visitaaponce.com

Nama Ketut Terancam Hilang

Nama Ketut Terancam Hilang
Pasangan berpakaian adat Bali(MI/Ditjen Vokasi)

MANTAN Gubernur Bali periode 2018-2023 Wayan Koster, saat memberikan ceramah di Kampus Primakara Denpasar, Selasa (28/5) siang mengatakan, warga Bali yang secara jenjang kelahiran atau yang harus diberi nama Ketut akan hilang. 

Ancaman hilangnya nama di Bali bukan hanya Ketut. Bahkan, nama Nyoman juga terancam hilang. 

Dalam ceramah itu, Koster tidak secara langsung menolak program Keluarga Berencana Nasional yang hanya cukup dua anak. Namun, upaya itu sudah pernah dilakukannya secara terang-terangan saat dirinya masih menjabat sebagai Gubernur Bali, beberapa tahun lalu.

Baca juga : Denpasar Luncurkan Kampung Keluarga Berkualitas

Bukan hanya itu, di hadapan ratusan mahasiswa yang hadir, Koster langsung meminta agar mahasiswa dan mahasiswi yang hadir, dipersilahkan untuk berdiri bagi yang merasa dirinya bernama Ketut. 

"Sekarang saya persilahkan yang bernama Ketut untuk berdiri," pintanya. Dan betul. Ternyata mahasiswa yang bernama Ketut hanya 8 orang dari ratusan mahasiswa yang hadir.

Kemudian Koster meminta lagi agar mahasiswa yang bernama Nyoman berdiri.

Baca juga : Buleleng Beri Layanan KB Gratis bagi Warga di 70 Desa dan Kelurahan

"Sekarang saya persilahkan yang bernama Nyoman berdiri," pinta Koster.

Kenyataannya juga sama. Mahasiswa yang bernama Nyoman hanya 18 orang dari ratusan mahasiswa yang hadir.

Menurut Koster, tidak perlu menunggu 100 tahun ke depan, dua nama di Bali itu, yakni Nyoman dan Ketut akan hilang. Dua nama Bali ini akan hilang lebih cepat yakni 30 tahun lagi dari Pulau Seribu Pura ini. 

Baca juga : Polda Bali Tangkap Geng Gaza yang Ancam Warga Keluar Malam

"Saat ini, nama Ketut di Bali tinggal 6%. Sedangan nama Nyoman di Bali tinggal 18% dari total jumlah penduduk di Bali. Paling lambat 30 tahun kedepan, kedua nama ini akan punah. Saat ini, total penduduk Bali juga hanya 4,3 juta jiwa," ujarnya. 

Artinya, saat ini, nama Ketut di Bali tinggal 258 ribu orang dari 4,3 juta penduduk Bali. Seharusnya jumlah 400 ribu sampai 500 ribu orang. Sementara yang bernama Nyoman tingga 700 ribu orang.

Jumlah ini akan terus menurun dari tahun ke tahun. Tidak perlu menunggu 100 tahun lamanya. Cukup sampai dengan 30 tahun ke depan, kedua nama ini akan hilang di Bali. 

Baca juga : Megawati Sebut Pariwisata Bali Tak Terkontrol, Ini Kata Wayan Koster

Bila hilang kedua nama itu dari Bali maka ini adalah awal mula hilangnya ciri khas Bali, hilangnya karakter budaya Bali. 

Koster tidak menyebutkan, apa penyebab dua nama itu terancam hilang dari Bali. Namun, kebanyakan keluarga di Bali hanya memiliki dua anak. Sementara nama Nyoman dan Ketut hanya diperuntukkan bagi anak ketiga dan keempat. Karenanya, Koster meminta agar keluarga di Bali minimal empat anak. 

"Tugas pemerintah di Bali ke depan ini adalah melindungi nama Nyoman dan Ketut. Pemimpin Bali ke depan harus punya visi besar melindungi nama Nyoman dan Ketut. Pemimpin ke depan ini harus visioner," tegasnya. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat