visitaaponce.com

Serang Albania, AS Jatuhkan Sanksi Baru ke Iran

Serang Albania, AS Jatuhkan Sanksi Baru ke Iran
Ilustrasi: Albania.(roadaffair.com)

Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi baru kepada Kementerian Intelijen dan Keamanan Iran. Kebijakan yang diambil Washington itu menyusul serangan siber Teheran terhadap situs resmi milik Tirana.

"Serangan dunia maya Iran terhadap Albania mengabaikan norma-norma perilaku Negara yang bertanggung jawab di masa damai di dunia maya, yang mencakup norma untuk menahan diri dari merusak infrastruktur penting yang menyediakan layanan kepada publik," kata pejabat Departemen Keuangan AS, Brian Nelson dalam sebuah pernyataan.

Menurut dia AS tidak akan mentolerir aktivitas siber Iran yang semakin agresif. "Juga yang menargetkan AS atau sekutu dan mitra kami," tambahnya.

Serangan siber pada Juli telah memicu krisis diplomatik antara Albania dan Iran. Teheran membantah tuduhan tersebut dan menyatakan fitnah tidak berdasar.

Albania merupakan salah satu anggota NATO yang menjadi tuan rumah kelompok oposisi Iran Mujahedeen-e-Khalq (MEK), yang dipandang Iran sebagai organisasi teroris yang berusaha menggulingkan pemerintah secara paksa di Teheran.

AS juga menjatuhkan sanksi khusus kepada Menteri Intelijen Iran, Esmail Khatib. Itu tidak berselang lama setelah Washington menjatuhkan hukuman pada beberapa perusahaan Iran atas tuduhan terlibat dalam produksi dan pengiriman pesawat tak berawak ke Rusia untuk perang di Ukraina.

"AS berkomitmen untuk secara ketat menegakkan sanksi kami terhadap Rusia dan Iran dan meminta pertanggungjawaban Iran dan mereka yang mendukung perang agresi Rusia terhadap Ukraina,” kata Nelson.

Sanksi akan membekukan aset individu dan entitas yang ditargetkan di AS dan membuatnya ilegal bagi warga Amerika untuk melakukan bisnis dengan mereka. Misi Iran untuk PBB tidak segera menanggapi sanksi baru AS.

Pemerintah AS telah menjatuhkan sanksi terhadap Iran sejak Presiden Donald Trump saat itu menarik diri dari kesepakatan nuklir pada 2018. Pakta multilateral, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), telah melihat Iran mengurangi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi internasional terhadap ekonominya.

Pemulihan perjanjian tampak dekat bulan lalu setelah Uni Eropa mengajukan rancangan kesepakatan yang dijuluki teks akhir. Tetapi setelah Teheran dan Washington bertukar komentar tentang proposal tersebut, para pejabat AS menilainya tidak konstruktif.

Kedua belah pihak saling menyalahkan sehingga mengikis kemungkinan tercapainya kesepakatan baru. Departemen Luar Negeri AS, yang memimpin pembicaraan nuklir tidak langsung dengan Iran, menyambut baik sanksi terhadap Kementerian Intelijen Teheran, dengan mengatakan Washington akan "menggunakan semua alat yang tepat untuk melawan serangan siber" terhadap AS dan sekutunya. (Aljazeera/OL-12)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat