visitaaponce.com

Kondisi Politik Inggris Tak Menentu Bikin Mendagri Undur Diri

Kondisi Politik Inggris Tak Menentu Bikin Mendagri Undur Diri
Menteri Dalam Negeri Inggris Suella Braverman mengundurkan diri, Rabu (19/10) waktu setempat karena ketidakpastian politik PM Liz Truss.(AFP)

MENTERI Dalam Negeri Inggris, Suella Braverman mengundurkan diri pada Rabu (19/10). Suella menjadi menteri kedua dari kabinet Perdana Menteri, Liz Truss yang memilih hengkang karena ketidakpastian politik.

"Saya telah melakukan kesalahan, saya menerima tanggung jawab, saya mengundurkan diri," katanya.

Dia mengaku telah melanggar aturan, dengan mengirimkan dokumen resmi dari email pribadinya ke rekan parlemen. Tetapi alasan paling besar dari keputusannya itu karena kondisi politik Inggris semakin tidak menentu.

Truss menunjuk Grant Shapps sebagai pengganti Suella. Grant menilai Truss menghadapi pertempuran besar untuk bertahan.

Dia menilai Truss gagal untuk memberikan solusi bagi pemulihan ekonomi dan politik Inggris. Setibanya di tempat kerja barunya, Shapps mengakui bahwa pemerintahan Truss mengalami masa yang sangat sulit.

Pengunduran diri Suella menambah panjang catatan kelam Truss yang baru memimpin Inggris. Anggota parlemen dari partainya yakni Konservatif semakin terpecah.

Banyak anggota parlemen dari Konservatif menilai Truss telah gagal dan harus segera diganti. Namun mereka tidak memiliki sosok yang lebih baik untuk menggantikannya.

Salah satu anggota perlemen konservatif, Charles Walker menyesali keterpilihan Truss. Menurut dia Truss hanya boneka dan dimenangkan oleh kekuatan yang ingin berkuasa.

"Saya marah pada orang-orang tak berbakat yang telah menempatkan Truss ke dalam kekuasaan, hanya karena mereka menginginkan pekerjaan. Saya pikir itu berantakan dan memalukan," katanya.

Truss yang berkuasa selama lebih dari enam minggu, telah berjuang untuk kelangsungan politiknya sejak 23 September. Dia meluncurkan anggaran mini yakni program ekonomi pemotongan pajak besar yang mengirimkan gelombang kejutan melalui pasar keuangan.

Ketidakpastian politik Inggris membuat penduduknya semakin mengkhawatirkan kenaikan inflasi dan pemotongan belanja publik.

Truss di hadapan parlemen menyesali kesalahan yang telah dia buat melalui program yang tidak tepat sasaran. Inflasi Inggris kembali di atas 10% karena melonjaknya harga pangan.

Setelah melakukan pemungutan suara mosi tidak percaya kepada Truss di parlemen berubah menjadi kekacauan karena anggota parlemen Konservatif dilema. Mosi yang diajukan oleh oposisi yakni Partai Buruh dikalahkan oleh 326 berbanding 230 suara.

Walaupun Truss menang, namun beberapa anggota parlemen mengatakan mereka marah atas taktik, atau kurangnya upaya serius untuk memperbaiki Inggris.

Hasil pemungutan suara menunjukkan puluhan anggota parlemen Konservatif tidak ikut dalam pemungutan suara, meski beberapa di antaranya sedang dalam perjalanan kerja atau sakit. Beberapa jam sebelumnya, Truss menghadapi sesi pertanyaan perdana menteri di parlemen.

Saat ditanya oleh pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer mengapa dia harus tetap berkuasa, Truss menjawab "Saya seorang pejuang dan bukan orang yang mudah menyerah. Saya sudah sangat jelas bahwa saya minta maaf, dan saya telah membuat kesalahan," kata Truss.

Jawaban itu berakhir dengan cemoohan dari Partai Buruh. "Aku siap untuk mengambil keputusan sulit," tambah Truss yang disambut tawa dan ejekan.

Dia juga mencoba menenangkan anggota parlemen atas rencana pengeluarannya di masa depan. Setelah berhari-hari ketidakpastian, dia mengatakan berkomitmen untuk meningkatkan pembayaran pensiun negara sejalan dengan tingkat inflasi.

Tetapi beberapa Anggota parlemen Konservatif seperti William Wragg mengatakan dia telah mengajukan surat tidak percaya pada Truss. Dia bergabung dengan segelintir orang lain yang meminta Truss untuk mengundurkan diri.

Mantan Menteri Sains,George Freeman, mengatakan, "cukup sudah, kabinet perlu mendapatkan kepercayaan, cepatlah mengundurkan diri". Partai Konservatif berada sekitar 30 poin di belakang Partai Buruh, menurut jajak pendapat, dan YouGov menempatkan Truss sebagai pemimpin paling tidak populer yang pernah dilacak oleh lembaga survei tersebut. (CNA/OL-13)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat