visitaaponce.com

Jumlah Korban Jiwa Gempa Turki-Suriah Capai 15.000 Orang

Jumlah Korban Jiwa Gempa Turki-Suriah Capai 15.000 Orang
Kantong-kantong mayat berjejer berada di luar Rumah Sakit Hatay di Turki, pada Rabu (8/2/2023).(EYLUL YASAR / AFP)

JUMLAH korban tewas akibat gempa Turki-Suriah telah meningkat menjadi lebih dari 15.000. Setidaknya 12.391 orang telah tewas di Turki, dan 2.992 di Suriah.

Masyarakat di kedua negara mengeluhkan proses evakuasi yang terbilang lambat dan harus membakar baju untuk bertahan di bawah suhu dingin.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengakui kelambanan pasukannya dalam mengevakuasi para korban bencana ini. Pasalnya medan berat, cuaca ekstrem dan kegagapan pejabat daerah menghambat upaya cepat penaggulangan bencana ini.

"Tentu saja, ada kekurangan. Kondisinya jelas untuk dilihat. Tidak mungkin siap menghadapi bencana seperti ini," kata Erdogan selama kunjungan di kota Kahramanmaras, salah satu tempat dari 10 provinsi yang paling terdampak gempa berkekuatan 7,8 magnitudo pada Senin (6/2).

Baca juga: Bantuan Kemanusiaan Tahap Pertama Indonesia Tiba di Turki

Sementara itu, suhu di kota Gaziantep, yang menjadi pusat gempa ini mencapai minus lima derajat Celcius. Banyak korban selamat dari bencana ini yang gagal mendapatkan kehangatan karena bisa berlindung di balik tenda darurat dan fasilitas minim alat pemanas.

"Ketika kami duduk, itu menyakitkan, dan saya takut terjebak di bawah puing-puing," kata warga Gaziantep Melek Halici, yang telah membungkus putrinya yang berusia dua tahun dengan selimut ketika mereka menyaksikan penyelamat bekerja hingga larut malam.

"Akhirnya, kita harus pergi ke tenda tetapi saya tidak mau. Aku tidak tahan dingin tapi aku juga tidak bisa berpikir untuk kembali ke apartemen kita," tambahnya.

Gym, masjid, sekolah, dan beberapa toko telah dibuka untuk tempat penampungan sementara bagi warga Gaziantep. Sementara ribuan orang menghabiskan malam di mobil dengan mesin menyala untuk mendapatkan suhu hangat.

"Saya tidak punya pilihan," kata seorang warga Gaziantep Suleyman Yanik, yang memilih berkemah di dalam mobil. Dia duduk dengan anaknya yang sedang bermain dengan setir, sementara istri dan anak keduanya tidur di kursi belakang.

Keluarga miskin yang telah berkemah di sekitar kastil abad keenam Gaziantep, yang rusak parah akibat gempa, mengatakan pihak berwenang tidak melakukan apa pun untuk mereka. Keluarga telah membangun rumah darurat dengan terpal dan kayu yang dibuang oleh orang lain.

"Mereka setidaknya bisa memberi kami beberapa tenda. Anak-anak kami membeku," tambah Ahmet Huseyin, ayah lima anak berusia 40 tahun yang rumah di dekatnya hampir hancur oleh getaran berkekuatan 7,8 magnitudo itu.

"Kami harus membakar bangku taman dan bahkan beberapa pakaian anak-anak. Tidak ada yang lain," katanya. (Aljazeera/Cah/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat