Akhiri Ketergantungan dari Rusia, Italia Teken Kesepakatan Gas dengan Angola
![Akhiri Ketergantungan dari Rusia, Italia Teken Kesepakatan Gas dengan Angola](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/04/1fa0d732966bd41173b8c659cf22a129.jpg)
ITALIA menandatangani kesepakatan dengan Angola untuk meningkatkan pasokan gas dari negara Afrika ketika berusaha melepaskan diri dari gas Rusia selama perang Ukraina.
"Hari ini kami telah mencapai kesepakatan penting lainnya dengan Angola untuk meningkatkan pasokan gas," kata Menteri Luar Negeri Luigi Di Maio dalam pernyataannya.
Perdana Menteri Mario Draghi ingin menambahkan Angola dan Kongo-Brazzaville ke dalam portofolio pemasok untuk menggantikan Rusia, yang menyediakan sekitar 45% gas Italia.
"Kami tidak ingin bergantung pada gas Rusia lagi, karena ketergantungan ekonomi tidak boleh menjadi penundukan politik," katanya dalam wawancara dengan harian Corriere della Sera yang diterbitkan pada Minggu.
"Diversifikasi dimungkinkan dan dapat diimplementasikan dalam waktu yang relatif singkat - lebih cepat dari yang kami bayangkan sebulan lalu," imbuhnya.
Baca juga: Tidak Ingin Bergantung pada Rusia, Italia Buru Gas ke Afrika
Draghi akan pergi sendiri, tetapi dia dinyatakan positif covid-19. Dia pun mengutus Di Maio dan Menteri Transisi Ekologi Roberto Cingolani untuk menggantikannya.
Cingolani menggambarkan kesepakatan itu sebagai perjanjian penting yang memberikan dorongan untuk kemitraan antara Italia dan Angola di bidang energi terbarukan, biofuel, LNG (gas alam cair) dan pelatihan teknologi dan lingkungan.
Kedua menteri tersebut, didampingi oleh Claudio Descalzi, kepala eksekutif raksasa energi Italia ENI, juga bertemu dengan Presiden Joao Lourenco. Mereka kemudian menuju ke negara tetangga Kongo-Brazzaville di mana mereka diperkirakan akan bertemu Presiden Denis Sassou Nguesso pada Kamis.
"Ini berpacu dengan waktu untuk memastikan kami menyimpan gas dan minyak untuk musim dingin berikutnya," kata Francesco Galietti, kepala konsultan Policy Sonar yang berbasis di Roma.
Menteri Luar Negeri Angola Tete Antonio menggambarkan tanda tangan itu sebagai hal yang sangat penting.
Deklarasi serupa akan ditandatangani di Republik Kongo. (AFP/OL-5)
Terkini Lainnya
Putin Ingin Akhiri Konflik Ukraina Secara Menyeluruh, Bukan Gencatan Senjata
Perpusnas Jalin Kerja Sama dengan Dua Perpustakaan Nasional Rusia
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Korea Utara Gelar Pertemuan Plenari Partai Pekerja Korea Bahas Kerja Sama dengan Rusia
Serangan Rusia di Ukraina Menewaskan 12 Orang, Termasuk 4 Anak-Anak
Sempat Anjlok Akibat Politik di Rusia dan Timur Tengah, Ekspor Rumput Laut Menggeliat Lagi
Reethau Group Teken PJBG dengan KKKS (Pertamina EP) dalam Forum Gas Bumi untuk Dukung Kemandirian Energi Nasional
Perlu Revolusi Energi ke Sumber Lebih Hijau
Penemuan Gas Kedua Signifikan di Blok South Andaman
PLN EPI Gandeng Mitra Gas Global Sasar Transisi Energi 20 Gigawatt
Honeywell Dukung Indonesia Capai Net Zero Emission dengan Teknologi CCUS
Rekind Telah Mencapai Milestone Gas-In di Proyek JTB
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap