Maarif Institute Ingin Teruskan Pemikiran Keislaman yang Progresif dan Mencerahkan
![Maarif Institute Ingin Teruskan Pemikiran Keislaman yang Progresif dan Mencerahkan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/06/cf6bc82103a206962d88262e0d81ecf7.jpg)
SUDAH dua dekade lebih Maarif Institute berkiprah untuk isu kemanusiaan dan kebhinekaan. Dalam perjalanannya menuju tiga dekade, Maarif Institute merasa perlu ada langkah untuk menyebarkan kembali pemikiran tokoh bangsa almarhum Ahmad Syafi’i Maarif, yakni soal keislaman progresif dan mencerahkan.
Direktur Eksekutif Maarif Institute Andar Nubowo mengaku prihatin dengan kondisi Indonesia saat ini. Di tengah badai informasi, fenomena post truth serta banyaknya masalah kemanusiaan yang terjadi di Indonesia, Andar merasa perlu ada langkah yang lebih progresif untuk mengurai semua permasalahan tersebut.
“Maarif Institute akan melakukan kelembagaan, kaki operasional dari pemikiran Buya Syafi’i, juga Abdurrahman Wahid dan Cak Nur, itu dengan membuat kaki operasional. Pikiran (mereka) yang mungkin abstrak, itu bisa mendapatkan kaki-kakinya dalam lembaga, melalui inovasi sosial, kebudayaan dan juga keagamaan,” ucap Andar kepada Media Indonesia di kantor Maarif Institute, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (13/6).
Baca juga : Raih Cumlaude di Kampus UMJ, Doktor Suryan Widati: Pemimpin Mesti Berkomitmen Berkelanjutan.
Dia juga menyampaikan Maarif Institute juga akan mengamplifikasi pemikiran keislaman yang progresif itu melalui lembaga-lembaga pendidikan atau ruang diskusi yang selama ini juga telah dilakukan oleh Maarif Institute.
“Ini concern dari Maarif Institute selama ini. Kita berharap pendidikan jadi ruang dialog, tempat atau medium bagi anak didik untuk berkembang, bersahabat, bergaul dengan siapa pun. Bukan lembaga pendidikan yang justru menghasilkan anak didik yang tidak bebas, ketakutan untuk menyampaikan pendapatnya yang baik,” kata Andar.
Dia berharap anak muda di Indonesia, baik itu generasi milenial maupun Gen Z bisa dapat menjadi agen perubahan. Sebab generasi mudalah yang akan menghadapi berbagai tantangan zaman.
“Dalam konteks post truth, noise terjadi di mana-mana, anak muda, terutama anak muda Muhammadiyah harus banyak membaca, berdialog dan membuka hati dan pikiran kepada hal-hal baru,” pungkasnya. (Dis/Z-7)
Terkini Lainnya
Ashabul Kahfi Ajak Mendoakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina
Jokowi Dukung Program Kemanusiaan Prabowo di Gaza, Termasuk Bangun Rumah Sakit
Ivan Gunawan Dapat Apresiasi dari Baznas
Menghidupkan Nilai Kemanusiaan dalam Sila Kedua Pancasila
Ini Profil Michelle Avelena, CEO Baru British Council EnglishScore
Raih Cumlaude di Kampus UMJ, Doktor Suryan Widati: Pemimpin Mesti Berkomitmen Berkelanjutan.
Universitas BSI Hadirkan Layanan Konseling bagi Mahasiswa
Enigma Camp Luncurkan Program untuk Tingkatkan Kualitas Talenta IT
Dari Kursus Bahasa Inggris, LEAP Tumbuh Jadi Lembaga Kursus dan Pelatihan
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap