Iran Kecam Charlie Hebdo yang Terbitkan Karikatur Khamenei
![Iran Kecam Charlie Hebdo yang Terbitkan Karikatur Khamenei](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/01/30f7cb2c5f2e062becc3a5a8fd46bfe1.jpeg)
Pemerintah Iran mengecam tabloid asal Prancis, Charlie Hebdo yang menerbitkan karikatur tidak senonoh sosok yang mirip Ayatollah Ali Khamenei. Teheran menilai karya yang diklaim Paris sebagai kebebasan jurnalistik itu menghina Pemimpin Republik Islam Iran tersebut.
Majalah mingguan itu menerbitkan lusinan kartun yang mengolok-olok Khamenei. Edisi itu bagian dari dukungan Charlie Habdo terhadap demonstran anti-pemerintah.
"Tindakan menghina dan tidak senonoh dari publikasi Prancis, dalam menerbitkan kartun melawan otoritas agama dan politik tidak akan berjalan tanpa tanggapan yang efektif dan tegas," kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian.
Dia mengatakan Iran tidak akan membiarkan pemerintah Prancis melampaui batasnya. "Mereka pasti telah memilih jalan yang salah," tambahnya.
Namun dia tidak merinci tanggapan yang akan dilakukan Iran terhadap Prancis dan Charlie Habdo. Gambar satir khas Charlie Hebdo kerap menjadi kontroversi bukan hanya di dunia, bahkan di Prancis.
Gambar di edisi tersebut memuat berbagai gambaran seksual Khamenei dan sesama ulama. Kartun lain menunjukkan penggunaan hukuman mati oleh pihak berwenang sebagai taktik untuk memadamkan protes.
"Itu adalah cara untuk menunjukkan dukungan kami kepada pria dan wanita Iran yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk mempertahankan kebebasan mereka melawan teokrasi yang telah menindas mereka sejak 1979," tulis Direktur Charlie Hebdo, Laurent Sourisseau.
Menurut dia kartun yang diterbitkan memiliki manfaat untuk menentang otoritas yang diklaim sebagai pemimpin tertinggi, serta kelompok para pelayannya dan antek-antek lainnya.
Nathalie Loiseau, seorang MEP Prancis dan mantan menteri yang setia kepada Presiden Emmanuel Macron, menggambarkan tanggapan Iran sebagai ancaman terhadap Charlie Hebdo. "Biarlah sangat jelas, rejim represif dan teokratis di Teheran tidak mengajarkan apa-apa kepada Prancis," katanya.
Khamenei, penerus pemimpin revolusioner Ayatollah Ruhollah Khomeini, diangkat seumur hidup. Khomeini pada 1989 mengeluarkan dekrit agama, atau fatwa, yang memerintahkan umat Islam untuk membunuh penulis Inggris Salman Rushdie karena novelnya, The Satanic Verses, dianggap menghina agama.
Rezim Iran telah terguncang oleh protes selama tiga bulan yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, seorang Kurdi Iran. Dia ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian ketat negara untuk wanita.
Selama protes Amini, 476 orang tewas. Sebelumnya, Charlie Hebdo menerbitkan karikatur dalam edisi khusus untuk memperingati serangan mematikan di kantornya di Paris, yang menewaskan 12 orang, termasuk beberapa kartunis terkenalnya. (AFP/OL-12)
Terkini Lainnya
Surati Mahasiswa AS Pro Palestina, Khamenei: Kalian Mulai Perjuangan Terhormat
Kematian Presiden Raisi tidak Berdampak Signifikan di Iran
Iran Nyatakan Hari Berkabung 5 Hari Setelah Kecelakaan Helikopter yang Menewaskan Presiden Raisi
Presiden Iran Raisi Tewas, Siapa Dia dan Penggantinya?
Selamatkan Ibu dan Bayi yang Terjebak Salju, Petugas Medis Dipuji
Pemilu Iran Mulai Digelar
Merayakan Pemilu Berkualitas
Karpet Merah Gibran
Memilih Kenang-Kenangan Spesial dan Unik untuk Guru Tercinta
Mafia Pajak
Politik dan Sepak Bola
Menuju Pemilu 2024
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap