visitaaponce.com

Seorang Ibu yang Anaknya Menembak Guru Akui Kepemilikan Senjata Ilegal

Seorang Ibu yang Anaknya Menembak Guru Akui Kepemilikan Senjata Ilegal
Ibu dari anak berusia enam tahun yang menembak gurunya, mengaku bersalah atas kepemilikan senjata api ilegal.(AFP)

SEORANG ibu di Amerika Serikat (AS) yang anaknya berusia enam tahun pada Januari lalu yang menembak dan melukai parah gurunya, mengaku bersalah Senin (12/6). Pasalnya ia memperoleh senjata api secara ilegal, kata jaksa federal.

Deja Taylor, ibu tersebut, menghadapi tuduhan memperoleh dan memiliki senjata api secara ilegal. Ia juga mengaku membuat pernyataan palsu pada formulir lembaga pemerintah yang diperlukan untuk pembelian senjata tersebut. Kejadian ini terjadi di negara bagian Virginia, AS bagian selatan.

Gurunya harus dirawat di rumah sakit selama dua minggu akibat luka di tangan dan dada. 

Baca juga: Jumlah Korban Tewas Bertambah dalam Penembakan di Vietnam

Jaksa federal mengungkapkan dalam pernyataan pada hari Senin bahwa Taylor telah mengaku bersalah atas tuduhan tersebut. Dengan pengakuan itu, Taylor yang dapat menghadapi hukuman penjara hingga 25 tahun.

Dalam proses pengisian formulir Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak (ATF), Taylor menyatakan tidak mengonsumsi obat terlarang. Namun, setelah dilakukan penyelidikan oleh agen federal di rumah Taylor dan rumah ibunya, serta pemeriksaan teleponnya, terungkap Taylor menggunakan mariyuana. Pernyataan jaksa mengungkapkan agen-agen tersebut menemukan sekitar 24,5 gram mariyuana, kemasan makanan berbasis mariyuana, dan peralatan penggunaan mariyuana di rumah ibunya.

Baca juga: Kasus Dokumen Rahasia Bisa Habisi Karir Politik Trump

Virginia telah melegalkan penanaman dan kepemilikan pribadi dalam jumlah kecil mariyuana, tetapi penggunaan obat tersebut masih ilegal di tingkat federal.

Pada April, jaksa setempat juga menuntut Taylor di tingkat negara bagian dengan dakwaan kelalaian anak berat dan pelanggaran ringan.

Pernyataan jaksa federal pada Senin juga meragukan pernyataan keluarga Taylor yang menyebut anaknya "menderita disabilitas akut" dan senjata api tersebut telah "dikunci" di rumah. Selama penyelidikan, tidak ditemukan kotak kunci di kedua tempat tinggal tersebut, begitu pula kunci pengunci pelatuk. Namun, sebuah pengunci laras senjata api ditemukan di rumah Taylor.

Amerika Serikat, yang memiliki sekitar 400 juta senjata api beredar, sering kali dihadapkan pada insiden penembakan di sekolah. Kejadian tragis terbaru terjadi pada akhir Maret, di mana tiga siswa berusia sembilan tahun dan tiga orang dewasa tewas dalam penembakan di sebuah sekolah Kristen swasta di Nashville, Tennessee.

Meskipun kecelakaan yang melibatkan anak-anak kecil yang dapat mengakses senjata api yang tidak terkunci di rumah mereka umum terjadi di Amerika Serikat, penembakan di sekolah yang dilakukan oleh mereka yang berusia di bawah 10 tahun jarang terjadi. Sejak tahun 1970-an, hanya tercatat sekitar 15 kejadian semacam itu dalam database yang disusun oleh peneliti Amerika Serikat, David Riedman. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat