visitaaponce.com

Lavrov Akhir Perang di Ukraina belum Diketahui

Lavrov: Akhir Perang di Ukraina belum Diketahui
Tentara Ukraina.(AFP/ARIS MESSINIS )

MENTERI Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan akhir perang di Ukraina ditentukan negara-negara Barat. Dominasi Amerika Serikat dan para sekutunya menentukan konflik yang berlangsung sejak Februari tahun lalu itu.

"Itu akan berlanjut sampai Barat meninggalkan rencananya untuk mempertahankan dominasi dan obsesinya untuk menimbulkan kekalahan strategis di Rusia melalui tangan bonekanya, Kyiv," katanya tentang konflik Ukraina.

Menurut dia, hingga saat ini belum terdapat tanda-tanda perubahan dalam posisi negara-negara Barat dalam mengakhiri perang di Ukraina. Buktinya Amerika Serikat dan negara-negara Barat lain terus memberikan persenjataan kepada Ukraina.

Baca juga: NATO Dukung Kemerdekaan Ukraina, Rusia Bombardir Kiev

"Kami melihat bagaimana Amerika dan antek-anteknya terus memompa senjata ke Ukraina dan mendorong (Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky) untuk terus berperang," paparnya.

Lavrov juga memuji kebijakan luar negeri Indonesia terkait konflik tersebut. Presiden Joko Widodo adalah pemimpin Asia pertama yang mengunjungi Moskow dan Kyiv.

Baca juga: Rusia Luncurkan Serangan Drone Terbaru di Tengah Pertemuan NATO

Lavrov mengatakan negara-negara Barat mengabaikan inisiatif yang datang dari negara-negara berkembang. Kyiv juga tidak menerima tawaran Indonesia melalui proposal Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, referendum diadakan di bagian timur Ukraina yang diduduki Rusia.

Pendukung Barat Ukraina telah mengirim senjata senilai puluhan miliar dolar untuk membantunya melawan invasi Rusia. Terpisah, para pemimpin NATO bersumpah setelah hari pertama pertemuan puncak mereka bahwa masa depan Ukraina menjadi bagian aliansi Atlantik ini.

NATO mempersingkat proses yang akhirnya harus dilalui Kyiv untuk memasuki aliansi tersebut. Tetapi mereka tidak memberikan tenggat waktu atas keanggotaan Ukraina, yang mencerminkan kekhawatiran Washington dapat terseret ke dalam konflik nuklir dengan Rusia. (AFP/Cah/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat