PBB Jika Serangan Taliban tidak Dihentikan, Banyak Korban Berjatuhan
![PBB: Jika Serangan Taliban tidak Dihentikan, Banyak Korban Berjatuhan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/07/24ce5d209fd6e894dad006e928071901.jpg)
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa Afghanistan dapat mengalami jumlah kematian warga sipil tertinggi dalam lebih dari satu dekade. Dalam hal ini, jika serangan Taliban di seluruh negeri tidak bisa dihentikan.
Diketahui, kekerasan meningkat sejak awal Mei, ketika Taliban meningkatkan operasi yang bertepatan dengan penarikan terakhir pasukan asing pimpinan Amerika Serikat (AS).
Laporan yang dirilis pada Senin waktu setempat, mendokumentasikan korban sipil pada semester I 2021. Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) memperkirakan angka kematian menyentuh tingkat satu tahun tertinggi, sejak misi tersebut mulai melaporkan lebih dari satu dekade lalu.
Baca juga: Empat Pejuang Taliban Ditangkap Atas Serangan Roket di Afghanistan
UNAMA juga memperingatkan bahwa pasukan Afghanistan dan pasukan pro-pemerintah bertanggung jawab atas seperempat dari total korban sipil. "Jumlah warga sipil Afghanistan yang belum pernah terjadi sebelumnya, jika kekerasan yang meningkat tidak dapat dibendung," pungkas Kepala UNAMA Deborah Lyons.
"Saya memohon kepada para pemimpin Taliban dan Afghanistan untuk memperhatikan lintasan konflik yang suram dan mengerikan. Bagaiamana dampaknya yang menghancurkan terhadap warga sipil," imbuhnya.
Pada semester I 2021, sekitar 1.659 warga sipil tewas dan 3.254 lainnya terluka. Catatan itu meningkat 47% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan korban sipil sangat tajam pada Mei dan Juni, yang merupakan periode awal serangan Taliban pada tahun ini.
Baca juga: Afghanistan Terapkan Jam Malam untuk Batasi Gerakan Taliban
"Yang sangat mengejutkan dan sangat memprihatinkan adalah perempuan dan anak hampir setengah dari total korban sipil," bunyi laporan tersebut.
UNAMA menyalahkan elemen anti-pemerintah atas 64% korban sipil. Termasuk, sekitar 40% yang disebabkan oleh Taliban dan hampir 9% oleh kelompok ISIS. Sekitar 16% korban disebabkan unsur anti-pemerintah yang tidak dapat ditentukan.
Namun, pasukan Afghanistan dan pasukan pro-pemerintah bertanggung jawab atas 25% kasus kematian. UNAMA mengatakan sekitar 11% korban disebabkan baku tembak dan pihak bertanggung jawab yang tidak dapat ditentukan.(AFP/OL-11)
Terkini Lainnya
9 Tewas dan 4 Terluka Setelah Sedan Tabrak Pejalan Kaki
18 Tewas dan 48 Terluka Akibat Ledakan Bom di Negara Bagian Borno, Nigeria
5 Tewas dalam Aksi Protes di Kenya
Jumlah Korban Tewas Penyerangan Gereja di Dagestan, Rusia, Bertambah
Kepolisian: Penyebab Kecelakaan di Tol Semarang-Batang, Akibat Sopir Truk Buang Air Kecil
1 Tewas dan Ribuan Dievakuasi Akibat Kebakaran Hutan di New Mexico
Sebarkan Kabar Baik Kurangi Potensi Konflik Antarumat Beragama
Pejabat Senior Departemen Luar Negeri AS Mundur di Tengah Konflik Gaza
Israel Menolak Inisiatif Prancis Meredakan Konflik dengan Hizbullah
Laporan PBB Ungkap Pelanggaran Berat terhadap Anak Meningkat pada 2023
Bawaslu: Seluruh Tahapan Pilkada 2024 Rawan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap