visitaaponce.com

Cegah Penyakit, Pelabelan Nutri Grade Makanan Kemasan Dibahas Juni

Cegah Penyakit, Pelabelan Nutri Grade Makanan Kemasan Dibahas Juni
Warga berbelanja di pusat perbelanjaan retail di Jakarta (1/5/2023).(Antara/Muhammad Adimaja)

PROSES penggunaan nutri grade pada produk makanan, minuman, hingga pangan olahan sampai di tahap survei untuk melihat lima model yang sekiranya memudahkan masyarakat dalam menilai komposisi dan kandungan di suatu produk.

Plt Deputi III bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM Ema Setyawati mengatakan pada Maret lalu sudah dilaporkan ke Kementerian Kesehatan terkait rencana pencanangan nutri grade. Saat ini masih dalam proses survei.

BPOM menjelaskan telah mengajukan lima model nutrisi grade yang juga dilakukan di berbagai negara. Model-model nutri grade seperti berbentuk bintang, huruf, warna, monokrom, dan lainnya. Sebanyak lima model tersebut disurveikan untuk melihat kemudahan masyarakat melihat dan menilai komposisi produk.

Baca juga : Konsumsi GGL yang Berlebih Sebabkan Gangguan Kardiovaskuler dan Kanker

"Kelima jenis tersebut sedang disurveikan ke masyarakat seluruh Indonesia. Ini karena Menteri Kesehatan minta untuk disurveikan masyarakat cenderung yang mana agar aware dan mengerti untuk tahu kandungan gizi dan sebagainya," kata Ema kepada Media Indonesia, Jumat (24/5).

Survei tersebut akan selesai pada akhir Mei ini dan diolah pada Juni nanti. Setelah itu, pihaknya melakukan pembahasan dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Kesehatan sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi.

"Kami akan bicarakan dengan dua kementerian tersebut. Untuk standar Gula Garam Lemak (GGL) pada produk yang layak konsumsi dan dijual ke masyarakat akan ditentukan oleh Kementerian Kesehatan," ujar dia.

Penerapan infromasi nutria grade atau pelabelan minuman sehat dengan tidak sehat di setiap produk sudah dilakukan oleh Singapura. Nanti di setiap produk ada level A, B, C, dan terburuk yakni D. Pelabelan nutria grade akan didasari oleh kandungan garam, gula, serta lemak jenuh (GGL) pada produk. Hal itu sebagai upaya penurunan angka obesitas, diabetes, dan penyakit lain di Indonesia. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat