Tiongkok Luncurkan Misi Luar Angkasa Bawa Puing dari Bulan ke Bumi
TIONGKOK meluncurkan misi ambisius untuk membawa kembali batu dan puing-puing dari permukaan bulan untuk pertama kalinya dalam lebih dari 40 tahun. Misi ini merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman manusia terhadap bulan dan tata surya secara umum.
Chang’e merupakan misi bulan yang paling berani di negara itu. Jika berhasil, misi ini akan menjadi kemajuan besar bagi program luar angkasa Tiongkok. Sejumlah pakar mengatakan misi ini akan membuka jalan untuk membawa material dari Mars atau bahkan misi bulan berawak.
Keempat modul pesawat ruang angkasa Chang’e 5 diluncurkan pada Selasa (24/11) tepat setelah pukul 04.30 pagi waktu setempat di atas roket Long March-5Y dari pusat peluncuran Wenchang, di sepanjang pantai provinsi pulau selatan Hainan.
Beberapa menit setelah lepas landas, pesawat ruang angkasa itu terpisah dari roket tahap pertama dan kedua, kemudian meluncur ke orbit transfer bumi-bulan. Sekitar satu jam kemudian, Chang'e 5 membuka panel surya untuk menyediakan sumber listrik independennya.
Pesawat ruang angkasa biasanya membutuhkan waktu tiga hari untuk mencapai bulan.
Peluncuran tersebut disiarkan langsung oleh CCTV penyiar nasional, yang kemudian beralih ke animasi komputer untuk menunjukkan proses menuju ke luar angkasa.
Menurut NASA, tugas utama misi ini untuk mengebor sedalam 2 meter di bawah permukaan bulan dan mengumpulkan sekitar 2 kilogram batuan serta puing-puing lainnya untuk dibawa kembali ke bumi. Ini akan memberikan kesempatan pertama bagi para ilmuwan untuk mempelajari material bulan yang baru diperoleh sejak misi Amerika dan Rusia pada 1960-an dan 1970-an silam.
Baca juga: Akhir Pekan ini, SpaceX Kirim lagi 4 Astronot ke Luar Angkasa
Waktu pendarat Chang'e 5 di bulan dijadwalkan singkat. Pesawat tersebut hanya dapat bertahan selama satu siang bulan atau sekitar 14 hari bumi, karena tidak memiliki unit pemanas radioisotop untuk menahan suhu malam di bulan yang membeku.
Pendarat akan menggali material dengan bor dan lengan robotnya, kemudian memindahkannya ke tempat yang disebut ascender, yang akan lepas landas dari bulan dan berlabuh dengan kapsul servis. Material tersebut kemudian akan dipindahkan kembali ke kapsul untuk diangkut ke bumi.
“Kompleksitas teknis Chang'e 5 dengan empat komponennya membuatnya luar biasa dalam banyak hal,” kata pakar luar angkasa di US Naval War College Joan Johnson-Freese.
"Tiongkok menunjukkan dirinya mampu mengembangkan dan berhasil melaksanakan program teknologi tinggi yang berkelanjutan. Hal ini penting untuk pengaruh regional dan kemungkinan kemitraan global," imbuhnya.
“Secara khusus, kemampuan untuk mengumpulkan sampel dari luar angkasa semakin meningkat nilainya,” sambut astronom di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics Jonathan McDowell.
“Negara lain yang berencana mengambil material dari asteroid atau bahkan Mars dapat belajar dari pengalaman Tiongkok,” ungkapnya.
McDowell mengatakan Tiongkok telah mendarat dua kali di bulan dengan misi Chang'e 3 dan Chang'e 4 dan menunjukkan misi uji coba Chang'e 5 pada 2014 yang dapat diarahkan kembali ke bumi, memasukkan kembali dan mendaratkan kapsul. Kini yang tersisa hanya menunjukkan bahwa ia dapat mengumpulkan sampel dan lepas landas lagi dari bulan.
"Sebagai hasilnya, saya cukup optimistis Tiongkok bisa melakukan ini," tukasnya.
Misi ini termasuk salah satu di antara sejumlah misi Tiongkok yang paling berani sejak pertama kali meluncurkan manusia ke luar angkasa pada 2003 dan menjadikannya negara ketiga yang telah melakukan hal tersebut setelah AS dan Rusia.
“Chang'e 5 dan misi bulan di masa depan bertujuan untuk memberikan dukungan teknis yang lebih baik untuk kegiatan ilmiah dan eksplorasi di masa depan,” kata juru bicara misi dan wakil direktur Pusat Eksplorasi Bulan dan Teknik Luar Angkasa Badan Antariksa Nasional China (CNSA) Pei Zhaoyu.
"Kebutuhan ilmiah serta kondisi teknis dan ekonomi akan menentukan apakah Tiongkok memutuskan untuk mengirim misi berawak ke bulan,” ujar Pei.
"Saya pikir kegiatan eksplorasi masa depan di bulan kemungkinan besar akan dilakukan dalam kombinasi manusia-mesin,” imbuhnya.
Sejauh ini sudah banyak pencapaian penerbangan luar angkasa berawak Tiongkok, termasuk membangun stasiun ruang angkasa eksperimental dan melakukan perjalanan ruang angkasa, mereproduksi prestasi negara lain dari tahun-tahun sebelumnya, CNSA sekarang bergerak ke wilayah baru.
Hubungan Tiongkok dengan negara asing dalam misi tampak semakin erat, dan Badan Antariksa Eropa akan memberikan informasi stasiun darat yang penting untuk Chang'e 5.(CNA/OL-5)
Terkini Lainnya
Pemerintah Dinilai tidak Serius Tangani Urusan Pangan
Industri Tekstil Dalam Negeri Ambruk Akibat Produk Impor, Penetapan BMAD Dinilai Efektif
Indonesia-Tiongkok Perkuat Kerja Sama Ketenagakerjaan
Pengamat Minta Pemerintah Hati-hati Tetapkan Aturan Bea Masuk 200 Persen
Bea Cukai dan Polri Ungkap Clandestine Lab Terbesar di Indonesia Milik Jaringan Tiongkok
Sekjen Kemnaker Terinspirasi oleh Pengelolaan SDM Tiongkok
Hizbullah Tembakkan 200 Roket ke Israel
Kecelakaan Roket Tianlong-3 Saat Uji Coba di Darat, Tidak Ada Korban Cedera
Terungkap, India Ekspor Roket dan Bahan Peledak ke Israel
Hizbullah Hujani Israel dengan Serangan Roket
SpaceX Dapat Lisensi untuk Uji Coba Keempat Roket
Korsel Peringatkan Korut untuk Hentikan Tindakan Provokatif
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap