visitaaponce.com

Sikapi Pidato Presiden Israel, Kongres AS Terbelah

Sikapi Pidato Presiden Israel, Kongres AS Terbelah
Sebagian anggota kongres mengkritik pidato Presiden Israel Isaac Herzog, sebagian mendukungnya.(AFP)

PRESIDEN Israel Isaac Herzog berusaha meyakinkan Kongres Amerika Serikat (AS) tentang keadaan demokrasi Israel dan kekuatan hubungan AS-Israel. Ia mengakui perdebatan sengit telah membelah publik Negeri Zionis tersebut karena rencana pemangkasan kekuasaan yudikatif di bawah inisiatif Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Dia juga enggan mengakui kekerasan dan penindasan yang telah dilakukan pasukan negaranya terhadap warga Palestina. Kongres AS pun terbelah menyikapi pidatonya untuk kali kedua di lembaga ini setelah ayahnya, Chaim Herzog.

"Tuan Ketua, saya tidak melupakan kritik di antara teman-teman, termasuk beberapa yang diungkapkan oleh anggota DPR yang terhormat. Saya menghormati kritik, terutama dari teman-teman, meskipun seseorang tidak selalu harus menerimanya," kata Herzog.

Baca juga: Biden dan Herzog Bahas Ketegangan Israel di Gedung Putih

Menurut dia kritik terhadap Israel tidak boleh melewati batas menjadi negasi terhadap hak negara Israel untuk hidup. Jika melewati garis tersebut maka telah memastikan menjadi bagian dari kelompok antisemitisme.

Menurut Anggota Kongres dari Partai Republik Pramila Jayapal Israel telah menunjukan sikap sebagai negara rasis dengan tindakan selama ini di Palestina. Dia pun langsung meminta maaf atas pernyataannya tersebut dan menyatakan maksudnya ditujukan kepada Netanyahu.

Baca juga: 

AS Ungkap Rencana Rusia Menyerang Kapal Sipil di Laut Hitam, lalu Salahkan Ukraina

"Saya tidak percaya gagasan Israel sebagai sebuah bangsa adalah rasis. Namun, saya percaya bahwa pemerintah sayap kanan ekstrem Netanyahu telah terlibat dalam kebijakan rasis yang diskriminatif dan langsung dan bahwa ada rasis ekstrem yang mendorong kebijakan itu dalam kepemimpinan pemerintah saat ini," papar Jayapal.

Rashida Tlaib, satu-satunya warga Palestina-Amerika di Kongres, memboikot pidato Herzog. Dia juga mencela tindakan Netanyahu yang terus mencaplok wilayah Palestina melalui perluasan pemukiman warga Yahudi di Tepi Barat.

"Kami di sini sekali lagi menegaskan kembali dukungan Kongres untuk isu apartheid. Mengawasi kata-kata perempuan kulit berwarna yang berani berbicara tentang kebenaran, tentang penindasan," jelasnya.

Setelah pidato di Kongres, Herzog akan kembali ke Gedung Putih pada Rabu (19/7) untuk bertemu dengan Wakil Presiden Kamala Harris. Kantornya mengatakan para pemimpin akan mengumumkan bahwa kedua pemerintah berniat untuk menghabiskan US$ 70 juta selama lima tahun untuk mendukung program pertanian cerdas iklim.

Selama pertemuan di Oval Office dengan Presiden Joe Biden, Herzog berusaha meyakinkannya bahwa Israel tetap berkomitmen pada demokrasi di tengah kekhawatiran AS yang mendalam atas rencana Netanyahu untuk merombak sistem peradilan negaranya.

Banyak kelompok Yahudi Amerika dan anggota parlemen Demokrat telah menyatakan keprihatinan tentang rencana tersebut. Kunjungan Herzog terjadi beberapa minggu setelah pasukan Israel melakukan salah satu operasi paling intensif mereka di Tepi Barat yang diduduki dalam dua dekade, dengan serangan udara dan darat dua hari di Jenin, kubu militan.

Protes terhadap reformasi peradilan ala Netanyahu sudah berlangsung selama 28 minggu terakhir. Herzog menyatakan negosiasi terus dilakukan di antara publik dan juga elit untuk memastikan Israel tidak terjun ke jurang kehancuran.

"Teman-teman terkasih, bukan rahasia lagi bahwa selama beberapa bulan terakhir, orang-orang Israel telah terlibat dalam perdebatan sengit dan menyakitkan sambil menegosiasikan kembali keseimbangan kekuatan institusional kita. Dalam praktiknya, perdebatan sengit yang terjadi di rumah, bahkan saat kita berbicara, adalah penghargaan paling jelas bagi ketabahan demokrasi Israel," kata Herzog. (France24/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat