Bamsoet Apresiasi Buku Pikiran dan Ide Prof Paiman Raharjo
![Bamsoet Apresiasi Buku Pikiran dan Ide Prof Paiman Raharjo](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/07/cc25f17a01c31ae9e592890a13686d9a.jpg)
KETUA MPR RI ke-16 sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengapresiasi hadirnya buku "Pikiran dan Ide Prof. H. Paiman Raharjo".
Bamsoet menjadi saksi perjalanan kehidupan Prof. Paiman, yang mengawali karier sebagai tukang sapu, kemudian melanjutkan pendidikan hingga lulus S3 (program doktoral) di UNPAD, hingga akhirnya sukses menjabat sebagai Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Dia saat ini dipercaya sebagai Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Dalam kesempatan tersebut Bamsoet mengingatkan penyakit masyarakat yang kerap menghambat kesuksesan seseorang yang harus dihindari. Yaitu, susah melihat orang senang, senang melihat orang susah.
Baca juga : Bamsoet Kena Sentil MKD Karena Absen Sidang Dugaan Pelanggaran Etik
"Didalam buku ini terdapat tulisan inspiratif hasil berbagai pertemuan Prof. Paiman dengan berbagai kalangan, baik di kantor, di jalanan, di angkringan, dan lainnya. Dari obrolan tersebut, Prof. Paiman mengakui bahwa siapa pun orangnya, tanpa melihat pangkat dan tingkat pendidikan, mereka juga memiliki pemikiran tersendiri tentang dunia politik, pendidikan, karier, persahabatan, dan sebagainya, yang adakalanya sangat unik. Berbagai pemikiran yang unik-unik itulah yang ada di dalam buku ini," ujar Bamsoet saat membuka Bedah Buku "Pikiran dan Ide Prof. Paiman Raharjo", di kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Jakarta, Kamis (4/7/24).
Hadir antara lain, Wakil Menteri Pertanian RI Harvick Hasnul Qolbi, Pakar Komunikasi Politik Prof. Effendi Gazali, Pj. Gubernur Lampung Samsudin, Pjs. Ketua Umum PB HMI Sukrin, dan Ketua Bidang Otda PB HMI Maryadi Sirat.
Bamsoet menambahkan, seperti yang disampaikan Prof. Paiman dalam buku itu serta dibuktikan dalam perjalanan kariernya, bahwa kesuksesan tidak pernah bersifat diskriminatif, atau memihak berdasarkan strata ekonomi, kelas sosial, atau berbagai label atributif sosial lainnya. Kesuksesan akan menjadi milik siapa saja yang mau bekerja keras, pantang menyerah, serta menyandarkan diri pada nilai-nilai dan norma agama.
Baca juga : Ketua MPR Bambang Soesatyo Dukung Pemisahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
"Dari buku ini kita bisa belajar, bahwa hidup itu seperti maraton, yang harus dijalani dan dinikmati setiap prosesnya. Bukan lari sprint yang hanya berorientasi pada perolehan hasil yang serba cepat. Hidup meniscayakan kita untuk melewati proses yang panjang untuk mencapai sebuah kesuksesan. Tidak bisa secara serta merta, apalagi dengan menghalalkan segala cara," jelas Bamsoet.
Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI (Ormas Pendiri Partai Golkar) dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini menerangkan, dalam konteks ke-Indonesiaan, buku ini juga mengajak untuk berkontemplasi, bahwa jurang kesenjangan sosial-ekonomi masih menjadi realitas sosial yang harus disikapi dengan bijaksana. Persoalan lain yang mengemuka, bahkan dalam kehidupan bermasyarakat yang ada di sekitar, masih sering dijumpai contoh perilaku yang tidak bertanggung jawab, tidak jujur, dan diskriminatif, yang “terlanjur” dianggap lazim sebagai fenomena sosial.
"Dalam konteks pembangunan di Indonesia, buku ini juga mengajak pembaca untuk menata dan meneguhkan kembali orientasi pembangunan nasional. Misalnya, sebagai negara agraris dan kepulauan, arah pembangunan Indonesia tidak seharusnya hanya cenderung pada pembangunan negara industri saja. Sebutan negara agraris bagi negara yang masih menggantungkan impor hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan, tentunya menjadi suatu paradoks," terang Bamsoet.
Bamsoet menambahkan, sedangkan dalam konteks kehidupan politik di tanah air, keteladanan perilaku dari para elit politik masih menjadi persoalan tersendiri. Tidak jarang, syahwat politik dapat membutakan mata hati para elit politik, yang terus merasa haus akan kekuasaan. Sehingga tidak sadar kapan harus menghentikan ambisi politiknya, demi kepentingan yang lebih besar.
"Pesan moral yang dapat kita jadikan cerminan dari buku ini adalah, bahwa jalan kehidupan tidak selamanya mulus, terkadang kita dihadapkan pada berbagai tantangan yang menghadang. Di sisi lain, kita pun tidak boleh bersikap apatis dan pesimis, karena masih banyak tokoh masyarakat dan tokoh bangsa, yang kisah perjalanan hidupnya dapat kita jadikan inspirasi, seperti kisah Prof. Paiman," pungkas Bamsoet. (RO/P-5)
Terkini Lainnya
Bamsoet Kena Sentil MKD Karena Absen Sidang Dugaan Pelanggaran Etik
Upaya Penuntasan Stunting Perlu Dilakukan Konsisten
Ketua MPR Bambang Soesatyo Dukung Pemisahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Ketua MPR Sarankan Pemotongan Gaji untuk Iuran Tapera Ditunda
Ketua MPR Minta Pemerintah Tunda Kebijakan Potong Gaji untuk Tapera
Berbagai Aktivitas Kesusastraan di Daerah Sambut 100 Tahun AA Navis
Comfort Food Memoirs Bercerita Kisah Makanan Yang Menenangkan Lengkap dengan Resepnya
Buku 79 Kisah di Balik Liputan Istana, Menilik Setiap Presiden dari Mata para Wartawan Senior
BP2MI Bedah Buku 4 Tahun Kepemimpinan Benny Rhamdani
Gelar Diskusi Beasiswa Bersama Mahasiswa, Raja Juli: Kuliah Tiket Hidup
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Gerakan Green Movement Sabuk Hijau Nusantara Tanam 10 Ribu Pohon di IKN
Gandeng Benihbaik, Bigo Live Gelar Kampanye Dukung Yayasan Kanker Indonesia
Bantu Penyandang Penyakit Langka Cornelia de Lange Syndrome dengan Solo Cycling
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap