visitaaponce.com

Yunani dan Amerika Serikat Hadapi Suhu Terpanas

Yunani dan Amerika Serikat Hadapi Suhu Terpanas
Seorang pria membenamkan kepalanya ke dalam air untuk mendinginkan diri di air mancur di Piazza del Popolo di Roma, pada 18 Juli 2023.(AFP/Tiziana Fabi.)

YUNANI menghadapi gelombang terpanas di Juli dalam 50 tahun terakhir. Suhu diperkirakan melonjak di atas 40 derajat celcius (104 fahrenheit).

Gelombang panas yang memecah rekor di Amerika Serikat (AS) bagian selatan diperkirakan meluas dalam beberapa hari ke depan. Puluhan juta orang di belahan bumi utara menderita akibat panas yang menyengat pada musim panas ini. Dunia tampaknya akan mengalami Juli terpanas dalam sejarah.

Seiring dengan rekor suhu yang terus menurun, para ahli menduga perubahan iklim yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil. "Pemanasan global memainkan peran kunci dalam cuaca yang merusak," katanya.

Baca juga: Juli Bakal Jadi Bulan Terhangat Dalam Catatan Ratusan Tahun

National Weather Service (NWS) melaporkan di bagian selatan Amerika Serikat (AS), sekitar 80 juta orang Amerika akan merasakan panasnya suhu udara hingga 41 derajat celsius atau lebih pada akhir pekan ini. Suhu panas terburuk di negara ini yang mencapai 46 derajat celsius diperkirakan terjadi di Phoenix, Arizona, yang memecahkan rekor selama tiga minggu berturut-turut dengan suhu tertinggi di atas 43 derajat celsius.

Ada pemandangan yang mengerikan di kota tersebut pada Kamis ketika kebakaran hebat meletus di tempat bisnis propana, dekat bandara internasional, membuat tangki-tangki meledak ke udara. "Sayangnya, pada hari yang panas seperti ini, tangki-tangki propana ini dengan ekspansi panas, benar-benar menjadi rudal. Mereka bisa melesat hingga 500 yard (meter)," kata Kepala Pemadam Kebakaran Rob McDade kepada stasiun televisi KPHO.

Baca juga: Dua Ribu Penguin Ditemukan Mati di Pantai Uruguay

Para turis berbondong-bondong datang ke Taman Nasional Death Valley yang terletak di perbatasan antara California dan Nevada. Mereka berfoto selfie dengan tampilan suhu di luar pusat pengunjung.

Beberapa ahli meteorologi menyebut banyak orang memperkirakan fenomena itu dapat memecahkan rekor dunia 56,7 derajat celsius pada Juli 1913. Namun kemungkinan besar itu merupakan hasil dari pengukuran yang salah.

Baca juga: Lebah Irak Merana, Produksi Madu Tertekan Pemanasan Global

Terlepas dari itu, Juli 2023 akan menjadi bulan terpanas secara absolut. "Tidak hanya sejak pencatatan dimulai, tetapi juga dalam ratusan, bahkan ribuan tahun," kata ahli iklim terkemuka NASA, Gavin Schmidt.

Efeknya tidak dapat dikaitkan semata-mata dengan pola cuaca El Nino dan diperkirakan tidak menguat hingga akhir tahun ini. El Nino dikaitkan dengan pemanasan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur.

Schmidt mengatakan bahwa tren panas yang ekstrem diperkirakan terus berlanjut. " Ini alasan kita berpikir bahwa hal itu akan terus berlanjut. Maklum, kita terus melepaskan gas rumah kaca ke atmosfer," lanjutnya.

Yunani, yang sedang berjuang melawan puluhan kebakaran hutan, memperingatkan orang-orang untuk tidak keluar rumah jika tidak perlu karena suhu yang sangat panas. Suhu yang luar biasa ini juga berarti lokasi-lokasi wisata utama seperti Acropolis akan ditutup pada saat hari terpanas.

"Akhir pekan ini berisiko menjadi yang terpanas di Juli dalam 50 tahun terakhir," kata Panagiotis Giannopoulos, ahli meteorologi dari lembaga penyiaran pemerintah ERT. "Athena akan mengalami suhu di atas 40 derajat celsius selama enam hingga tujuh hari hingga akhir Juli," paparnya.

Suhu panas yang berkepanjangan seperti itu merupakan hal luar biasa bagi ibu Kota Yunani. Pada Minggu (23/7) kemungkinan besar akan membuat kota ini mengalami di bawah suhu setinggi 44 derajat celsius dengan wilayah tengah Thessalia mengalami suhu 45 derajat celsius. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat