visitaaponce.com

Rusia Tuding AS Sengaja Gagalkan Penyelidikan Ledakan Nord Stream

Rusia Tuding AS Sengaja Gagalkan Penyelidikan Ledakan Nord Stream
Kebocoran dari pipa gas Nord Stream 2 di dekat Norwegia pada 27 September 2022.(AFP/Handout / DANISH DEFENCE)

KEDUTAAN Besar Rusia di Washington menuding Amerika Serikat (AS) mencoba menghentikan upaya penyelidikan internasional terhadap ledakan tahun lalu yang merusak pipa gas Nord Stream. 'Negeri Paman Sam' beralasan hasil penyelidikan yang dilakukan negara-negara sekutunya atas sabotase itu telah memadai.

"Misi diplomatik Rusia mengatakan itu adalah upaya yang jelas dari pihak berwenang untuk bersembunyi di belakang sekutu, untuk melakukan segala kemungkinan guna merusak upaya mengetahui keadaan sebenarnya di balik serangan sabotase," ungkap Kedutaan Besar Rusia di Washington dalam sebuah pernyataan resmi.

Rusia menilai jaminan independensi dalam penyelidikan oleh negara-negara sekutu AS tidak dapat dipercaya. Terutama dengan mempertimbangkan penolakan untuk memberikan akses keterlibatan Rusia sebagai pemilik jaringan pipa tersebut.

Baca juga: Gedung Putih Bantah AS Dalang Sabotase Pipa Gas Nord Stream

Otoritas Jerman, Swedia, dan Denmark sedang menyelidiki ledakan bawah laut yang memicu kebocoran pada dua pipa Nord Stream di Laut Baltik, September lalu.

Rusia telah menyerukan penyelidikan internasional yang dipimpin PBB atas tindakan sabotase tersebut dan mencari siapa yang harus disalahkan. Tetapi permintaan tersebut belum didukung Dewan Keamanan PBB.

Moskow menegaskan semua negara tertarik untuk menegakkan kebenaran dan menghukum yang bertanggung jawab atas sabotase untuk mencegah serangan teroris serupa di masa depan. 

Baca juga: Putin Akan Alirkan Gas ke Eropa Lewat Turki

Kedubes Rusia mencatat bahwa media AS mengabaikan potensi kerusakan besar terhadap lingkungan akibat ledakan tersebut.

Rusia juga mengingatkan tentang ratusan ribu amunisi dengan bahan kimia beracun yang tenggelam di Laut Baltik selama Perang Dunia II. 

“Dengan mempertimbangkan kondisi (amunisi) mereka yang buruk, setiap ledakan di perairan ini mengancam untuk berubah menjadi bencana lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ungkap Kedutaan Besar Rusia di AS.

Kampanye sentimen anti-Rusia

Rusia juga mengomentari seruan untuk membentuk pengadilan khusus melawan Rusia terkait operasi militer khusus di Ukraina. Rusia menyebut seruan tersebut sebagai provokasi yang tidak ada hubungannya dengan keadilan.

"AS terus menunjukkan pengabaian total terhadap norma-norma hukum internasional demi kepentingan geopolitik mereka sendiri. Tuduhan yang keterlaluan dan tidak berdasar atas dugaan agresi, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan pelanggaran lainnya tidak lebih dari bagian kampanye Russophobia yang diorganisir oleh Washington dalam perang hibrida yang dilancarkan terhadap kita," ungkap pernyataan Kedutaan Besar Rusia di AS.

Rusia mengatakan Washington secara munafik dan sinis menahan diri dari menilai tindakan kriminal Nazi yang telah menetap di Kyiv dan telah meneror warga sipil selama bertahun-tahun. Serta tentang perannya sendiri dalam konflik di Ukraina.

"Washington terus mendukung rezim Zelensky melalui pasokan senjata mematikan yang tidak ada habisnya, akibatnya penduduk sipil terus tewas, termasuk anak-anak, dan sekolah, dan rumah sakit terus dihancurkan," lanjut pernyataan itu.

Rusia juga mempertanyakan hak AS untuk berspekulasi tentang tanggung jawab atas agresi, ketika komunitas internasional belum pulih dari konsekuensi bencana intervensi AS di Irak, Afghanistan, pengeboman Yugoslavia, dan kekejaman di Vietnam. (Anadolu Agency/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat