Reformasi Modern Saudi Dinilai terkait Trauma Serangan 11 September
![Reformasi Modern Saudi Dinilai terkait Trauma Serangan 11 September](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/09/c93d231c8ad4369754aee410f08434c8.jpg)
DUA dekade setelah militan Arab Saudi mendalangi dan melakukan serangan 11 September, kerajaan gurun itu berjuang untuk perubahan dalam upaya reformasi yang bertujuan memperbarui citra ultrakonservatifnya. Wanita dapat mengemudi mobil dan bioskop telah dibuka kembali di Arab Saudi 'baru' di bawah putra mahkota dan penguasa de facto Mohammed bin Salman.
Beberapa bentuk reformasi modern itu diyakini beberapa orang dapat dikaitkan dengan trauma 9/11. "Inisiatif itu merupakan salah satu konsekuensi jangka panjang dari serangan teroris terburuk di tanah AS," kata Yasmine Farouk dari Carnegie Endowment for International Peace kepada AFP.
Baca juga: Saudi Eksekusi Warganya atas Tuduhan Terorisme
Sebanyak 15 warga Saudi termasuk di antara 19 pembajak dalam serangan pesawat di World Trade Center dan Pentagon, yang menewaskan hampir 3.000 orang dan direncanakan oleh pemimpin Al-Qaeda kelahiran Saudi, Osama bin Laden.
Kerajaan itu, sekutu lama Amerika, membantah terlibat tetapi menghadapi retorika keras AS atas sistem sosial dan pendidikannya yang menurut para kritikus mempromosikan ekstremisme.
Baca juga: Citra Keras Saudi Berakar pada Aliran Wahabi
Lebih banyak tekanan dapat menyusul dalam beberapa bulan mendatang setelah Presiden AS Joe Biden memerintahkan deklasifikasi dokumen rahasia dari penyelidikan AS atas serangan tersebut.
Biden menanggapi tekanan dari keluarga beberapa dari mereka yang terbunuh pada 9/11 yang telah lama berpendapat bahwa dokumen rahasia mungkin berisi bukti bahwa pemerintah Saudi memiliki hubungan dengan para pembajak.
Baca juga: Saudi Digugat terkait Serangan 9/11, Biden Minta FBI Buka Investigasi
Dalam suatu pernyataan yang dikeluarkan pada Rabu (8/9) oleh kedutaan besarnya di Washington, Arab Saudi mengatakan pihaknya menyambut langkah Biden.
Dikatakan, "Hanya dapat mengulangi dukungan lama untuk deklasifikasi penuh dari dokumen apa pun." Harapan mereka, itu akan mengakhiri tuduhan tak berdasar terhadap kerajaan untuk selamanya. (AFP/OL-14)
Terkini Lainnya
Mendag Lepas Ekspor Kopi ke AS Senilai USD1,48 Juta
Joe Biden Dilengserkan Usianya
Panama vs Amerika Serikat: Thomas Christiansen Senang Timnya Kalahkan Tuan Rumah Copa America
Penonton Ricuh, Foo Fighters Hentikan Konser di Birmingham Inggris
Aturan Debat Capres AS: Mikrofon Dimatikan dan tidak ada Penonton Langsung
IHSG Ditutup Menguat Lampaui 6.950
Fase Pemulangan, 66 Ribu Lebih Jemaah Haji Kembali ke Tanah Air
Pemerintah Arab Saudi Ingin Gudeg Jadi Hidangan bagi Jemaah Haji
Ini Klarifikasi Garuda Indonesia Soal Penyesuaian Jadwal Pemulangan Jemaah Haji
Puncak Haji Berbasis Fikih
Tiba Di Tanah Air, Jemaah Haji Embarkasi Makassar Tampil Dengan Pakaian Nyentrik
1.301 Jamaah Meninggal pada Ibadah Haji Tahun Ini
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap