visitaaponce.com

Kebijakan Ekonomi Biden Dinilai Sama dengan Trump

Kebijakan Ekonomi Biden Dinilai Sama dengan Trump
Presiden terpiih AS Joe Biden(AFP/Andrew Harnik)

KEMENANGAN Joe Biden dalam Pilpres Amerika Serikat tidak akan banyak mengubah perekonomian global dan Indonesia. Itu karena arah kebijakan ekonomi Biden hampir serupa dengan yang dilakukan Donald Trump.

Iming-iming meredanya perang dagang antara AS dan Tiongkok juga diperkirakan hanya isapan jempol belaka, justru potensi memanasnya tensi perang dagang itu terbuka lebar. Hal itu dikatakan Head of Center Industry, Trade and Investment Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho dalam diskusi secara virtual, Minggu (8/11).

“Apakah trade wars akan turun tensinya? Saya rasa tidak, dan tensinya justru akan meningkat. Karena salah satu kritik Biden kepada Trump adalah ketika Trump menandatangani perjanjian dengan Tiongkok, bahwa kesepakatan face one itu tidak bisa meningkatkan industri atau produksi dalam negeri dan perdagangan terhadap Tiongkok itu akan terus meningkat, jadi seperti cek kosong saja, itu kritik Biden kepada Trump,” jelasnya.

Andry menambahkan, potensi itu muncul karena kebijakan ekonomi Biden saat nanti resmi menjadi Presiden AS ialah kembali menguatkan kerja sama regional ketimbang bilateral. Selain itu Biden juga dinilai akan mengajak negara sekutu AS untuk sama-sama menerapkan perang dagang kepada Tiongkok.

Sebab, janji kebijakan ekonomi Biden ialah menguatkan ekonomi Negeri Paman Sam dengan memberdayakan kemampuan dalam negeri. Misal, akan dinaikkanny standar 51% muatan konten lokal buatan AS. Itu akan menjadi sebuah restriksi masuknya produk-produk AS dalam masa kepemimpinan Biden.

Baca juga : Binden Janji Cabut Larangan Muslim Berkunjung ke AS

“Jadi menurut saya, ini sama sebetulnya, legacy dari Trump pertama adalah trade wars, restriksi ekonomi, kemungkinan besar beberapa tahun ke depan kita masih akan mengalami itu,” jelas Andry.

Meski begitu, dia menilai Indonesia masih memiliki peluang untuk meningkatkan kinerja perdagangan dengan AS. Sebab, menilik rekam jejak kebijakan Biden semasa menjadi Wakil dari Barack Obama, perdagangan Indonesia dengan AS terbilang cukup baik ketimbang era Trump.

“Ini peluang kita ke depan, itu akan menjadi salah satu peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekspor produk nonmigas ke AS. 13% dari keseluruhan produk ekspor ke AS kebanyakkan adalah produk pakaian, aksesoris, karet, footwear. Kalau kita bisa mengeliminasi Tiongkok, kita bersaing dengan Vietnam dan Bangladesh. Produk AS yang diimpor Indonesia, paling banyak tentu adalah produk barang modal, dan gandum,” ujar Andry.

Namun diakuinya itu tidak bisa langsung dinikmati dan dirasakan oleh Indonesia karena adanya masa transisi kepemimpinan Trump ke era kepemimpinan Biden. Apalagi porsi senator didominasi oleh orang-orang yang berasal dari Partai Republikan, lawan dari Partai Demokrat yang mendorong Biden.

“Jadi beberapa arah kebijakan ekonomi Biden tidak akan semulus seperti yang diharapkan. Kita baru akan merasakan angin segar setidaknya setelah era covid-19, atau satu-dua tahun mendatang,” pungkas Andry. (OL-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat