visitaaponce.com

Zelensky Rayu NATO Terima Ukraina jadi Anggota

Zelensky Rayu NATO Terima Ukraina jadi Anggota
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta negaranya diizinkan masuk keanggotaan NATO dan Uni Eropa (UE).(AFP)

PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky terus meminta bantuan senjata di pertemuan puncak para pemimpin Eropa di Moldova. Dia juga meminta negaranya diizinkan masuk keanggotaan NATO dan Uni Eropa (UE).

Zelensky mengatakan semua negara yang berbatasan dengan Rusia harus menjadi anggota penuh kedua organisasi tersebut. "Karena Moskow mencoba menelan hanya mereka yang berada di luar ruang keamanan bersama," katanya.

Dia menyerukan lebih banyak dukungan terhadap negaranya untuk menyelamatkan nyawa dan mempercepat perdamaian. Zelensky adalah pemimpin asing pertama yang tiba di tempat tersebut.

Baca juga: Anggota Parlemen Swiss Menolak Izin Transfer Senjata ke Ukraina

KTT ini digelar di Moldova, bekas republik Soviet berpenduduk sekitar 2,6 juta orang yang berbatasan langsung dengan Ukraina. Moldova dipilih sebagai pesan nyata ke Kremlin dari UE dan negara-negara pro-Barat. Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan pada KTT tersebut, “Pertemuan kami hari ini di Moldova berbicara banyak. Negara itu berbatasan dengan Ukraina dan di sini, ancaman Rusia terlihat jelas.”

Kanselir Jerman Olaf Scholz Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak juga hadir. Sementara itu sejumlah pemimpin militer negara-negara Barat juga berkumpul di Norwegia.

Baca juga: Jerman Memupus Harapan Ukraina Gabung NATO Tahun Ini

Dalam pertemuan yang fokus membahas keanggotaan Ukraina di NATO, semua yang hadir terbelah menjadi dua kelompok. Mendukung percepatan keanggotaan Ukraina dan tidak.

Gelaran ini berlangsung hanya beberapa minggu sebelum pertemuan puncak pada pertengahan Juli di Vilnius, Lithuania. "Semua sekutu setuju bahwa Moskow tidak memiliki hak veto terhadap perluasan NATO,” kata kepala NATO Jens Stoltenberg.

NATO setuju pada 2008 bahwa Ukraina pada akhirnya akan bergabung dengan aliansi tersebut. Tetapi para pemimpin anggota aliansi ini terpecah.

Tahapan keanggotaan Ukraina juga terhenti dengan NATO tidak memberi Kyiv rencana aksi keanggotaan. Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielius Landsbergis mengatakan Kyiv telah mengalami dua invasi sambil menunggu jawaban dari NATO selama 14 tahun.

“Sudah saatnya kita benar-benar duduk dan menemukan jawaban yang sangat konkret tentang bagaimana Ukraina akan bergerak lebih dekat ke NATO dan ketika mereka menjadi anggota aliansi itu,” katanya.

Sekutu lain, seperti Jerman dan Luksemburg, menekankan risiko jika NATO buru-buru membiarkan Kyiv bergabung. Sementara Hungaria menyatakan dengan jelas aksesi Ukraina ke NATO tidak dapat menjadi agenda utama pada pertemuan puncak.

“Kebijakan pintu terbuka NATO tetap berlaku, tetapi pada saat yang sama, jelas bahwa kita tidak dapat berbicara tentang menerima anggota baru (yang) berada di tengah perang,” kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock. (Aljazeera/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat