visitaaponce.com

Kritik Strategi Perang, Rusia Copot Seorang Jenderal di Ukraina

Kritik Strategi Perang, Rusia Copot Seorang Jenderal di Ukraina
Salah satu contoh kehancuran yang terjadi di Ukraina akibat serangan Rusia.(AFP )

PIMPINAN militer Moskow dilaporkan telah memberhentikan panglima Tentara Gabungan ke-58 Rusia yang ditempatkan di Ukraina selatan, Mayor Jenderal Ivan Popov. Dia memiliki keprihatinan terhadap tentara yang bertempur tanpa istirahat dan mengkritik strategi perang Rusia.

“Dia (Ivan Popov) telah dibebastugaskan dari jabatannya karena mengkritik ketidakefisienan militer Rusia di Ukraina,” kata Popov dihadapan para prajurit dalam sebuah pesan suara yang disebarkan melalui aplikasi pesan Telegram pada Rabu (12/7).

"Saya menarik perhatian pada tragedi terbesar dalam perang modern, kurangnya pengintaian artileri dan serangan balik serta banyaknya kematian dan luka-luka yang disebabkan oleh artileri musuh," kata Popov, menurut pesan yang diedarkan di saluran Telegram anggota Duma Andrei Gurulyov.

Baca juga: Khamenei: Barat Bahayakan Nyawa Rakyat Ukraina demi Industri Senjata

Popov memiliki unit bertempur di wilayah Zaporizhia, Ukraina selatan, dan mengkritik keras atasannya.

"Tentara angkatan bersenjata Ukraina tidak dapat menerobos garis depan kami, tetapi dari belakang panglima tertinggi memberikan pukulan berbahaya dengan memenggal kepala tentara pada saat yang paling kritis dan menegangkan," kata Popov dalam pesannya.

Baca juga: Lavrov: Akhir Perang di Ukraina belum Diketahui

"Saya menarik perhatian pada tragedi terbesar dalam perang modern - kurangnya pengintaian artileri dan serangan balik serta banyaknya kematian dan luka-luka yang disebabkan oleh artileri musuh," kata Popov, menurut pesan yang diedarkan di saluran Telegram anggota Duma Andrei Gurulyov.

"Tentara angkatan bersenjata Ukraina tidak dapat menerobos garis depan kami, tetapi dari belakang panglima tertinggi memberikan pukulan berbahaya dengan memenggal kepala tentara pada saat yang paling kritis dan menegangkan," kata Popov dalam pesannya.

Media Rusia, RBC, melaporkan bahwa Popov mengatakan bahwa ia harus memilih antara diam atau berbicara tentang kondisi di medan perang.

"Saya selalu jujur, sejak hari pertama saya tiba di pasukan kami. Oleh karena itu, saya dengan jujur memberi tahu Anda: situasi sulit muncul dengan otoritas senior, ketika perlu untuk tetap diam dan pengecut dan mengatakan apa yang ingin mereka dengar, atau menyebut sekop sebagai sekop. Dan atas nama Anda, atas nama semua teman militer kita yang meninggal, saya tidak punya hak untuk berbohong, jadi saya menjabarkan semua masalah yang ada saat ini di militer," RBC mengutip pernyataan Popov, menurut sebuah terjemahan.

Di antara isu-isu yang diangkat oleh Popov adalah penargetan Rusia yang tidak efektif terhadap persenjataan berat Ukraina dan kematian massal dan luka-luka saudara-saudara kita akibat artileri musuh. (AFP/fer/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat