Parlemen Israel Bubar, Pemilihan PM Baru Tengah Malam
![Parlemen Israel Bubar, Pemilihan PM Baru Tengah Malam](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/06/2ae4c83ca3b0c9d2603172d7dd6438f9.jpg)
ANGGOTA parlemen Israel membubarkan parlemen pada Kamis (30//6). Ini memaksa pemilihan kelima negara itu terjadi lagi dalam waktu kurang dari empat tahun. Menteri Luar Negeri Yair Lapid akan mengambil alih sebagai perdana menteri sementara pada tengah malam.
Setelah suara bulat 92-0, Lapid yang berhaluan tengah memeluk Perdana Menteri Naftali Bennett, yang saat memimpin koalisi delapan partai yang berat akhirnya dibatalkan oleh perpecahan ideologi. Lapid, yang ayahnya selamat dari Holocaust, bertukar kursi dengan Bennett di parlemen setelah pemungutan suara, sebelum melakukan pemberhentian pertama di pusat peringatan Holocaust Yad Vashem di Jerusalem.
"Di sana, saya berjanji kepada mendiang ayah saya bahwa saya akan selalu menjaga Israel tetap kuat dan mampu membela diri dan melindungi anak-anaknya," kata pria berusia 58 tahun itu dalam pernyataan. Pemilihan baru yang ditetapkan pada 1 November memperkuat hal lain bahwa Israel tetap terperosok dalam era kemacetan politik yang belum pernah terjadi.
Baca juga: Petinggi Universitas Top Israel Kunjungi Singapura Kolaborasi Penelitian
Nasionalis agama Bennett mengatakan dia tidak akan menentang pemungutan suara dan mundur dari politik. Ia men-tweet kata Ibrani, "Toda," atau terima kasih. Ini disampaikan setelah anggota parlemen menyetujui pengunduran dirinya dari jabatannya.
Mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu meyakinkan bahwa dia dan sekutunya--nasionalis ekstrem kanan dan partai Yahudi ultra-Ortodoks--akan mengumpulkan suara mayoritas. Ini mengikuti yang dia gambarkan pada Kamis sebagai eksperimen (koalisi) yang gagal.
Baca juga: 3 Warga Israel, 64 Orang Palestina Terluka dalam Bentrokan Semalam
"Kami satu-satunya alternatif. Pemerintah yang kuat, nasionalis, dan bertanggung jawab," kata Netanyahu. Ia tengah diadili atas tuduhan korupsi yang dibantahnya.
Pembubaran pada Kamis lebih lanjut menyoroti realitas yang sangat terpolarisasi Israel, kata Yohanan Plesner, presiden think-tank Institut Demokrasi Israel. Satu-satunya solusi untuk disfungsi seperti itu, katanya, ialah, "Reformasi pemilu dan konstitusi yang sudah lama tertunda." (AFP/OL-14)
Terkini Lainnya
Kabinet Perang Israel Pecah, Pemerintahan Netanyahu Hilang Kendali
Pemimpin Oposisi Israel Dukung Upaya Cari Solusi dengan Palestina
PM Israel Lindungi Pembunuh Wartawan Aljazeera Abu Akleh
Iran Tanggapi Tuduhan Israel tentang Rencana Pembunuhan di Turki
Komitmen AS dan Israel Cegah Iran Peroleh Bom Nuklir
Israel Desak Turki Tutup Organisasi Hamas
Mantan Jurnalis, Calon PM Israel Yair Lapid Punya Putri Autis
Al Jazeera Minta Dunia Tuntut Israel karena Bunuh Jurnalisnya
Mendadak, PM Israel Temui Presiden Mesir dan Pemimpin UEA
PM Israel Harap Rezim Iran Berubah dalam Tahun Baru Persia
PM Israel Serukan AS Hentikan Segera Pembicaraan Nuklir Iran
Amerika sampai Iran Tanggapi Pemerintah Baru Israel
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap