbitnya. Ini mengakibatkan perubahan panjang hari dan malam serta perubahan musim yang terjadi secara periodik.

Baca juga : BMKG: Sebagian DKI Jakarta Diprediksi Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang

Pada bulan Maret dan September setiap tahunnya, kemiringan Bumi sejajar dengan orbitnya mengelilingi Matahari. Hal ini menyebabkan Bumi tampak tidak miring sehubungan dengan Matahari, sehingga matahari berada tepat di atas khatulistiwa. 

Pada saat-saat ini, kedua belahan bumi mendapatkan jam siang dan malam yang sama, dan garis yang membagi siang dan malam, disebut terminator, membentang dari kutub utara hingga kutub selatan.

Pada bulan Juli, belahan bumi utara mengalami periode siang hari yang lebih lama, sementara belahan bumi selatan mengalami periode siang hari yang lebih pendek, karena posisi Bumi yang cenderung lebih miring ke arah Matahari. 

Baca juga : BMKG Juanda Imbau Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem

Sebaliknya, pada bulan Desember, belahan bumi selatan mengalami periode siang hari yang lebih panjang, sementara belahan bumi utara mengalami periode siang hari yang lebih pendek, karena posisi Bumi yang cenderung lebih miring menjauh dari Matahari.

Dampak Equinox

1. Kesehatan

Dampak dari fenomena Equinox pada kesehatan termasuk potensi terjadinya Heat Stroke. Heat Stroke adalah kondisi di mana suhu tubuh meningkat hingga mencapai 40°C atau lebih akibat suhu lingkungan yang ekstrem. Keadaan ini bisa mengancam jiwa dan sering terjadi saat musim haji atau pada daerah dengan suhu tinggi, meskipun bisa terjadi di mana saja dengan suhu yang ekstrem. Orang yang bekerja di bawah sinar matahari dalam waktu lama, termasuk atlet, berisiko tinggi mengalami Heat Stroke.

Gejala Heat Stroke antara lain suhu tubuh yang tinggi, penurunan kesadaran, produksi keringat yang sedikit, pusing, sakit kepala, dan kelemahan otot. Untuk mencegah Heat Stroke, disarankan untuk menghindari beraktivitas di bawah sinar matahari terlalu lama, minum air secukupnya, mengenakan pakaian yang nyaman, dan menghindari memasuki kendaraan yang terparkir di bawah sinar matahari.

Baca juga : Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Februari 2024, Jangan Lupa Sedia Payung

Pertolongan pertama untuk Heat Stroke meliputi membawa penderita ke tempat yang lebih dingin, melepaskan pakaian yang dapat menahan panas, memberikan angin atau kipas angin, dan memberikan kompres dengan air dingin. Selanjutnya, penderita perlu segera dilarikan ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

Meskipun fenomena Equinox yang akan datang tidak secara langsung menyebabkan masalah kesehatan yang signifikan, penting untuk waspada terhadap potensi suhu yang ekstrem, terutama di Indonesia yang belakangan mengalami peningkatan suhu yang cukup drastis. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan dan memastikan anak-anak terhindar dari dehidrasi dan panas berlebih saat beraktivitas di luar.

2. Lingkungan

Selain kesehatan, perubahan suhu yang ekstrem juga dapat berdampak negatif pada lingkungan, seperti merusak ekosistem yang sensitif, meningkatkan risiko kebakaran hutan, dan mengganggu pola cuaca alami. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat di wilayah tropis untuk waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk menghadapi perubahan suhu yang signifikan yang terjadi selama Equinox.

3. Ekonomi

Perubahan cuaca ekstrem juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Kerugian dalam sektor pertanian, misalnya, dapat menyebabkan kelangkaan pangan dan kenaikan harga bahan pangan. Sektor pariwisata juga dapat terpengaruh oleh cuaca ekstrem, dengan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor merusak infrastruktur pariwisata dan menurunkan minat wisatawan untuk berkunjung.

Dengan demikian, perubahan cuaca ekstrem bukan hanya merupakan ancaman bagi kesehatan dan lingkungan, tetapi juga merupakan ancaman serius bagi keberlanjutan ekonomi. Upaya mitigasi dan adaptasi yang tepat diperlukan untuk mengurangi kerentanan terhadap dampak ekonomi dari perubahan cuaca ekstrem. Ini termasuk investasi dalam infrastruktur tahan bencana, diversifikasi sumber penghasilan, dan pengembangan kebijakan yang mendukung ketahanan pangan dan ekonomi lokal. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat