Jadikan Idul Fitri Momentum Perkuat Kebersamaan dan Persatuan Bangsa
IDUL Fitri perlu dijadikan momentum strategis untuk aktualisasi rasa syukur ke dalam program dan aksi nyata. Syukur transformatif memerlukan pijakan kuat untuk melangkah, yakni kesatuan dan persatuan bangsa yang kokoh.
Hal tersebut disampaikan Rais PBNU Prof Dr KH Abd A’la Basyir saat menjadi khatib salat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (10/4). Tema yang diangkat dalam khotbah tersebut adalah Memperkuat Kebersamaan dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa.
Dalam kondisi keterpecahbelahan, kata A’la Basyir, sulit melakukan apa pun yang bermakna. Dalam suasana yang penuh dengan saling bermusuhan, Indonesia tentu sulit menghasilkan karya besar untuk masyarakat dan bangsa, apalagi untuk kehidupan secara keseluruhan.
Baca juga : Idul Fitri Jadi Momentum untuk Kembali Merawat Persatuan
“Sebab keterpecahbelahan identik dengan kelemahan. Sebab permusuhan identik dengan jurang kehancuran. Dalam perspektif Islam, persatuan merupakan ajaran fundamental yang harus menjadi pegangan umat Islam dalam menjalani kehidupan. Sebaliknya, berpecah-belah merupakan hal yang harus dihindari kapan pun dan di mana pun,” paparnya
Dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 103, Allah berfirman, “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali Allah, dan jangan kamu bercerai-berai. Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dulu zaman jahiliyah kamu bermusuh-musuhan, kemudian Allah mempersatukan hatimu. Lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. Dan kamu telah berada di tepi jurang neraka lalu Allah menyelamatkan kamu.”
Dalam tafsir Ath-Thabari, kata A’la Basyir, tali Allah mempunyai beberapa penafsiran. Ada ulama yang menafsirkan agama Allah, dengan arti umat Islam niscaya berpegang teguh kepada agama Allah. Ulama lain mengartikan berkelompok, artinya umat Islam harus berpegang teguh dengan berkelompok.
Baca juga : Menag Sebut Idul Fitri Momen Perkokoh Persatuan Usai Kontestasi Pemilu
“Ada yang mengartikan juga terma itu merujuk kepada Al-Quran dengan maksud umat Islam hendaknya berpegang teguh kepada Al-Quran,” paparnya.
Terlepas dari perbedaan penafsiran terma tali Allah itu, lanjutnya, semua penafsiran itu mengandung arti keniscayaan umat Islam untuk bersatu dan berpegang teguh dengan nilai-nilai etik moralitas luhur dan sejenisnya.
A’la Basyir menyampaikan, subjek hukum perintah dalam Al-Quran ini adalah umat Islam. Namun, hal itu bukan berarti orang-orang di luar Islam tidak dikenakan keharusan menegakkan persatuan dan kesatuan. Terutama dalam konteks sebagai bangsa.
Baca juga : Gibran Salat Ied di Balai Kota Surakarta
A’la Basyir mencontohkan, Piagam Madinah sebagai konstitusi negara-kota Madinah yang disusun oleh Rasulullah SAW memperlihatkan dengan nyata tentang kewajiban warga negara Madinah untuk menegakkan kesatuan dan persatuan.
Dalam salah satu pasal di konstitusi Madinah disebutkan, “Kaum non-muslim dari Bani 'Awf adalah satu umat dengan mukminin. Bagi kaum non-muslim agama mereka, dan kaum muslimin agama mereka. Juga kebebasan ini berlaku bagi sekutu-sekutu dan diri mereka sendiri, kecuali bagi yang zalim dan dan jahat. Hal itu hanya akan merusak diri dan keluarga mereka.”
“Pasal tersebut menjelaskan bahwa umat Islam dan umat dari agama lain merupakan satu bangsa dalam negara kota Madinah,” kata A’la Basyir.
Baca juga : Uskup Agung Semarang Ucapkan Selamat Idul Fitri di Masjid Agung Jawa Tengah
Dalam pasal lain disebutkan, “Umat muslim dan non-muslim harus saling tolong-menolong terutama dalam menghadapi serangan musuh warga kota Madinah.”
Dari konstitusi Kota Madinah, jelasnya, unsur bangsa yang beragam baik dari suku, agama, dan lainnya tetap merupakan satu bangsa yang harus mengedepankan persatuan dan keharusan saling membantu satu dan lainnnya.
“Berdasarkan hal itu, tidak ada hal lain bagi kita umat Islam dan unsur-unsur lain bangsa Indonesia selain meneguhkan kesatuan dan persatuan,” kata A’la Basyir.(H-2)
Terkini Lainnya
Presiden Jokowi Dijadwalkan Salat Idul Adha di MAJT Semarang
Niat Salat Idul Adha: Arab, Latin, dan Artinya
Ini Makna Idul Adha menurut Ustadz Khalid Basalamah
Bacaan Doa Idul Adha, Amalkan setelah Melaksanakan Salat Ied
Tips Perayaan Idul Adha di Jakarta, Bisa Liburan sambil Sedekah
Makna Idul Adha menurut Ustaz Abdul Somad, Harus Berpuasa sampai Potong Hewan Kurban
PBNU Siap Kelola Tambang dengan Halal, Muhammadiyah belum Beri Kepastian
Pengurus Baru IPPNU dan IPPNU Kota Bandung Dilantik
BKPM: Dalam 15 Hari, Izin Tambang PBNU di Kaltim akan Diterbitkan
Pancasila Sejalan dan Tergolong Syariat Islam
Sako Pramuka Ma’arif NU: Integrasi Kepanduan dengan Nilai Nasionalisme dan Keagamaan
Zikir, Doa, Qunut Nazilah untuk Palestina dan Masjid Al-Aqsa
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap