Krisis Air Meluas, Warga Tasikmalaya Mengeluh belum Ada Bantuan Pemerintah
![Krisis Air Meluas, Warga Tasikmalaya Mengeluh belum Ada Bantuan Pemerintah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/5faa61864a8d14ffa3805b06e93712da.jpg)
KRISIS air bersih mulai dialami warga di Kampung Cicurubung, Desa Cipacing, Kecamatan Pageurageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Krisis air sangat berdampak bagi warga, namun belum ada bantuan pemerintah yang didapat.
Darmini, 46, warga Kampung Cicurubung, Desa Cipacing mengatakan, warga terpaksa membeli air galon seharga Rp 10 ribu, setelah sejumlah sumur di kampungnya mengering dan debit air menurun.
"Sudah tiga minggu tidak ada hujan dan saat ini kondisi sumur mengering hingga warga memanfaatkan Sungai Cikidang untuk mencuci pakaian, mandi, cuci piring, kakus dan wudlu. Namun, kebutuhan masak, minum biasanya itu membeli air galon hanya digunakannya dalam waktu lima hari," katanya, Kamis (22/6).
Baca juga : 20 Kecamatan di Tasikmalaya Terancam Krisis Air Bersih, BPBD Siapkan Mobil Tangki Air
Ia mengatakan, kekeringan dan krisis air yang terjadi di daerahnya sudah meluas terutama di Desa Cipacing, Pageurageung, Desa Sukaraja, Kecamatan Rajapolah dan Kecamatan Kadipaten membuat banyak masyarakat membutuhkan air bersih.
Akan tetapi, sampai sekarang ini belum ada bantuan dari pemerintah untuk kebutuhan sehari-hari meski lahan persawahan saat ini sudah kering.
"Kami sudah melaporkan melalui camat dan kepala desa supaya ada pengiriman air bersih untuk kebutuhan masak, minum, cuci pakaian, wudlu dan mandi. Karena, dampak kekeringan yang dirasakan oleh warga semakin luas mengingat air sumur kering, debit turun dan air sungai Cikidang juga sudah menyusut tapi sekarang masih dimanfaatkan sebagian warga," ujarnya.
Baca juga : Debit Air Objek Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya Menyusut Drastis
Mencari Air hingga ke Gunung Kramat
Sementara itu, Mansur, 48, warga Kampung Cirando, Kecamatan Kadipaten mengatakan, krisis air yang terjadi sekarang telah meluas di berbagai daerah terutama di perkampungan yang mana sejumlah sumur kondisinya telah mengering. Yang masih ada airnya pun kondisinya sudah keruh.
Warga terpaksa harus mencari air menguyusuri jalan setapak ke arah sumur gunung kramat.
"Sudah tiga minggu ini tidak ada hujan hingga kondisi sumur di rumahan sedalam 15 meter sudah menyusut berdampak pada kebutuhan sehari-hari mulai memasak, minum, mandi, kakus, cuci pakaian, wudlu dan lainnya.Warga terpaksa harus berjalan kaki sejauh 5 kilometer menuju sumur gunung kramat untuk mendapatkan air bersih yang masih muncul," paparnya. (Z-4)
Terkini Lainnya
Mencari Air hingga ke Gunung Kramat
Tanah Longsor Menerjang 60 Titik dan 12 Kecamatan di Tasikmalaya
Sekda Kota Tasikmalaya Mundur, Fokus Ikut Pilkada 2024
Tebing Setinggi 10 Meter Longsor Tutupi Jalan Alternatif Tasikmalaya-Garut
Jalan Taraju Ambles Sepanjang 30 Meter, Arus Kendaraan Dialihkan
Oknum Petugas Tiket Dikeluhkan Lakukan Pungli di Wisata Sindangkerta Tasikmalaya
Tasikmalaya Kembangkan Peternakan Domba dan Kambing
Sandiaga Uno Diusulkan Maju di Jabar, PKB: Sulit bila Lawan Ridwan Kamil
Jakarta dan Jabar Minim Tokoh, PKB: Cuma Anies Baswedan dan Ridwan Kamil
Kunjungan Wisata ke Jawa Barat Meningkat
PKB Ungkap Usulan Kader untuk Usung Sandiaga Uno di Pilkada Jabar
Pengendara Sepeda Motor Tewas Terlindas Truk Kontainer
Kerugian akibat Kebakaran Pasar TU Kayu Manis Rp2 Miliar
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap