Cegah Penyakit, Pelabelan Nutri Grade Makanan Kemasan Dibahas Juni
![Cegah Penyakit, Pelabelan Nutri Grade Makanan Kemasan Dibahas Juni](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/a4123286df530c915f3c8b74ee5814ad.jpg)
PROSES penggunaan nutri grade pada produk makanan, minuman, hingga pangan olahan sampai di tahap survei untuk melihat lima model yang sekiranya memudahkan masyarakat dalam menilai komposisi dan kandungan di suatu produk.
Plt Deputi III bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM Ema Setyawati mengatakan pada Maret lalu sudah dilaporkan ke Kementerian Kesehatan terkait rencana pencanangan nutri grade. Saat ini masih dalam proses survei.
BPOM menjelaskan telah mengajukan lima model nutrisi grade yang juga dilakukan di berbagai negara. Model-model nutri grade seperti berbentuk bintang, huruf, warna, monokrom, dan lainnya. Sebanyak lima model tersebut disurveikan untuk melihat kemudahan masyarakat melihat dan menilai komposisi produk.
Baca juga : Konsumsi GGL yang Berlebih Sebabkan Gangguan Kardiovaskuler dan Kanker
"Kelima jenis tersebut sedang disurveikan ke masyarakat seluruh Indonesia. Ini karena Menteri Kesehatan minta untuk disurveikan masyarakat cenderung yang mana agar aware dan mengerti untuk tahu kandungan gizi dan sebagainya," kata Ema kepada Media Indonesia, Jumat (24/5).
Survei tersebut akan selesai pada akhir Mei ini dan diolah pada Juni nanti. Setelah itu, pihaknya melakukan pembahasan dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Kesehatan sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi.
"Kami akan bicarakan dengan dua kementerian tersebut. Untuk standar Gula Garam Lemak (GGL) pada produk yang layak konsumsi dan dijual ke masyarakat akan ditentukan oleh Kementerian Kesehatan," ujar dia.
Penerapan infromasi nutria grade atau pelabelan minuman sehat dengan tidak sehat di setiap produk sudah dilakukan oleh Singapura. Nanti di setiap produk ada level A, B, C, dan terburuk yakni D. Pelabelan nutria grade akan didasari oleh kandungan garam, gula, serta lemak jenuh (GGL) pada produk. Hal itu sebagai upaya penurunan angka obesitas, diabetes, dan penyakit lain di Indonesia. (Z-2)
Terkini Lainnya
Masjid Penyalur Hewan Kurban Diimbau Gunakan Kemasan Ramah Lingkungan
Ini Perbedaan Sikap Generasi dalam Persiapan Idul Adha
Wajib Tahu Sebelum Dipakai! ini Perbedaan Oli Asli dan Palsu
Waspadai Bromat, Senyawa Kimia di Air Minum Kemasan yang Lebih Bahaya dari BPA
Biopac Bawa Misi Kurangi Sampah Plastik Sekaligus Hindarkan Masyarakat Pesisir dari Human Trafficking
10 Manfaat Bauksit bagi Kehidupan Manusia
Tas Daur Ulang Kemasan Pocky Semarakkan Kegiatan Car Free Day di Jakarta
Pengusaha Ritel dan Makanan dan Minuman Wajib Lakukan Pengurangan Sampah
Kemitraan dan Kualitas Pendidikan
Ketahanan Kesehatan Global
Membumikan Diskursus Islam Indonesia di Inggris Raya
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap