Pertama Kali, Australia Nol Kematian Covid-19 dalam Dua Bulan
![Pertama Kali, Australia Nol Kematian Covid-19 dalam Dua Bulan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2020/09/4653f61631be34b0ca7148a9e6a625de.jpg)
Australia mencatat nol kematian akibat virus covid-19 untuk pertama kalinya dalam dua bulan, Selasa (15/9). Perlambatan dalam kasus baru covid-19 memungkinkan penguncian yang melumpuhkan di kota terbesar kedua di Australia itu dilonggarkan.
Hanya 50 kasus virus baru covid-19 yang dilaporkan secara nasional. Ini turun dari puncak di atas 700 kasus covid-19 pada akhir Juli dan awal Agustus. Sementara itu, menurut penghitungan AFP, tidak ada kematian yang tercatat untuk pertama kalinya sejak 13 Juli.
Berita itu datang sehari setelah lockdown ketat Melbourne dilonggarkan. Kebijakan pelonggaran ini memungkinkan penduduk untuk menghabiskan satu jam ekstra sehari untuk berolahraga di luar dan mengunjungi teman-teman.
Baca juga: Australia Targetkan 3,8 Juta Dosis Vaksin Covid-19 pada Awal Tahun
"Ini adalah hal yang sangat besar dan hal yang sangat positif," kata Menteri Utama Victoria Daniel Andrews.
Penduduk Melbourne masih menghadapi pembatasan. Bisnis yang tidak penting tetap ditutup dan jam malam diberlakukan hingga 26 Oktober.
Hampir tiga perempat dari hampir 27.000 kasus covid-19 di Australia dan 90% dari 816 kematian akibat virus covid-19 terjadi di Victoria. Ratusan lansia di panti jompo meninggal dunia saat virus covid-19 melanda dan menginfeksi ribuan warga.
Klaster covid-19 juga muncul di sekolah, rumah potong hewan, dan rumah sakit setelah kelalaian keamanan di hotel-hotel yang digunakan untuk mengarantina pelancong internasional. Akibat keteledoran tersebut virus covid-19 menyebar kembali ke masyarakat.
Dengan jumlah kasus covid-19 yang terkendali, tekanan meningkat pada pemerintah. Masyarakat meminta pemerintah untuk mengizinkan ribuan warga Australia yang terdampar di luar negeri karena penutupan perbatasan boleh pulang.
Pemimpin oposisi Anthony Albanese meminta perdana menteri untuk menggunakan jet Angkatan Udara Australia miliknya untuk membawa pulang warganya. Rencana ini dicemooh oleh seorang menteri pemerintah.
Politikus lain juga meminta pemerintah untuk menggunakan pusat penahanan imigrasi untuk menampung para pengungsi yang kembali. Kebijakan ini awalnya diterapkan untuk warga negara yang kembali dari Wuhan, tetapi ditinggalkan begitu virus covid-19 menyebar secara global. (AFP/OL-14)
Terkini Lainnya
Empat Siswa asal Banyumas Tembus Perguruan Tinggi Top Luar Negeri
Erick Thohir Soroti Perayaan Berlebihan Australia di Piala AFF U-16
Kalahkan Indonesia, Australia Melaju ke Final Piala AFF U-16
Puluhan Warga Asing Diduga Imigran Gelap Terdampar di Pantai Tegalbuleud
Timnas Tetap Berpeluang, meski tidak Semudah yang Dibayangkan
Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia: Indonesia Masuk Grup C Bersama Jepang
Jaga Kesehatan, Lansia Dianjurkan Bergerak Aktif Minimal 150 Menit Per Hari
Apa Manfaat Buah Zaitun bagi Kesehatan? Begini Penjelasan Ahli Gizi
Kegiatan SOS Bakti Sosial Lakukan 'Bersih-Bersih' di Panti Asuhan dan Jompo
Peringati Hari Ibu, Parenty Donasikan Popok ke Panti Jompo di Jabodetabek
Penggagas Aplikasi Kesehatan Irene Tanihaha Ajak Warga Lansia Jalani Hidup Sehat
Panti Wreda Salam Sejahtera Ikut Semarakkan Ulang Tahun Kemerdekaan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap