visitaaponce.com

Amerika Tidak Jadikan Papua Nugini Pangkalan Permanen

Amerika Tidak Jadikan Papua Nugini Pangkalan Permanen
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Port Moresby, Papua Nugini, Kamis (27/7).(AFP)

MENTERI Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mengatakan bahwa pihaknya tidak sedang mencari pangkalan permanen di Papua Nugini (PNG). Meskipun ia mengumumkan pengerahan kapal penjaga pantai AS ke negara Pasifik tersebut.

"Saya hanya ingin memperjelas: Kami tidak mencari pangkalan permanen di PNG," kata Austin dalam konferensi pers di Port Moresby setelah pertemuan dengan Perdana Menteri James Marape pada Kamis (27/7).

Kunjungan Austin menjadikannya sebagai petinggi Pentagon pertama yang mengunjungi negara ini dan datang ketika AS berusaha untuk meningkatkan potensi militernya di wilayah ini di tengah persaingan ketat dengan Tiongkok.

Baca juga : Kepung Tiongkok, AS Diizinkan Gunakan Pangkalan Militer Papua Nugini

PNG dan AS menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan pada bulan Mei dan menetapkan kerangka kerja bagi Washington dengan memperbarui kebijakan pelabuhan dan bandara negara itu untuk penggunaan militer dan sipil.

Teks perjanjian tersebut menunjukkan bahwa perjanjian itu memungkinkan penempatan pasukan dan peralatan AS di PNG, dan mencakup pangkalan angkatan laut Lombrum yang sedang dikembangkan oleh Australia dan AS.

Baca juga : Para Diplomat AS akan Adakan Pertemuan Langsung dengan Kelompok Taliban

Dia mengatakan bahwa kedua negara memperdalam hubungan pertahanan yang sudah ada dan akan memodernisasi kekuatan pertahanan PNG serta meningkatkan interoperabilitas.

"Tujuan kami adalah untuk memastikan bahwa kami memperkuat kemampuan PNG untuk mempertahankan diri dan melindungi kepentingannya," tambahnya.

Dalam upaya untuk meningkatkan hubungan, sebuah kapal cutter penjaga pantai AS akan mengunjungi PNG pada bulan Agustus.

Pengerahan kapal tersebut, katanya, akan membantu negara itu menghentikan penjarahan sumber daya lautnya yang dilindungi dengan ketat, menghentikan kegiatan seperti penangkapan ikan ilegal dan perdagangan manusia.

Perjanjian pertahanan itu muncul ketika AS dan sekutunya berusaha untuk mencegah negara-negara kepulauan Pasifik dalam membentuk hubungan keamanan dengan Tiongkok. Kondisi ini menjadi sebuah kekhawatiran yang meningkat di tengah ketegangan atas Taiwan, dan setelah Beijing menandatangani pakta keamanan dengan Kepulauan Solomon.

Marape mengatakan bahwa kerja sama pertahanan dengan AS akan membangun kemampuan PNG dan bukan untuk persiapan perang. "AS tidak membutuhkan tanah PNG sebagai landasan peluncuran," katanya kepada wartawan dalam menanggapi pertanyaan.

"Mereka memiliki pangkalan di Filipina, di Korea, di tempat lain, yang lebih dekat dengan Tiongkok," tambahnya.

Parlemen PNG belum meratifikasi kesepakatan tersebut, namun perjanjian itu telah dipertanyakan oleh beberapa politisi partai oposisi yang khawatir akan membuat marah mitra dagang utama mereka, Tiongkok. Marape mengatakan bahwa pemerintahnya memprioritaskan diplomasi.

"Di Pasifik, kami tidak berbicara tentang perang, kami berbicara tentang perdamaian, toleransi, dan tentu saja, mempromosikan nilai-nilai demokrasi, kekristenan, dan hidup rukun satu sama lain. Amerika Serikat selalu menunjukkan karakter tersebut dalam jejak global mereka," pungkasnya. (Aljazeera/Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat