visitaaponce.com

4 Negara Bahas Keselamatan Pelayaran di Selat Malaka

4 Negara Bahas Keselamatan Pelayaran di Selat Malaka
Kapal nelayan melintasi perairan Selat Malaka di Lhokseumawe, Aceh, Minggu (5/2/2017).(ANTARA/RAHMAD)

PEMERINTAH Indonesia bersama dengan pemerintah Malaysia, Singapura, dan Jepang menghadiri pertemuan membahas keselamatan pelayaran di Selat Malaka dan Selat Singapura. 

Pertemuan 3rd Extraordinary Session of Implementation Committee Meeting on the Joint Hydrographic Survey of the Straits of Malacca and Singapore itu berlangsung pada Rabu (26/7) hingga hari ini. 

Acara itu diadakan oleh Malacca Straits Council (MSC) terkait dengan implementasi peningkatan keselamatan pelayaran di Selat Malaka dan Selat Singapura yang merupakan hasil kerja sama antara Indonesia, Malaysia, Singapura, Jepang, dan MSC di bawah mekanisme Pasal 43 UNCLOS.

Pada pertemuan itu, delegasi Indonesia yang terdiri dari perwakilan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kemenhub dan Pushidrosal dipimpin oleh Kasubdit Perambuan dan Perbengkelan Direktorat Kenavigasian Ditjen Hubla Yudhonur Setyaji P.

Baca juga: Potensi Angin Kencang di Selat Malaka, Nelayan Diimbau Waspada

Yudho seperti dilansir dari Antara, mengatakan salah satu agenda penting yang juga dibahas pada pertemuan tersebut ialah rencana pelaksanaan ASEAN Hydrographic Survey Workshop yang rencananya akan dilaksanakan pada September besok di Jakarta dan akan dihadiri langsung oleh Menteri Perhubungan.

Kegiatan yang diinisiasi pada pertemuan Tripartite Technical Expert Group (TTEG) ke-39 di Langkawi, Malaysia 2014 lalu itu dibagi ke dalam dua tahap. Tahap pertama, yakni pelaksanaan survei hidrografi di lima area kritis di Selat Malaka dan Selat Singapura dan telah berhasil dilaksanakan pada 2015.

Sementara tahap kedua dilaksanakan untuk melakukan survei hidrografi di sepanjang skema pemisahan lalu lintas di laut (TSS) yang memiliki kedalaman kurang dari 30 meter. Tahap kedua dilaksanakan mulai 2017 hingga 2020 yang kemudian diperpanjang sampai 2023 karena pandemi covid-19.

Baca juga: Pelabuhan Belawan akan Dijadikan Pintu Gerbang Selat Malaka

Yudho mengatakan, proyek survei hidrografi bersama tersebut merupakan inisiatif penting untuk meningkatkan keselamatan navigasi dan perlindungan lingkungan laut di Selat Malaka dan Selat Singapura.

"Dengan melakukan survei ini, kami bisa memperoleh informasi yang akurat dan terkini tentang kondisi dasar laut dan kedalaman air di Selat Malaka dan Selat Singapura yang tentunya sangat penting untuk penyelenggaraan navigasi yang aman, pengelolaan pelabuhan serta perlindungan lingkungan laut," ujarnya.

Oleh karena itu, ia mengharapkan pertemuan kali ini dapat memberikan kesempatan bagi semua pihak yang terlibat untuk bertukar pikiran, berbagi pengalaman, dan mendiskusikan jalan ke depan untuk survei hidrografi bersama ini

"Saya yakin kerja sama kami akan menghasilkan manfaat yang nyata bagi keselamatan navigasi dan perlindungan lingkungan laut di Selat Malaka dan Singapura," kata Yudho. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat