BMKG Prediksi Kekeringan Akibat El-Nino Baru Berakhir Maret 2024
![BMKG Prediksi Kekeringan Akibat El-Nino Baru Berakhir Maret 2024](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/405353b2120c80180734c0f0e1b6e585.jpg)
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi pengaruh kekeringan akibat el-nino akan berlangsung hingga bulan Februari hingga Maret 2024 mendatang. Karenanya, kesiagaan akan kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) harus terus dilakukan.
“Kalau dibandingkan el-nino 2019 dengan saat ini, dampaknya lebih kecil dan lebih terkendali. Apalagi dibanding el-nino kuat yang karhutlanya lebih parah,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat, Senin (9/10).
Ia mengungkapkan, terkendalinya karhutla tahun ini dibanding 2019 disebabkan oleh persiapan matang yang telah dilakukan oleh berbagai pihak. Misanya saja, pemerintah sudah melakukan pembasahan gambut sebelum musim kemarau 2023, tepatnya pada bulan Februari 2023.
Baca juga: 556 Kebakaran Selama Fenomena El Nino, Dinas Gulkarmat DKI Bentuk Satgas
“Sudah raturan kali difokuskan di lahan-lahan yang diprediksi akan terbakar karena muka air tanah kan akan turun saat kemarau terjadi. Itu dilakukan sejak Februari, Maret, April, Mei, bahkan sampa hari ini. Sehingga kenapa itu ditekan,” ucap dia.
Selain itu, pihaknya bekerja sama dengan BNPB dan BRIN melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di berbagai wilayah. Hingga kini, ada sejumlah posko TMC yang tersebar, yakni Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Sumatra Selatan.
Baca juga: Berlanjutnya El Nino Penyebab Masifnya Karhutla
“TMC kali ini sasarannya tidak hanya memadamkan api yang terbakar, tapi bagaimana memulihkan kualitas udara. Ini masih akan diupayakan sampai akhir Oktober atau awal November,” beber Dwikorita.
Namun, ia menyatakan bahwa musim kemarau diprediksi akan berakhir secara bertahap pada Oktober hingga November 2023 hingga dampak el-nino tidak akan sekuat seperti musim kemarau saat ini.
“Jadi November diprediksi angin Australia digantikan dengan angin Asia yang membawa uap air, itu yang membawa turun hujan,” ucap dia.
(Z-9)
Terkini Lainnya
Puluhan Hektare Sawah di Aceh Terancam Gagal Panen Akibat El Nino
Jokowi: 70 Ribu Pompa Air Dibagikan untuk Atasi Kekeringan
Indonesia Masih Terdampak Fenomena El Nino, Kementan Siapkan Program Mitigasi
Sebagian Besar Daerah di Jawa Tengah Memasuki Kemarau, Masyarakat Diminta Waspada
13 Desa di Semarang Teancam Kekeringan, BPBD Jateng Salurkan 332 Ribu Liter Air Bersih
Jokowi: Pompanisasi, Upaya Pemerintah Jaga Stok Pangan dan Tingkatkan Produktivitas Pertanian
BMKG: Musim Kemarau 2024 akan Dihantui Kekeringan Parah Seperti 2023
Kesabaran di Tengah Kemarau
79% Wilayah Indonesia Sudah Masuk Musim Kemarau
Kalimantan Selatan Gelar Salat Minta Hujan
Krisis Air Meluas, Warga Tasikmalaya Mengeluh belum Ada Bantuan Pemerintah
Hadapi Karhutla 2023, Ini Strategi Pemerintah
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap