visitaaponce.com

Cotton Candy, Diplomasi Melawan Kekerasan terhadap Perempuan

Cotton Candy, Diplomasi Melawan Kekerasan terhadap Perempuan
Seniman Joane Win dari Regina Art tampil dalam pementasan monolog bertema kekerasan terhadap perempuan di Chicago, AS.(Ist)

DALAM rangka memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day, kelompok seni asal Yogyakarta Regina Art menggelar pertunjukan keliling sejumlah kota di Amerika Serikat dan Meksiko.

Setelah sebelumnya tampil di New York dan Mexico City, rangkaian tur Indonesia Monologue Night itu pun pentas di Indonesian Cultural Center Chicago, AS, pada Selasa (14/3) malam waktu setempat atau Rabu (15/3) pagi waktu Indonesia.

Ada banyak ruang diplomasi untuk melawan tindak kekerasan seksual terhadap perempuan. Selain turun ke jalan, menggelar pentas monolog juga bisa dilakukan. Ruang-ruang itu berlangsung di dalam negeri maupun di kancah internasional. Misi itu yang diusung Regina Art untuk melakukan diplomasi perlawanan terhadap kekerasan seksual.

"Acara-acara seperti pementasan teater ini dapat menjadi sarana diplomasi yang baik dalam mengangkat nama Indonesia ke dunia internasional," ujar Konsul Jenderal Republik Indonesia di Chicago, Meri Binsar Simorangkir menanggapi pementasan monolog Joane Win dari Regina Art yang bertajuk Cotton Candy.

Dengan penghayatan yang baik, Joane Win mampu membawakan karakter tokoh Lisa sebagai penyintas kekerasan seksual secara mendalam. Perannya mampu membuat beberapa penonton menangis terharu saat menonton pertunjukan tersebut.

Tanggapan positif juga diberikan oleh Alicia Katrina Hartono, generasi keempat pemilik Grup Djarum yang kini sedang meneruskan pendidikan Manufacturing and Design Engineering di Chicago.


Baca juga: 5 Film Indonesia Meriahkan Festival Film di Chengdu


"Ini kali pertama saya menonton monolog yang sangat intens, tema yang diangkat Cotton Candy juga sangat penting mengenai korban kekerasan seksual. Dan cara Joane Win dalam mengeksplorasi panggung saat menyampaikan cerita juga sangat efektif. Sebagai orang Indonesia saya ikut bangga," ujar Alicia.

Michelle Tedja, mahasiswi University of Illinois Chicago yang juga menjabat sebagai Vice President for Permias Chicago, menyatakan sangat suka dengan akting dan peran yang dibawakan Joane. "Pesan dan pelajaran yang disampaikan di monolog Cotton Candy sangat kuat, sangat ekpresif."

Sementara itu, Ted C Fishman, jurnalis New York Times dan penulis buku bestseller yang sempat menjadi dosen tamu di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, menyatakan tema monolog Cotton Candy relevan dengan perjuangan para penyintas kekerasan seksual.

"Suatu kehormatan saya dapat diundang ke acara Indonesia Monologue Night ini. Cotton Candy mengangkat tema yang hebat dan berani, Joane Win juga pintar membawakan cerita sehingga dapat menggetarkan hati saya," kata Fishman usai pertunjukan.

Berdasarkan catatan Komnas Perempuan pada 2023, sebanyak 457.895 kasus kekerasan terhadap perempuan terjadi di Indonesia pada 2022. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan sebelumnya. Dalam kumpulan data tersebut, data laporan kekerasan terhadap perempuan di ranah negara meningkat tajam dari tahun sebelumnya.

Untuk itu, sebagai seniman, Joane Win bersama Regina Art ingin mengambil bagian dengan terus menyuarakan tentang korban kekerasan seksual melalui karya seni pertunjukan monolog Cotton Candy. Karena para penyintas masih membutuhkan dukungan dari berbagai pihak dalam mendapatkan keadilan dan pemulihan. (RO/I-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat