visitaaponce.com

Penikam Rushdie Simpatisan Iran

Penikam Rushdie Simpatisan Iran
Seorang warga berjalan melintas di depan kediaman pelaku penusukan terhadap Salman Rushdie, Hadi Matar.(AFP/EDUARDO MUNOZ)

PELAKU penusukan terhadap novelis berdarah India, Salman Rushdie, Hadi Matar, 24, dari New Jersey, Amerika Serikat (AS) diduga simpatisan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran. Kepolisian tengah mendalami dugaan perencanaan sebelum Matar menjalankan aksinya yang dipuji Iran ini.

"Lembaga penegak hukum negara bagian dan federal mendalami dugaan penyerangan berencana. Jika terbukti, Marar akan dikenakan tuntutan tambahan," kata jaksa yang menangani kasus ini, Jason Schmid.

Ia mengatakan Matar dibawa ke pengadilan, Jumat (12/8) malam, atas tuduhan percobaan pembunuhan di tingkat kedua dan penyerangan level kedua.

"Matar didakwa dengan percobaan pembunuhan dan ditahan tanpa jaminan," jelasnya.

Baca juga: Biden Kecam Penusukan Salman Rushdie

Matar mengajukan pembelaan tidak bersalah selama penampilan pengadilan pada Sabtu (13/8). Matar muncul di pengadilan mengenakan baju tahanan dan masker wajah putih dengan tangan diborgol.

"Matar lahir di Amerika Serikat dari pasangan suami-istri asal Lebanon yang beremigrasi dari Yaroun, sebuah desa perbatasan di Lebanon selatan," kata otoritas tempat Matar tinggal.

Matar menikam Rushdie tepat di leher dan dadanya pada Jumat (13/8). Setelah berjam-jam menjalani operasi, agen Rushdie, Andrew Wylie, mengatakan kliennya menderita kerusakan hati, saraf lengan dan mata putus, serta menggunakan ventilator dan tidak dapat berbicara.

"Dia juga kemungkinan akan kehilangan matanya yang terluka," kata Wylie.

Rushdie merupakan penulis karya sastra kelahiran India yang nyawanya dihalalkan oleh Iran. Itu usai Rushdie membuat novel bertajuk The Satanic Verses.

Penegak hukum mendalami akun media sosial Matar yang menunjukkan kekaguman kepada Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran. Beberapa surat kabar Iran memuji orang yang menyerang Rushdie, tetapi Teheran tidak mengeluarkan reaksi resmi.

Saat kejadian, novelis berusia 75 tahun itu sedang diperkenalkan untuk memberikan ceramah kepada ratusan penonton tentang kebebasan artistik. Michael Hill, pembawa acara gelaran itu mengatakan bahwa Matar telah memperoleh izin untuk memasuki tempat itu seperti pengunjung lainnya.

Matar membawa SIM palsu pada saat penangkapan. Moderator acara Henry Reese, 73, juga diserang oleh Matar. Reese menderita cedera wajah dan dirawat dan dibebaskan dari rumah sakit, kata polisi.

Penulis, aktivis, dan pejabat pemerintah mengutuk serangan itu dan mengutip keberanian Rushdie untuk advokasi kebebasan berbicara. Rushdie dikenal karena gaya prosanya yang surealis dan satir, dimulai dengan novelnya bertajuk Midnight's Children yang memenangkan Booker Prize pada 1981.

Novel itu mengkritik Perdana Menteri India saat itu Indira Gandhi. Novel berikutnya berjudul The Satanic Verses dinilai sebagian pihak, termasuk Iran, berisi penghujatan kehidupan Nabi Muhammad.

Semua karya sastra Rushdie telah dilarang dan dibakar di India, Pakistan, dan di tempat lain sebelum Ayatollah Agung Iran Ruhollah Khomeini mengeluarkan dekrit 1989 yang menyerukan pembunuhan terhadap Rushdie. (Aljazeera/OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat