visitaaponce.com

Bahtera Nabi Nuh, Para Penentang Teori Evolusi, dan Pemilu AS

Bahtera Nabi Nuh, Para Penentang Teori Evolusi, dan Pemilu AS
Replika Bahtera Nabi Nuh (Noah) di Kentucky, AS(Stefani Reynolds/AFP)

Di sebuah desa di Kentucky, Amerika Serikat, ramai orang berduyun untuk menyaksikan bahtera atau perahu Nabi Nuh di dekat Museum Penciptaan. Tentu saja perahu itu cuma replika. Kendari demikian, benda itu sangat menarik minat warga, terutama para penganut Kristen evangelis konservatif dari seluruh Amerika Serikat.

Apalagi legenda tentang bahtera Nuh atau Noah orang barat menyebutnya, berhubungan dengan teori penciptaan Bumi. Mereka meyakini Tuhan menciptakan Bumi dalam enam hari sekitar 4.000 SM. Mereka juga meyakini bahwa teori evolusi itu salah.

Pengunjung yang datang juga mencerminkan politik Amerika yang terpecah saat negara itu menuju pemilihan sela. Para penganut teori asal-usul penciptaan ini biasanya berafiliasi dengan Partai Republik dalam isu-isu seperti penolakan terhadap aborsi dan hak-hak kaum gay.

"Dinosaurus sering digunakan oleh para evolusionis (penganut teori evolusi) untuk menyatakan pandangan dunia mereka. Jadi kami telah menghadirkan dinosaurus kembali, jika Anda mau," kata Mark Looy, salah satu pendiri taman hiburan bahtera dan museum penciptaan itu, seperti dikutip AFP, Rabu (19/10)

Looy mengatakan situs atau taman hiburan tersebut menawarkan pandangan berbeda tentang dinosaurus , yang umumnya menyatakan kebanyakan dari  hewan tersebut tewas selama banjir besar sekitar 4.500 tahun yang lalu.

Museum yang dibuka pada 2007 di Petersburg, Kentucky itu dibiayai oleh kampanye donasi dan didukung oleh Answers in Genesis, sebuah kelompok yang percaya pada teori asal-usul penciptaan yang fanatik. Para kreasionis ini umumnya percaya ada campur tangan Tuhan dalam penciptaan Bumi beserta isinya. Dalam pengertian modern, istilah kreasionisme secara khusus dihubungkan dengan suatu jenis fundamentalisme Kristen konservatif yang berbenturan dengan berbagai aspek dari ilmu pengetahuan.

Meski tiket dibanderol U$$85, para pengunjung yang kebanyakan para kreasionis ini tampak antusias. Looys bahkan mengatakan lebih dari satu juta orang setiap tahun mengunjungi tempat tersebut.

"Suami saya dan saya percaya bahwa Bumi berusia sekitar 6.000 tahun," kata Suzanne Swindle, seorang eksekutif berusia 37 tahun dari Atlanta. Dia datang untuk menunjukkan kepada putrinya yang berusia empat tahun bahwa Alkitab lebih dari sekadar cerita.

Namun, dia tidak menyangkal bahwa spesies beradaptasi dengan lingkungannya, salah satu pilar teori evolusi yang dikemukakan Charles Darwin. Demikian pula, Mike Barrington, mantan veteran berusia 70 tahun yang tinggal di Louisiana, yang menyebut dirinya seorang kreasionis (percaya teori penciptaan). “Tetapi  penjelasan pameran tentang dinosaurus adalah hal baru bagi saya," ujarnya.

Kontradiksi semacam itu tercermin dalam jajak pendapat. Menurut survei Gallup 2019, 40% orang Amerika percaya Tuhan menciptakan manusia kurang dari 10.000 tahun yang lalu. “Tapi jajak pendapat lain mengajukan pertanyaan yang lebih halus dengan lebih banyak pilihan dan menemukan hanya sekitar 15% menolak teori evolusi, “ kata Adam Laats, seorang sejarawan di Binghamton University di New York dan penulis buku "Creationism USA."

“Menyebut diri sendiri sebagai kreasionis di Amerika Serikat lebih merupakan tanda pengenal (identitas)  dari perbedaan budaya yang jauh lebih luas," katanya.

Mereka biasanya menolak LGBT, pornografi, dan tindakan aborsi

Masalah pemilu

Tema-tema tersebut biasanya menjadi isu sentral pada pemilu sela yang akan digelar pada 8 November dan Laats melihat korelasi antara konservatif MAGA (Donald Trump) yang paling mendasar dan kreasionis tipe museum yang paling bersemangat.

“Di dua situs itu (museum dan replika perahu Nabi Nuh) Anda akan menemukan sebagian besar kaum Republikan," kata Mark Looy. (AFP/M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat