AS Siap Minta Pertanggungjawaban Presiden Terpilih Iran Soal HAM
![AS Siap Minta Pertanggungjawaban Presiden Terpilih Iran Soal HAM](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/06/26d2ec5e65d6f6156cbbeca53ef944cc.jpg)
PEMERINTAH Amerika Serikat (AS) mulai mengusik dan membidik presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi dengan mengungkap sejumlah isu.
'Negeri Paman Sam' melakukan tekanan terhadap Raisi yang dikenal sebagai ulama dan pejabat dari kelompok garis keras Iran.
AS, pada Senin (21/6), berjanji akan meminta pertanggungjawaban Presiden Iran yang baru-baru ini terpilih Ebrahim Raeisi atas potensi pelanggaran hak asasi manusia di bawah pengawasannya, ketika negosiasi tidak langsung berlanjut mengenai program nuklir Teheran.
Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan Presiden Joe Biden tidak memiliki rencana untuk duduk bersama presiden terpilih di tengah kemajuan yang berkelanjutan untuk mengembalikan Iran dan AS agar sepenuhnya mematuhi kesepakatan nuklir 2015 yang dibuat oleh kekuatan dunia dengan Republik Islam itu.
"Kami sangat mendesak pemerintah Iran, terlepas dari siapa yang berkuasa, untuk membebaskan tahanan politik, meningkatkan penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan mendasar bagi semua warga Iran," kata Psaki.
"Karena kita berada di tengah-tengah diskusi ini setelah putaran keenam, sifat dan urutan yang tepat dari langkah-langkah terkait sanksi ini di Amerika Serikat yang perlu diambil untuk mencapai pengembalian bersama untuk mematuhi JCPOA adalah subjek pembicaraan dan diskusi," katanya.
"Kami tentu memahami seperti yang telah kami lihat di putaran terakhir dari negosiasi ini bahwa akan ada berbagai retorika untuk mengatasi kebutuhan politik di dalam negeri," ucapnya.
Pada Senin (21/6) sebelumnya, Iran mengatakan kesepakatan untuk menghidupkan kembali pakta itu berada dalam jangkauan dengan teks yang disepakati.
"Bukan tidak mungkin putaran pembicaraan berikutnya di Wina akan menjadi yang terakhir," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Habibzadeh.
"Kami telah mencapai teks yang jelas tentang semua masalah. Yang tersisa hanyalah semua pihak untuk membuat keputusan politik," ucapnya.
Pembicaraan putaran keenam antara Iran dan kekuatan dunia di Wina berakhir pada hari Minggu, ketika para delegasi kembali ke ibu kota masing-masing untuk konsultasi dan keputusan akhir.
Mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik Washington dari perjanjian nuklir dengan Iran pada tahun 2018, dan melanjutkan untuk memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran yang dicabut berdasarkan perjanjian itu. (AA/Nur/OL-09)
Terkini Lainnya
IHSG Ditutup Naik Ikuti Bursa Asia Menguat
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
Vonis Trump Terkait Kasus Uang Tutup Mulut Ditunda September
Empat Siswa asal Banyumas Tembus Perguruan Tinggi Top Luar Negeri
IHSG Ditutup Melemah di tengah Bursa Asia Menguat
Rupiah Merosot saat Pasar Tunggu Rilis Data Tenaga Kerja AS
Pilpres Iran Tanpa Pemenang
AS Ingatkan Konsekuensi Israel jika Serang Hizbullah
Iran Nyatakan Israel Pecundang Terbesar Jika Perangi Hizbullah
Houthi Luncurkan Rudal ke Kapal Dagang di Teluk Aden
6 Kandidat Siap Bertarung dalam Pemilihan Presiden Iran
Intelijen Iran Tangkap Mata-Mata Israel
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap