visitaaponce.com

Iran Kecam Charlie Hebdo yang Terbitkan Karikatur Khamenei

Iran Kecam Charlie Hebdo yang Terbitkan Karikatur Khamenei
Ilustrasi(Wion.com)

Pemerintah Iran mengecam tabloid asal Prancis, Charlie Hebdo yang menerbitkan karikatur tidak senonoh sosok yang mirip Ayatollah Ali Khamenei. Teheran menilai karya yang diklaim Paris sebagai kebebasan jurnalistik itu menghina Pemimpin Republik Islam Iran tersebut.

Majalah mingguan itu menerbitkan lusinan kartun yang mengolok-olok Khamenei. Edisi itu bagian dari dukungan Charlie Habdo terhadap demonstran anti-pemerintah.

"Tindakan menghina dan tidak senonoh dari publikasi Prancis, dalam menerbitkan kartun melawan otoritas agama dan politik tidak akan berjalan tanpa tanggapan yang efektif dan tegas," kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian.

Dia mengatakan Iran tidak akan membiarkan pemerintah Prancis melampaui batasnya. "Mereka pasti telah memilih jalan yang salah," tambahnya.

Namun dia tidak merinci tanggapan yang akan dilakukan Iran terhadap Prancis dan Charlie Habdo. Gambar satir khas Charlie Hebdo kerap menjadi kontroversi bukan hanya di dunia, bahkan di Prancis.

Gambar di edisi tersebut memuat berbagai gambaran seksual Khamenei dan sesama ulama. Kartun lain menunjukkan penggunaan hukuman mati oleh pihak berwenang sebagai taktik untuk memadamkan protes.

"Itu adalah cara untuk menunjukkan dukungan kami kepada pria dan wanita Iran yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk mempertahankan kebebasan mereka melawan teokrasi yang telah menindas mereka sejak 1979," tulis Direktur Charlie Hebdo, Laurent Sourisseau.

Menurut dia kartun yang diterbitkan memiliki manfaat untuk menentang otoritas yang diklaim sebagai pemimpin tertinggi, serta kelompok para pelayannya dan antek-antek lainnya.

Nathalie Loiseau, seorang MEP Prancis dan mantan menteri yang setia kepada Presiden Emmanuel Macron, menggambarkan tanggapan Iran sebagai ancaman terhadap Charlie Hebdo. "Biarlah sangat jelas, rejim represif dan teokratis di Teheran tidak mengajarkan apa-apa kepada Prancis," katanya.

Khamenei, penerus pemimpin revolusioner Ayatollah Ruhollah Khomeini, diangkat seumur hidup. Khomeini pada 1989 mengeluarkan dekrit agama, atau fatwa, yang memerintahkan umat Islam untuk membunuh penulis Inggris Salman Rushdie karena novelnya, The Satanic Verses, dianggap menghina agama.

Rezim Iran telah terguncang oleh protes selama tiga bulan yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, seorang Kurdi Iran. Dia ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian ketat negara untuk wanita.

Selama protes Amini, 476 orang tewas. Sebelumnya, Charlie Hebdo menerbitkan karikatur dalam edisi khusus untuk memperingati serangan mematikan di kantornya di Paris, yang menewaskan 12 orang, termasuk beberapa kartunis terkenalnya. (AFP/OL-12)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat