Kasus Dokumen Rahasia Bisa Habisi Karir Politik Trump
![Kasus Dokumen Rahasia Bisa Habisi Karir Politik Trump](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/9181873dbf35077b868274509507a41a.jpg)
Mantan Jaksa Agung Amerika Serikat (AS) William Barr mengatakan Donald Trump akan menerima sanksi yang sangat berat jika betul-betul terbukti melakukan penguasaan dokumen rahasia. Jika 37 dakwaan dari kasus itu bisa dibuktikan, karir Trump di kancah politik akan habis.
"Sanksi pidana yang menuduh Trump secara ilegal menyimpan dokumen keamanan nasional yang sangat rahasia ketika ia meninggalkan jabatannya pada tahun 2021 adalah sangat, sangat memberatkan," ujar Barr.
"Seandainya setengah saja dari tuduhan itu benar, habislah Trump. Maksud saya, dakwaan ini sangat rinci."
Baca juga: Kuasa Hukum Sebut Trump Simpan Dokumen Rahasia Sebagai Kenang-Kenangan
Menurut Barr, kasus itu terjadi karena perilaku sembrono Trump yang membawa lebih dari 300 dokumen rahasia ke rumahnya di Mar-a-Lago, Florida. Padahal saat itu, ia sudah tidak memiliki hak kepemilikan dokumen karena masa jabatannya sebagai presiden telah berakhir.
“Ia benar-benar salah kalau merasa berhak memiliki dokumen-dokumen itu. Dokumen-dokumen itu adalah salah satu rahasia paling sensitif yang dimiliki negara ini," jelasnya.
Baca juga: Donald Trump Didakwa Mencuri Dokumen Rahasia dan Mengancam Keamanan Nasional
Trump, yang menyatakan dirinya tidak bersalah, beberapa kali menyimpan beberapa dokumen rahasia di kamar mandi, kamar tidur, dan ballroom. Dewan juri federal di Miami pekan lalu mengajukan 37 dakwaan terhadap Trump, menuduhnya dengan sengaja menyimpan 31 dokumen pertahanan nasional, bersama enam dakwaan lainnya, termasuk menghalangi keadilan, menyembunyikan dokumen dan membuat pernyataan palsu kepada para penyelidik pemerintah.
Sejumlah UU terkait masalah itu mengenakan ancaman penjara hingga 20 tahun. Bahkan, ada sanksi larangan menjadi pejabat publik bagi orang yang terbukti melanggar aturan-aturan itu.
Di sisi lain, Partai Republik membela Trump dan menyebut dakwaan itu adalah serangan politik. Kasus itu dibuat hanya untuk mencegahnya kembali memenangi pemilihan presiden 2024. (VoA/Z-11)
Terkini Lainnya
IHSG Ditutup makin Menguat di Atas 7.000
Mendag Lepas Ekspor Kopi ke AS Senilai USD1,48 Juta
Joe Biden Dilengserkan Usianya
Panama vs Amerika Serikat: Thomas Christiansen Senang Timnya Kalahkan Tuan Rumah Copa America
Penonton Ricuh, Foo Fighters Hentikan Konser di Birmingham Inggris
Aturan Debat Capres AS: Mikrofon Dimatikan dan tidak ada Penonton Langsung
Mantan PM Pakistan Imran Khan Divonis 10 Tahun Penjara
JK: Kalau Cuma Soal Alutsista, Apa yang Mau Dirahasiakan?
Mahfud: Data Alutsista Bukan Rahasia Negara
Jokowi: Tidak Semua Data Pertahanan Bisa Dibuka kayak Toko Kelontong
Setara Institute: Anggaran Belanja Alutsista bukan Rahasia Negara
Curi Informasi Rahasia, Spanyol Usir Dua Diplomat AS
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap