visitaaponce.com

Puncak Musim Kemarau Mulai Juli, Gelombang Panas Ekstrem tidak Terjadi

Puncak Musim Kemarau Mulai Juli, Gelombang Panas Ekstrem tidak Terjadi
Ilustrasi.(Freepik)

BEBERAPA negara tetangga di Asia Tenggara seperti Thailand dan Filipina tengah mengalami heat wave atau gelombang musim panas ekstrem. Menanggapi hal tersebut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi Indonesia akan memasuki musim kemarau 2024 pada Mei hingga Agustus. Namun potensi heat wave diprediksi tak terjadi di Indonesia.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhan, mengatakan di Indonesia belum pernah terjadi kasus gelombang musim panas ekstrem karena faktor variabilitas tekanan udara permukaan laut atau mean sea level pressure (MSLP) yang cenderung kecil. Karenanya, cukup sulit terjadi daerah pusat tekanan tinggi.

"Di sisi lain, secara geografis, wilayah Indonesia berada di sekitar wilayah ekuatorial, sehingga memiliki karakteristik dinamika atmosfer yang berbeda dengan wilayah lintang menengah-tinggi," jelas Andri saat dihubungi Media Indonesia di Jakarta pada Senin (29/4). Indonesia memiliki variabilitas perubahan cuaca yang cepat. 

Baca juga : BMKG: Musim Kemarau 2024 akan Dihantui Kekeringan Parah Seperti 2023

Melalui hal tersebut dan perbedaan karakteristik dinamika atmosfer tersebut, BMKG menyatakan bahwa di wilayah Indonesia berpotensi tidak terjadi fenomena gelombang panas. "Yang terjadi di wilayah Indonesia ialah kondisi suhu panas harian yang umumnya disebabkan oleh kondisi cuaca cerah pada siang hari dan relatif lebih signifikan pada saat posisi semu matahari berada di sekitar ekuatorial," jelasnya.

Awal musim kemarau 2024 di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi mundur pada Mei hingga Agustus 2024. Selain itu, sebagian besar daerah diprediksi mengalami sifat hujan dengan intensitas normal.

"Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia khususnya bagian selatan masih berada pada masa peralihan musim, tetapi tetap waspada terhadap perubahan cuaca signifikan dengan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di beberapa wilayah di Indonesia, khususnya pada sore hingga menjelang malam hari," tuturnya.

Baca juga : BMKG Prediksi Kekeringan Akibat El-Nino Baru Berakhir Maret 2024

Saat ini berdasarkan analisa pada April Dasarian II, Andri menjelaskan sebanyak 8% atau 53 zona musim (ZOM) wilayah Indonesia yang sedang mengalami musim kemarau meliputi sebagian Aceh, sebagian Sumatra Utara, Riau bagian utara, sekitar Pangandaran Jawa Barat, sebagian Sulawesi Tengah, dan sebagian Maluku Utara. "Sedangkan berdasarkan prakiraan musim kemarau 2024, sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki awal musim kemarau pada Mei hingga Agustus dengan mengalami puncak musim kemarau sebagian besar pada Juli hingga Agustus," paparnya.

Selain itu, Andri mengatakan musim kemarau sering kali terjadi karena pola cuaca yang kering dan panas. Hal ini disebabkan oleh perubahan alami dalam sirkulasi udara atmosfer. 

Sedangkan secara geografis, Indonesia berada di daerah tropis dengan pola musim yang dipengaruhi oleh angin monsun. "Selama musim kemarau, angin monsun timur laut (musim kemarau) membawa udara kering dari daratan Australia ke wilayah Indonesia, menyebabkan penurunan curah hujan," ujarnya.

Kendati demikian, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap beberapa bencana kekeringan hingga krisis air bersih dan kebakaran hutan yang kerap terjadi saat memasuki musim kemarau. "Siapkan rencana darurat untuk menghadapi kemungkinan krisis air selama musim kemarau, termasuk penyediaan cadangan air minum dan peralatan penyaringan air. Hindari membuka lahan dengan membakar, terutama pada daerah hutan yang bertanah gambut akibat mudah terbakar dan sulit dimatikan," tandasnya. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat