Gelombang Panas Landa Bangladesh, Suhu Melonjak hingga 41 Derajat Celcius
![Gelombang Panas Landa Bangladesh, Suhu Melonjak hingga 41 Derajat Celcius](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/dfbf3e2dd066e582870ff7f1c15fdbc4.jpg)
GELOMBANG panas yang melanda Bangladesh memaksa otoritas setempat menutup sekolah dasar pekan ini dan menambah pemadaman listrik yang sudah sering terjadi.
Bencana alam itu memperburuk kondisi penduduk yang tidak dapat menggunakan alat penyejuk seperti kipas angin untuk mengurangi hawa panas.
Petugas setempat juga mengabarkan bahwa bantuan untuk meredam panas tidak dapat tersedia dalam waktu dekat.
Baca juga : Suhu Ekstrem Bumi Tingkatkan Risiko Kematian Mendadak pada Bayi
DIlaporkan bahwa suhu tertinggi di Bangladesh melonjak hingga hampir 41 derajat Celcius dari 32 derajat Celcius 10 hari lalu. Badan meteorologi negara itu memperingatkan bahwa udara panas tidak akan berakhir dalam waktu dekat.
Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim berkontribusi pada gelombang panas, yang terjadi lebih sering dengan intensitas lebih lama selama musim panas.
Baca juga : Tengah Melanda Asia, Ini Penjelasan BMKG tentang Penyebab dan Dampak Heatwave atau Gelombang Panas
Menteri negara urusan energi dan sumber daya mineral Nasrul Hamid mengatakan bahwa Bangladesh pemadaman listrik bisa terjadi selama dua minggu lagi karena kurangnya bahan bakar yang dibutuhkan pembangkit listrik, termasuk pembangkit listrik tenaga batu bara terbesar di negara itu.
"Karena krisis energi global dan lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya di pasar uang internasional, kami harus memangkas listrik untuk masyarakat," ujarnya pada Senin (5/6) malam.
Gelombang panas menerpa Bangladesh ketika negara itu bergulat dengan pemadaman listrik dalam beberapa bulan terakhir yang telah mengganggu perekonomian, termasuk di sektor pakaian jadi yang menyumbang lebih dari 80 persen nilai ekspor.
Warga ibu kota Dhaka, Mizanur Rahman, mengatakan bahwa cuaca panas di tengah pemadaman listrik selama berjam-jam kian menambah kesengsaraan rakyat.
Beberapa warga bahkan sampai membutuhkan perawatan medis akibat udara panas. "Kami menerima banyak pasien yang menderita serangan panas dan penyakit lain yang diakibatkan gelombang panas ini," kata seorang dokter, Shafiqul Islam.
Berkurangnya ekspor akan memperburuk cadangan dolar negara itu, yang telah anjlok hampir sepertiga dalam 12 bulan terakhir hingga April dan menyentuh level terendah dalam tujuh tahun, serta membatasi kemampuan negara itu membayar impor bahan bakar.
"Saya sangat menyesal dengan penderitaan rakyat. Saya jamin situasi ini hanya sementara. Negara akan segera kembali ke kondisi yang baik," ujar Hamid. (Reuters/Ant/Z-4)
Terkini Lainnya
Gelombang Pasang Putuskan Jalan Antarkecamatan di Nagekeo
BMKG Minta Masyarakat Pesisir Waspadai Gelombang Tinggi Sampai 4 Meter
BMKG Minta Nelayan Waspadai Gelombang Tinggi di Laut Selatan Jawa
BMKG : Waspadai Gelombang Tinggi di Penyeberangan Bali
BMKG: Waspada, Gelombang Sedang dan Banjir Rob Daerah Pesisir Jateng
Cuaca Buruk Selat Malaka Pengaruhi Harga Ikan di Aceh
Awas Longsor, 6 Daerah di Jawa Tengah Berpotensi Diguyur Hujan Lebat
83 Persen Jemaah Haji Meninggal pada 2024 Tidak Miliki Izin Resmi
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Prakiraan Cuaca Selasa 11 Juni 2024, BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah
Bumi Sedang Tidak Baik, Transisi Energi Diminta Segera Dilakukan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap