Nasionalisasi Suez Dorong Israel Ingin Kuasai Gaza
![Nasionalisasi Suez Dorong Israel Ingin Kuasai Gaza](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/11/c1542e9d2a6224f997317a4c57203709.jpg)
PADA 26 Juli 1956, presiden Mesir saat itu Gamal Abdel Nasser menasionalisasi Terusan Suez. Khawatir jalur air bisa terputus, Inggris, Prancis, dan Israel berkolusi untuk menyerang Mesir.
Israel lantas menguasai Jalur Gaza, Palestina, dan Semenanjung Sinai. Ia menarik diri dari daerah-daerah itu pada Maret 1957 di bawah tekanan AS.
Pada pasar yang ramai sekarang mengelilingi Kastil Barquq Khan Yunis yang berusia berabad-abad, Barbakh menunjuk ke daerah-daerah tempat lusinan mayat ditinggalkan oleh pasukan Israel. Dia menunjukkan kepada AFP foto dua saudara laki-lakinya yang katanya dibunuh selama kerusuhan mengerikan dan menakutkan.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mencatat dalam laporan Desember 1956 bahwa sejumlah besar warga sipil tewas di Khan Yunis pada 3 November. Namun ada konflik dalam laporan yang diberikan mengenai penyebab korban.
Tentara Israel baru-baru ini mengatakan kepada AFP bahwa setelah pengambilalihan Gaza, sekitar 4.000 tentara Mesir bersama pejuang gerilya dan Palestina tetap berada di dalam dengan berpakaian sebagai warga sipil. Operasi Israel untuk mengekang serangan pejuang dan menyita senjata itu memicu bentrokan.
"Ini menyebabkan kerugian bagi warga sipil, karena IDF (tentara) tidak dapat membedakan antara kombatan dan warga sipil yang tidak terlibat," katanya.
Barbakh mengklaim Israel telah menghukum Khan Yunis karena perlawanan. UNRWA juga melaporkan bahwa sejumlah pengungsi tewas oleh tembakan Israel di Rafah, lebih jauh ke selatan, pada 12 November. Tentara Israel menggambarkan mereka yang tewas sebagai 48 perusuh yang mengancam pasukan, mengutip pernyataan perdana menteri saat itu David Ben-Gurion.
Pada Jumat (29/10), Presiden Israel Isaac Herzog meminta maaf atas insiden yang terjadi pada hari pertama Kampanye Suez, 29 Oktober 1956, ketika 49 orang Arab terbunuh di Kafr Qasim, desa dalam wilayah Israel.
"Pada peringatan 65 tahun salah satu peristiwa paling menyedihkan dalam sejarah negara kita. Atas nama saya dan Negara Israel, saya meminta maaf," kata Herzog.
Baca juga: Mengenang Pendudukan Pertama Israel di Gaza 3 November 1956
Israel mengatakan 231 tentara tewas dalam operasi yang merebut Semenanjung Sinai. Tentara mengatakan setidaknya tujuh warga sipil juga tewas dalam beberapa serangan di dekat perbatasan Gaza pada minggu pertama November 1956. (AFP/OL-14)
Terkini Lainnya
Hizbullah Tembakkan 200 Roket ke Israel
Gagasan Hamas Soal Gencatan Senjata Disambut Positif Israel
Wapres Tegaskan Indonesia Mendukung Penuh Upaya Gencatan Senjata di Palestina
Hamas Bahas Gencatan Senjata Gaza dengan Qatar, Mesir, Turki
Biro Komite Palestina PBB Temui Wapres Ma'ruf, Sampaikan 3 Poin Penting
Terima Biro Komite Palestina PBB, Wapres: Masalah Palestina bukan Isu Agama, tapi Politik dan Kemanusiaan
PBB Desak Dunia Sadar Soal Kekejaman di Gaza
12 Mantan Pejabat AS Sebut Kebijakan Biden di Gaza sebagai Kegagalan
Arab Saudi Berusaha Akhiri Agresi di Gaza
Tim Medis Mulai Evakuasi Pasien Rumah Sakit Eropa Gaza
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap