Apa Itu Hilal Ini Penjelasan dan Cara Melihatnya Menurut Ustadz Adi Hidayat
![Apa Itu Hilal? Ini Penjelasan dan Cara Melihatnya Menurut Ustadz Adi Hidayat](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/53617e062731427302aa02031e922ef3.jpg)
HILAL adalah cara untuk menentukan 1 syawal atau Ramadan yang akan jatuh pada akhir bulan suci Ramadan atau tepatnya setelah ibadah puasa.
Untuk menentukan hilal ini tentunya akan dilaksanakan pada hari ke-29.
Di tahun 2024 ini pemerintah Indonesia masih menentukan 1 syawal dengan cara melihat hilal.
Baca juga : Menggemakan Tobat pada Lailatulqadar
Namun, metode tersebut sebenarnya baru digunakan di era saat ini.
Untuk menentukan 1 syawal sendiri sebenarnya memiliki dua metode, yakni rukyat dan hisab.
Keduanya memiliki metode yang berbeda, bahkan untuk metode melihat hilal di Indonesia pun berbeda dari dua metode tersebut.
Baca juga : Mencari Berkah Syawal, Pegadaian Ajak Masyarakat Umrah Akbar Bersama
Metode Rukyat
Rukyat ini adalah metide yang dilakukan secara langsung dengan mata telanjang.
Para masyarakat akan menentukan 1 syawal dengan metode tersebut.
Melihat hilal dengan metode rukyat dilakukan saat petang, tepatnya pada waktu matahari terbenam.
Baca juga : Merenungi Kemerdekaan Indonesia pada Ramadan
Metode Hisab
Untuk metode hisab ini dilakukan oleh Muhammadiyah.
Cara penghitungannya berdasarkan benda langit.
Metode ini selalu digunakan setiap tahunnya hingga kini.
Baca juga : Meraih Keberkahan Bulan Syawal, Pegadaian Ajak Masyarakat Umrah Akbar Bersama
Lalu untuk metode yang digunakan oleh pemerintah Indonesia ini ternyata berbeda dengan dua cara di atas.
Dikutip dari YouTube Audio Dakwah, Ustadz Adi Hidayat mengatakan bahwa pemerintah Indonesia menentukan hilal tidak dengan dua metode tersebut, melainkan pakai caranya sendiri.
"Pemerintah kita menetapkan berdasarkan apa? Rukyat atau hisab, tidak ada keunggulan masing-masing. Pemerintah dari tahun kemarin-kemarin sampai ini tidak menggunakan rukyat dan hisab. Keduanya digabung dicampur-campur. Garis nol derajat, ada matahari, bumi, bulan," katanya.
"Ketinggian hilal 5 derajat, kalau hisab di atas nol, satu pun jadi," sambungnya.
Menurutnya, metode yang dilakukan pemerintah ditentukan oleh pakar dan sudah disepakatin secara Internasional.
"Ada seorang pakar di kita didukung oleh sejumlah orang, disebutkan bahwa daripada ini berbeda terus ada yang menggunakan rukyat ada yang gunakan hisab ormas besar sekarang ya kita tahu itu. Kemudian mengambil jalan tengah, niatnya baik tapi caranya yang ada persoalan," ujarnya.
"Daripada nanti berbeda terus ambil saja batas pertengahannya, beliau mengusulkan tadi dari 5 (derajat) itu kan keputusan Internasional yang mungkin dilihat 4, kata beliau usulkan tengah-tengah. Tengah dari 4 itu 2. Kita buat batas 2 derajat, kalau hilal berada di 2 derajat bisa dilihat gak? Yang bisa dilihat berapa? anggap saja 4 dulu. Kalau hilal berada di 2 derajat anggap saja kelihatan, mungkin terlihat sekalipun gak terlihat," lanjutnya.
Namun, untuk perhitungannya kata Ustadz Adi Hidayat masih terbilang cukup unik dan menarik.
"Tapi kalau misal hilal berada di bawah 2 derajat, misal 1,5 derajat sekalipun terlihat itu tidak diakui penglihatannya harus ditolak, karena dianggap tidak kelihatan," ungkapnya.
"Akhirnya apa yang terjadi? metode yang ditetapkan disebut dengan inkam rukyat, artinya dimungkinkannya terlihat. Nah selama ini metode yang digunakan di kita metode ini," paparnya.
Tetapi, jika pemerintah sudah menetapkan 1 syawal maka kita harus mengikutinya.
Hal tersebut dikarenakan pemerintah akan bertanggungjawab dengan keputusannya tersebut.
"Apa yang terjadi? Kan siklus alam itu fenomenanya Allah yang atur, bisa saja menetapkan dengan hisab yang ada di nol derajat, tiba-tiba ada orang mengrukyat terlihat, yang tadinya di bawah nol tiba-tiba keliatan dan ditetapkan," jelasnya.
"Kalau pemerintah kita sudah menetapkan 1 diantara 2 metode ini maka tetapkan itu kita harus ikut tidak boleh tidak, karena fungsinya itu yang mewakili itu yang pertama, yang kedua ibadah kita sudah sesuai dengan Quran dan sunnah, dipatokan kita bukan orang per orang, figur per figur, lembaga per lembaga tap Quran dan sunnah. Jika itu kita ikuti sesuai namun tidak sesuai tidak boleh. Tidak sesuai maka tidak boleh diikuti," tegasnya.
Untuk pemerintah Arab Saudi akan mengumumkan soal hilal pada hari ini, 8 April 2024.
Sedangkan, pemerintah Indonesia akan menggelar sidang isbat pada 9 April besok. (Z-12)
Terkini Lainnya
Metode Rukyat
Metode Hisab
Puasa Qada Ramadan Digabung dengan Puasa Syawal, Bolehkah?
Arus Balik Gelombang 2, Ratusan Ribu Kendaraan Pemudik Belum Keluar dari Jateng
Nikah di Bulan Syawal termasuk Sunah Rasul?
Bacaan Niat Puasa Syawal dan Waktu Pelaksanaannya
Keutamaan Puasa Syawal, Kenapa seperti Puasa Setahun Penuh?
Tradisi Syawalan Digelar Serempak di Berbagai Daerah di Pantura Jawa Tengah
Apa Itu Idul Adha? Begini Penjelasannya Menurut Ustadz Adi Hidayat
Upaya Muhammadiyah Menjaga Masjidnya dari Salafi
Ustadz Adi Hidayat Sebut Surah Asy-Syuara Bagaikan Syair dalam Musik, Ini Kata MUI
Menggemakan Tobat pada Lailatulqadar
Merenungi Kemerdekaan Indonesia pada Ramadan
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap