visitaaponce.com

Rushdie Mengaku Alami Kesulitan Menulis Pascainsiden Penusukan

Rushdie Mengaku Alami Kesulitan Menulis Pascainsiden Penusukan
Salman Rushdie(AFP/JOEL SAGET)

PENULIS Inggris Salman Rushdie mengaku dirinya kini kesulitan menulis setelah menjadi korban aksi penusukan pada tahun lalu. Hal itu terungkap dalam wawancara yang diterbitkan Senin (6/2) menjelang perilisan novel terbaru Rushdir, Victory City.

Victory City, yang berkisah mengenai seorang perempuan di abad ke-14 yang melawan aturan patriacki untuk memimpin sebuah kota mulai dijual di toko buku pada hari ini, Selasa (7/2).

Rushdie menyebut penusukan yang dialami dirinya membawa pengaruh mental yang berat.

Baca juga: Cukilan dari Novel Terbaru Salman Rushdie Dirilis

"PTSD itu benar-benar ada," ujar penulis berusia 75 tahun itu kepada majalah New Yorker dalam wawancara pertama sejak penusukan pada 12 Guatus lalu di sebuah konferensi di New York.

"Saya mengalami kesulitan yang amat sangat untuk menulis. Ketika saya duduk untuk menulis, tidak ada yang muncul, Saya menulis namun yang muncul hanya kosong dan sampah. Saya menulis dan kemudian menghapusnya besok. Saya belum keluar dari hal itu saat ini," lanjutnya.

Novelis yang kini berkewarganegaraan Amerika Serikat (AS) dan sudah tinggal di New York selama 20 tahun, kehilangan penglihatan di salah satu matanya dan tidak bisa menggerakan salah satu tangannya.

Rushdie mengaku meski luka-luka yang dialaminya telah sembuh, dia masih belum bisa mengetik dengan baik karena masih kehilangan rasa di sejumlah jarinya.

Rushdie bersembunyi selama bertahun-tahun setelah pemimpin Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini memerintahkan agar penulis itu dibunuh karena dianggap melecehkan Islam lewat buku Ayat-Ayat Setan, yang terbit pada 1988. (AFP/OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat