visitaaponce.com

Diambang Kebangkrutan, Ini Sosok Pencipta Tupperware

Diambang Kebangkrutan, Ini Sosok Pencipta Tupperware
Produk Tupperware(AFP)

PADA 1946, ahli kimia Amerika Serikat, Earl Tupper menciptakan wadah plastik yang ringan dan tidak mudah pecah yang terinspirasi oleh desain kaleng cat yang rapat. Inilah awal mula munculnya wadah penyimpanan plastik Tupperware.

Meski inovatif, temuan wadah plastik Earl Tupper yang tidak mudah pecah tidak langsung dilirik pasar. Pada awal dikenalkan ke publik, produk Tupperware tidak laku di toko.

Ternyata itu karena produk ilmuwan kelahiran 28 July 1907 yang tutup usia pada 5 Oktober 1983 itu sangat inovatif sehingga pelanggan membutuhkan demonstrasi untuk memahami cara kerjanya.

Baca juga : Tupperware Bangkrut, Sahamnya Anjlok 90% dan Bakal PHK Karyawan

Earl Tupper, ahli kimia yang menemukan Tupperware. (Dok. Tupperware)

Semua berubah ketika seorang pramuniaga bernama Brownies Wise muncul. Brownie Wise meyakini, bahwa cara mereka menjual menjadi kunci suksesnya produk inovatif tersebut di pasar dan perempuan menjadi ujung tombak yang potensial untuk itu.

"Wanita membutuhkan lebih banyak pilihan untuk mencari nafkah," ujar Brownie Wise seperti dikutip dari laman resmi Tupperware, Rabu (12/4).

Baca juga : Rekrutmen Pekerja Amerika Serikat Menurun pada Maret, Kenapa?

 Di bawah kepemimpinannya pada tahun 1950-an, Tupperware menjadi terkenal karena menawarkan kesempatan yang lebih luas kepada wanita Amerika untuk mendapatkan penghasilan, mendorong karier mereka, dan meningkatkan kepercayaan diri mereka dengan membangun kesuksesan dengan cara mereka sendiri.

"Lewat Efek Tupperware, peluang kewirausahaan kami terus meluas ke seluruh dunia, membantu wanita, pria, keluarga, dan masyarakat meningkatkan status ekonomi dan sosial mereka," kata Brownie Wise.

Usaha tidak mengkhianati hasil. Saat ini, sedikitnya da 2,9 juta anggota tenaga penjualan Tupperware di seluruh dunia.

Tupperware menjadi produk wadah penyimpanan plastik ikonik asal AS yang terkenal selama 7 dekade dan kini berada di ambang kebangkrutan menyusul merosotnya saham Tupperware hingga 90% selama setahun terakhir.

Momen kejayaan itu runtuh setelah perusahaan menyalahkan ada kendala kas yang disebabkan oleh biaya bunga yang lebih tinggi. Lalu, pada hari Senin (10/4), saham ditutup pada US$1,22 setelah turun 49,6%.

Padahal, sebelumnya, Tupperware mengalami peningkatan pesat selama dua tahun pertama pandemi covid-19, dengan harga sahamnya melonjak menjadi US$37 karena lockdown mendorong penjualan peralatan dapur. 

Direct selling di 70 negara

Tupperware dan wadah khasnya menciptakan bisnis penyimpanan makanan modern. Ini mendistribusikan produknya di hampir 70 negara, terutama melalui perwakilan independen di seluruh dunia.

Namun, merek berusia 77 tahun itu berjuang keras untuk menggoyahkan citranya yang tenang dan menarik pembeli yang lebih muda dalam menghadapi persaingan baru, sementara permintaan akan produk rumahan turun.

Produk Tupperware dijual melalui system penjualan langsung / direct selling, dimana produk Tupperware hanya dapat dibeli melalui member/salesforce resmi Tupperware yang memiliki kartu identitas resmi dari Tupperware. Selain itu produk Tupperware juga dapat dibeli melalui distributor resmi.

Untuk meningkatkan pelayanan penjualannya, Tupperware juga menyediakan website Tupperware Living Club dimana konsumen dapat membeli produk ataupun bergabung menjadi member/salesforce Tupperware. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat