visitaaponce.com

Seorang Alumnus Serang Bekas Sekolahnya

Seorang Alumnus Serang Bekas Sekolahnya
Satu tewas dan seorang lagi terluka saat seorang pemuda melakukan penembakan di sekolah negeri Profesor Helena Kolody.(AFP)

SEORANG gadis berusia 16 tahun tewas dan seorang lainnya terluka dalam penembakan sekolah di negara bagian Parana, Brasil. Pelakunya merupakan mantan siswa sekolah menengah tersebut yang diyakini berusia sekitar 20 atau 21 tahun.

"Pelaku memasuki sekolah negeri Profesor Helena Kolody pada Senin (19/6) untuk mengambil beberapa dokumen," kata Juru Bicara sekolah yang berada di kota Cambe itu, Thiago Mossini.

Begitu berada di dalam gedung, pelaku melepaskan setidaknya selusin tembakan sebelum ditahan oleh seorang pegawai. Tersangka penyerang kemudian ditangkap oleh polisi. Seorang yang terluka, seorang remaja berusia 17 tahun, kata Rumah Sakit Universitas Londrina dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Bikin Geger! Tentara Bela Diri Jepang Tembak Tiga Rekannya Sendiri

Tim medis mengatakan meskipun perlu memasang kateter, kondisi kritis pasien tidak memungkinkan untuk dipindahkan ke ruang operasi. Ayah pemuda itu, Rodrigo Augusto, mengatakan kepada jaringan TV Globo News pada Senin (19/6) pagi, bahwa sebuah peluru masih bersarang di kepala putranya.

"Ulang tahun saya hari ini. Kami biasanya tinggal bersama sepanjang hari pada hari ulang tahun saya, dan kemudian, hari ini saya tidak bisa melakukannya di pagi hari,” kata Augusto.

Baca juga: Seorang Ibu yang Anaknya Menembak Guru Akui Kepemilikan Senjata Ilegal

Gambar yang beredar di TV dan media sosial menunjukkan puluhan mahasiswa berkumpul di luar gedung sekolah itu dengan beberapa di antara mereka menangis, saat ambulans mendekati gerbang. “Kehidupan muda lainnya diambil oleh kebencian dan kekerasan yang tidak dapat lagi kami toleransi di sekolah dan masyarakat kami,” kata Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva di akun Twitter resminya.

Menteri Kehakiman Brasil Flavio Dino mengindikasikan kejahatan ini dipicu internet. Dalam pidatonya, dia menyebut “proliferasi pesan kekerasan dan kebencian yang tidak bertanggung jawab di internet sebagai salah satu masalah paling mendesak saat ini." 

Brasil telah mengalami hampir dua lusin serangan di sekolah sejak 2000, setengahnya terjadi dalam 14 bulan terakhir. Pada 5 April, sebuah serangan di pusat penitipan anak menewaskan empat anak dan mendorong pemerintah untuk melancarkan tindakan keras yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sekitar 3.400 petugas polisi melakukan penyisiran untuk menangkap beberapa ratus orang yang dituduh menyebarkan ujaran kebencian atau memicu kekerasan di sekolah.

Lula menyebut serangan tempat penitipan anak pada saat itu sebagai tindakan kebencian dan pengecut yang tidak masuk akal. “Tidak ada rasa sakit yang lebih besar daripada keluarga yang kehilangan anak atau cucunya, terlebih lagi dalam tindakan kekerasan terhadap anak-anak yang tidak bersalah dan tidak berdaya,” tulisnya di Twitter.

Serangan penikaman pada Maret juga menyebabkan seorang guru tewas dan lima orang terluka di Sao Paulo. Tersangka penyerangan itu diduga terinspirasi oleh penembakan sekolah 2019.

Pada November 2022, tiga orang tewas dan 11 lainnya luka-luka setelah seorang mantan siswa melepaskan tembakan ke dua sekolah di negara bagian tenggara Espirito Santo. (Aljazeera/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat